Now,You Are My Wife !
Author : Erva CK Fitria
Cast :Jung Hana (Aku)
Cho Kyuhyun
Genre:Romance
Leght: TWOSHOOT
Rate :PG-16
FF
inimurni pemikiran saya. Dont COPAST without MY PERMISSION. Mianhae
jika adakesamaan tokoh cerita, alur dan sebagainya. For My Friends ..
Happy Reading ^^
***
"hari ini aku akan ke apartemen Min Young. Kau mau kemana?" tanya Kyuhyun dengan pakaian yang sudah siap dan rapi.
"seperti biasa di rumah dengan perasaan yang membosankan" kataku malas.
"oh begitu. Baguslah, rumahku ada yang menjaga" kata Kyuhyun santai.
Aku
mendelik kesal sambil memencet remote tv untuk memindahkan program tv.
Apalagi ditambah program TV yang isinya tentang komedi semua. Aku sedang
tak ingin tertawa sekarang. Aku ingin acara TV bergenre thiller agar
aku bisa mempraktekannya pada orang di sampingku ini. Terbayang
dipikiranku saat kubunuh Kyuhyun dengan menyayat tubuhnya sampai menjadi
kornet. CUT !! lagipula aku takkan sejahat itu.
Kyuhyun pun
pergi tanpa salam atau pesan untukku. Aku tidak suka jika dia tak
memberitahu apa yang harus kulakukan setibanya dia di rumah nanti dia
pasti memarahiku.
"huft .. Jika dia butuh aku sebagai seorang pembantu, kenapa aku harus menjadi istrinya kalau begitu??" gerutuku kesal.
Tidak
ada gunanya juga seperti ini. Sikap Kyuhyun memangnya akan berubah
padaku? Bisa saja, tapi atas dasar apa? Yah.. Mungkin aku harus belajar
maklum walapun hatiku tak bisa.
Ting Tong..
Kudengar suara
bel. Sepertinya ada tamu. Tidak mungkin itu Kyuhyun. Ia pasti akan
menyelonong masuk begitu saja. Tapi jika pintu dikunci dia akan
menggedor pintu dengan keras.
Kulangkahkan kakiku mendekati
pintu. Knop pintu ku putar dan pintu pun terbuka. Seseorang di depan
pintu tersenyum padaku. Omo .. Itu Taemin.
"Taemin-ssi" kataku senang.
"untunglah tidak salah rumah. Annyeong, Hana-ssi" sapa Taemin sambil melambaikan kedua tangannya padaku.
"museun illiseo?" tanyaku
"ini
aku ingin memberikan hasil foto acara pernikahanmu kemarin sekalian aku
berkunjung juga padamu. Hehe. Gwaenchanayo?" tanya Taemin.
"ne.. Kajja masuklah" ajakku senang hati.
Taemin menatap tak percaya isi rumah Kyuhyun. Memang disana penuh dengan barang mahal. Tapi untukku sudah biasa melihatnya.
"suamimu sangat kaya ne?" kata Taemin dengan mata tak lepas memandang sekitarnya.
Aku
hanya tersenyum kecut. Kemudian aku mengajaknya duduk di kursi ruang
tamu. Taemin pun duduk. Aku pergi ke dapur untuk membawa minuman
untuknya dan tak lama kemudian kembali lagi.
"wah.. Gomawo. Kau sepertinya sudah mahir sekali menjadi seorang istri yang baik" puji Taemin sehingga membuatku tersipu malu.
"yah begitulah" timpalku singkat.
"dimana suamimu? Aku akan memberikan ini" Taemin menunjukan sebuah album foto.
"serahkan saja padaku. Dia sedang keluar rumah ada urusan dengan seseorang"
Taemin
mengangguk mengerti. Kami pun melanjutkan obrolan kami dengan sangat
panjang. Kami tertawa bersama saat saling berbagi pengalaman. Dengan
adanya Taemin aku tak merasakan kebosanan saat Kyuhyun pergi. Aku memang
membutuhkan teman.
"besok apa kau punya waktu?" tanya Taemin.
Aku
berpikir. Memang tak pernah ada yang kulakukan selain bersih-bersih
mungkin. Setelah itu aku hanya duduk diam menunggu sore hari datang.
"ani, wae?" tanyaku.
"kebetulan
besok aku akan mengambil gambar di Sungai Han saat ada perayaan kembang
api. Kau mau ikut? Pasti banyak pemandangan yang luar biasa disana !
Kau masih suka memotret kan?" tanya Taemin membuatku tergiur.
Memang
setelah menjadi seorang istri Cho Kyuhyun aku tak pernah menyentuh
kameraku kembali. Bahkan aku pun tak tahu apa kameraku masih berfungsi.
"bagaimana? Jika kau mau besok ku jemput" kata Taemin menawarkan.
Aku
sedikit ragu. Walaupun pernikahan aku dan Kyuhyun bisa dibilang
terpaksa, aku tak mau melanggar harga diriku sebagai istrinya. Aku mana
mungkin bisa berdua dengan namja lain. Tapi bukankah Kyuhyun juga kini
sedang bersama yeoja lain.
'kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan'
kata
itu terngiang dikepalaku sekarang. Benar, Kyuhyun sudah membebaskanku
melakukan apa yang aku mau. Berarti dia pasti diizinkan untuk pergi.
"baiklah" kataku menyetujui. Taemin tampak sumringah.
***
BRAAK
Kudengar
suara pintu terbanting. Aku menoleh ke arah itu dan kulihat Kyuhyun
datang dengan wajah yang masam. Ada apalagi sekarang? Sebelumnya pernah
seperti ini, dan dia menyalahkanku. Katanya Min Young cemburu padaku.
Dia tak suka Kyuhyun dekat denganku. Tapi apakah itu salahku? Yang
meminta menikah siapa? yang dekat juga siapa? Terkadang aku selalu di
kambing hitamkan.
Lalu sekarang apa mereka bertengkar lagi karena
aku? Entahlah, aku tak berani bertanya. Nanti bisa-bisa aku malah
dibentak oleh Kyuhyun. Kyuhyun pun kelihatannya sedang bad mood di meja
makan. Ah sudahlah jangan dipikirkan.
Tapi aku merasa tak tega
kini melihat Kyuhyun begitu. Ia hanya diam menahan emosinya. Apa aku
bertanya saja ya apa yang sebenarnya terjadi padanya?
Kuberanikan
diriku menghampirinya dengan segenap sisa kesabaranku. Semoga tak ada
pisau disini. Aku takut kesabaranku habis dan tiba-tiba aku mengambil
pisau untuk Kyuhyun. Ani .. Ani .. Kau ini berpikiran apa Hana-ya !
"Kyuhyun-ssi, museun illiseo?" tanyaku hati-hati.
Kyuhyun
hanya diam sedikit menundukan kepala. Dia sepertinya bingung akan
menceritakannya padaku atau tidak. Tak lama kemudian ia mendongak ke
arahku.
"apa urusannya denganmu?" tanya Kyuhyun sinis.
Sudah kuduga akan begini. Niat baikku saja ditanggapi sinis olehnya. Seharusnya tadi aku tidak usah bertanya saja.
"ya sudah jika kau tidak mau bercerita" kataku lalu melangkah menjauh darinya.
Benar-benar namja ini menyebalkan. Kapan ya Min Young siap sehingga aku bisa dengan secepatnya pergi dari sini.
"kau bisa bernyanyi?" tanya Kyuhyun tiba-tiba.
Langkahku terhenti. Kubalikan badanku menoleh pada Kyuhyun dengan wajah tak mengerti.
"n..ne.. Sedikit.. Wae?" tanyaku ragu.
"baguslah. Kajja"
Kyuhyun meraih tanganku dan menarikku pergi. Dia akan membawaku kemana??
***
Tempat
karaoke?? Apa yang sedang dipikirkan Kyuhyun? Apa dia sedikit
terganggu? Yaa aku dan Kyuhyun sudah memasuki ruang karaoke. Ia
mengambil remote dan memilih lagu yang akan di putar. Sebuah microphone
ia serahkan padaku dan dia juga memegang satu lagi.
"kajja kita nyanyikan lagu ini" kata Kyuhyun.
"ada apa denganmu?" tanyaku masih tak mengerti.
"mwo? Kau bilang kau bisa bernyanyi?" tanya Kyuhyun bingung.
"maksudku kenapa tiba-tiba kau seperti ini?" tanyaku lagi.
"sudah jangan bertanya dulu. Aku hanya ingin menyanyi sekarang" kata Kyuhyun mengalihkan.
Kau mendengus kesal. Selalu saja ia bersifat egois. Dia sepertinya menganggapku hanya boneka yang bisa ia lakukan sesukanya.
Alunan
musik pun terdengar. Kata kyuhyun aku yang mulai duluan. Kemudian dia.
Tapi aku tak mau menurutinya karena aku bukan pembantunya.
Tiba-tiba Kyuhyun menjitak kepalaku cukup keras sehingga aku memegangi kepalaku yang sakit.
"aish appo !" ringisku.
"PALLIWA ! Lihat musiknya sudah dimulai !" kata Kyuhyun.
Aku
mendengus kesal. Kupegangi microphone dengan emosi dan aku menyanyi
sekeras dan secempreng(?) mungkin. Rasakan saja suaraku ini, Cho Kyuhyun
!!!
Namun kulihat Kyuhyun santai-santai saja. Bahkan lebih
terlihat menikmati nyanyian dari suaraku. Kenapa dia? Aku berusaha
menjelekan suaraku lagi tapi tetap kyuhyun menikmatinya. Bahkan dia
menutup mata sambil tersenyum. Aneh sekali.
Kujitak kepalanya
untuk mempersilahkan bagiannya bernyanyi seperti apa yang ia lakukan
lagi padaku. Dia sedikit meringis tapi dengan cepat melanjutkan
bagiannya. Kudengar suaranya bagus sekali. Tapi ada suatu emosi kesal
yang kudengar. Apa ia sedang kesal dan ingin mengeluarkan semuanya
dengan ini.
Kyuhyun berdiri dari tempat duduknya. Kemudian ia
meraih tanganku untuk berdiri juga. Aku sedikit terhenyak dan menatapnya
bingung. Apa dia sudah gila? Dan sepertinya aku memang harus menobatkan
gelar gila pada Kyuhyun setelah ia mengajakku menari tidak jelas.
"ayolah, Hana-ya !" kata Kyuhyun.
"Kyu, apa kau mabuk?" tanyaku ragu.
"aku hanya ingin bersenang-senang. Kajja menari bersamaku" ajak Kyuhyun lagi.
"haha tidak usah" kataku sambil tertawa garing. Aku melangkahkan kakiku menuju kursi. Tiba-tiba..
GREP ..
Kyuhyun
menarikku ke arahnya sehingga tubuhku dan Kyuhyun sudah tak ada jarak.
Kurasakan tangan kirinya melingkar kuat di pinggangku. Wajah kami sangat
dekat dan tatapan kami pun bertemu. Sungguh detak jantungku berdetak
cepat melihat wajah Kyuhyun sedekat ini !! Wajahnya tampan sekali?? Omo !
Apa aku akan pingsan setelah ini?
"kajja kita berdansa" ucap Kyuhyun berbisik di telingaku.
Aku
meneguk ludah mendengarnya. Rasanya tubuhku gemetar dan wajahku terasa
panas. Apalagi saat jari-jari tangan kanannya menelusup masuk ke
sela-sela jari tanganku juga. Tangan kiri terlepas sesaat dari
pinggangku untuk menuntun tanganku yang satunya ke pundaknya. Kami
berdansa di tengah lagu yang berirama lambat dan indah itu. Tapi apakah
wajahku tidak seperti tomat yang matang ya sekarang ini?
***
Aku
dan Kyuhyun sekarang menuju perjalanan pulang. Kami berjalan kaki di
jalanan yang sudah lengang karena memang sudah cukup larut. Sekitar jam
11 malam. Tapi pada jam seperti inilah bintang sangat banyak di atas
langit sana. Yang paling kusuka adalah memandang langit malam yang
indah. Jika aku membawa kamera pasti kupotret sepuasnya.
Aku
menggosokkan tanganku karena keadaan udara yang sangat dingin menembus
jaketku yang tak begitu tebal. Aku menyesal tak memakai jaket tebal. Ini
semua gara-gara Kyuhyun yang langsung menarikku keluar rumah.
Berbicara
tentang kyuhyun, tadi kami bersenang-senang saat di tempat karaoke.
Kenapa? Entahlah, semua juga begitu membuatku tak mengerti. Secara
tiba-tiba dia berubah jadi orang yang menyenangkan dan gila. Baru kali
ini aku bisa tertawa terbahak-bahak melihat tingkahnya saat di karaoke
tadi. Dia berbeda sekali dari sekarang yang aku lihat. Sekarang dia
kembali jadi dirinya yang dulu. Dingin dengan wajah tak peduli.
"palliwa ! Jalanmu lambat sekali" kataku protes.
Aku sudah cukup kedinginan sekarang. Di tambah lagi jalannya yang sangat lambat.
"aku masih ingin menikmati suasana malam" kata Kyuhyun datar.
"YA!
Kau tak merasakan dingin eoh? Tubuhku saja rasanya hampir membeku"
gerutuku tak tahan. Aku melihat jalanan sekitar untuk mencari minuman
hangat.
PUK
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang hangat
menutupi tubuhku. Aku melihat Kyuhyun memakaikan mantelnya padaku. Apa
yang dilakukannya? Sungguh ini membuatku sedikit terpana padanya.
Kami
berdiri dibawah lampu penerangan sehingga bisa kulihat dengan jelas
wajahnya yang putih itu terlihat lebih cerah. Tapi ekspresinya sangat
berbeda. Dia terlihat sedih. Aku mengalihkan pandanganku saat mata
Kyuhyun menatap padaku. Sesekali kulirik ia yang menatapku terus.
"kenapa kau menatapku seperti itu?" tanyaku gugup.
"aku sedang menunggu reaksimu. Otte? Apa sekarang sudah tak dingin lagi?" tanya Kyuhyun.
Yaa
tak dingin lagi. Tapi sepertinya aku merasakan panas dari tubuhku.
Bukan karena mantel ini, tapi karena sesuatu yang aneh muncul dari hati
dan pikiranku. Ada apa denganku sebenarnya? Jangan katakan bahwa ..
ANDWAE .. !
"sudah tak dingin. Gomawo" kataku singkat.
"hmm ..
Kalau begitu kau bisa menemaniku lebih lama menikmati suasana malam ini
di luar kan?" kata Kyuhyun lalu duduk pinggiran trotoar.
Aku
menatapnya tak mengerti. Sepertinya dia ada masalah sekarang ini.
Perlahan kakiku berjalan menghampirinya kemudian aku duduk di
sampingnya. Wajahnya masih diam, dingin tanpa ekspresi apapun. Tapi
matanya terlihat sendu.
"apa ada masalah?" tanyaku.
"apa aku tadi lupa mengingatkanmu untuk tak bertanya apapun?"
Aku mengerucutkan bibirku. Lagi, niat baikku dibuang sia-sia. Mungkin lebih baik memang aku diam saja.
1 menit ...
5 menit ...
15 menit ...
Betapa
lamanya kami diam tanpa kata. Aku sesekali menatap ke arah namja di
sampingku ini. Tapi ekspresi wajah tak pernah jauh berbeda. Aku ingin
bertanya tapi tak ada gunanya.
20 menit ..
"Hoamm .."
Aku
mengantuk. Mataku sudah tidak kuat lagi diam disini. Udara dingin pun
mulai menusuk lagi tubuhku. Hmm.. Apa Kyuhyun tak merasa dingin?
"kajja kita pulang" kata Kyuhyun.
Eh? Sudah meditasinya? Tapi aku tak peduli. Yang penting pulang sekarang. Aku sudah lelah.
***
Aku
sekarang tengah bersiap-siap untuk pergi bersama Taemin. Seperti yang
telah kami janjikan sebelumnya. Aku mengecek kameraku dahulu untuk
memastikan bisa dipakai untuk mengambil gambar. Sudah lama aku tak
memakai kameraku, jadi aku takut tidak berfungsi.
Setelah siap
dengan kamera yang menggantung di leherku dan pakaianku pun sudah cocok
aku melangkahkan kaki menuju keluar kamar. Dan menunggu Taemin menjemput
sambil menonton tv.
Aku duduk di kursi untuk menonton tv. Disini
ada Kyuhyun juga sedang melakukan hal sama. Dia menoleh padaku dan
memasang wajah yang bingung.
"kau mau kemana?" tanya Kyuhyun.
"aku akan ke sungai Han" kataku.
"aku saja tak keluar rumah sedari tadi" kata Kyuhyun.
Yaa,
sejak tadi Kyuhyun tak keluar rumah. Entah kenapa padahal biasanya dia
pergi pagi hari dan pulang malam ke tempat kerja serta mengunjungi Min
Young.
"jika aku tak pergi kemana-mana, kau pun tak boleh pergi" tegas Kyuhyun.
"yah,
kenapa seperti itu? Selama kau pergi, aku tak pernah keluar rumah.
Jebal biarkan aku keluar malam ini saja. Aku ingin mengambil gambar"
kataku sambil memperlihatkan kameraku.
"bersama siapa eoh?"
"nae chingu"
"namja itu?"
aku mengangguk dan masih berharap Kyuhyun akan mengizinkan aku keluar.
"sebentar saja. Jebal .."
"kalau begitu aku ikut" kata Kyuhyun.
"MWO? Tapi kan.." kataku
"kau mau pergi atau tidak?" tanya Kyuhyun kini.
"baiklah" ucapku pasrah.
Aku
tak mengerti kenapa dia tiba-tiba ingin ikut. Aku pun mengambil
handphoneku. Ku kirim pesan singkat untuk Taemin agar dia menungguku
disana saja.
"yak, cepat ganti bajumu" kataku menatap kesal.
"aku sudah tampan dengan pakaian ini" sahut Kyuhyun.
"hhh.. Diluar sangat dingin kau perlu sweater, penutup kepala, sarung tangan dan syal" kataku.
Memang
sebentar lagi salju turun. Tapi sepertinya Kyuhyun tak peduli. Aku pun
melangkah ke kamar untuk mengambil barang-barang yang tadi kuperlukan
untuk Kyuhyun.
"ini pakai" kataku setelah kembali dari kamar.
Kyuhyun
menoleh dan menghampiriku. Ku berikan satu persatu barang-barang itu
agar ia kenakan. Saat sibuk memakai sarung tangan, kubantu dia memakai
syal di lehernya. Lalu ku pakaikan penutup kepala. Disaat inilah tatapan
kami bertemu. Sejenak kami menatap sebentar tapi dengan cepat ku
alihkan pandanganku dan membenarkan letak penutup kepalanya. Setelah
selesai, lihatlah dia seperti anak kecil dengan tampilan seperti itu.
"Kajja kita berangkat sekarang" kataku.
***
"kau datang bersama dia?" bisik Taemin di telingaku setelah melihat aku membawa Kyuhyun.
Aku hanya mengangguk. Taemin terlihat mengerjapkan mata. Mungkin di dalam pikirannya dia berkata kenapa harus ada orang ini.
"mianhae, jika dia tak ikut aku tak boleh keluar" kataku jadi tak enak.
"oh .. Gwaenchana" ucap Taemin tersenyum garing.
"YA ! Kalian sedang apa eoh?" tanya Kyuhyun bingung melihat aku dan Taemin saling berbisik.
"aniyo .. Kajja" ajak Taemin.
Kami
pun berjalan menyusuri jalan setapak. Sungai Han pun sangat terlihat
indah. Di tambah suasana taman dan orang-orang yang memenuhi sungai
terpopuler di Korea Selatan ini.
"kita ambil gambar disana" ajak Taemin menunjuk suatu tempat yang kosong.
Aku mengangguk sementara Kyuhyun hanya mengikuti saja. Hmm.. Apa dia menikmati juga?
Kami-aku
dan taemin- memotret setiap pemandangan yang ada di sungai Han.
Benar-benar sangat indah. Sementara Kyuhyun hanya duduk di atas rumput.
Sama dengan kemarin, ia memasang wajah seperti itu. Hmm.. Jika aku tak
tahu apa masalahnya, lebih baik aku menghiburnya saja.
Aku melangkah menghampiri Kyuhyun. Kutekuk kakiku untuk berjongkok di depannya.
"Kyuhyun-ssi, kau mau belajar mengambil gambar tidak?" tanyaku.
"ani.." tolak Kyuhyun.
"yah.. Kau harus mau" rengekku.
"aniyaa.." tolak Kyuhyun lagi.
"issh
.. Kajja ! Cepat berdiri. Pokoknya kau harus mengikuti apa mauku.
Selama ini kan aku mengikuti apa yang kau mau" paksaku kesal.
Kyuhyun
menatapku lemah. Akhirnya ia berdiri dan senyuman pun mengembang di
wajahku. Lalu kuberikan kameraku padanya. Kutunjukan cara memakainya dan
cara mencari gambar yang bagus memperhatikan dengan seksama. Ia pun
mulai menciptakan gambarnya sendiri.
JEPRET ..
"otte?" tanyaku melihat hasil karyanya.
"ku rasa lumayan" kata Kyuhyun.
"ini bagus, kau hebat. " pujiku senang. Kuakui dia pintar memilih pemandangan yang bagus.
Kyuhyun
tersenyum kecil. Ia pun mengambil kembali gambar denganku. Sementara
aku kini yang duduk memandangi sekitarku. Orang-orang yang datang
semakin ramai dan berbagai penjual pun jadi beragam. Menyenangkan
sekali.
Kulihat Kyuhyun dan Taemin berebut tempat yang pas untuk
mereka mengambil gambar. Tapi Kyuhyun sepertinya yang menang. Aku
terkekeh kecil melihat mereka.
Kualihkan pandanganku lagi ke arah
lain. Tapi yang kudapatkan adalah sepasang kekasih tengah duduk berdua
di pinggir sungai. Tapi yeoja itu aku tahu. Dia Min Young. Bukankah dia
yeojachingunya Kyuhyun? Kenapa dia berpegangan tangan dengan namja lain?
Mungkinkah ini yang membuat Kyuhyun terlihat sedih akhir-akhir ini?
JEPRET ..
Kilatan
cahaya kamera mengarah padaku. Issh ini pasti .. KYUHYUN? Kukira
Taemin. Kulihat Kyuhyun berjalan menghampiri dengan wajah yang senang.
Ia kemudian duduk di sampingku.
"memotret sangat menyenangkan ya?" kata Kyuhyun.
"ne, kenapa tadi kau mengambil gambarku?" protesku tak suka.
"haha .. Aku hanya aneh saja saat kau melamun begitu. Apa yang kau lihat??" tanya Kyuhyun mencari apa yang kulihat.
Kyuhyun tak boleh melihat Min Young. Dia bisa shock. Dengan cepat ku tutupi pandangan Kyuhyun ke arah Min Young.
"YA! Kenapa kau menghalangiku? Apa yang kau lihat?" tanya Kyuhyun berusaha mengawaskanku.
"eobseo .. Hanya melamun. Tak melihat apa-apa" kataku gugup. Eottohke?
Tiba-tiba
Kyuhyun berhasil menggeser tubuhku hingga terlihatlah Min Young dengan
namja lain sedang berciuman. Kyuhyun terdiam melihatnya. Aku bingung
akan melakukan apa. Kyuhyun pasti merasa sakit hati melihatnya.
Kuputuskan untuk menutup matanya dengan kedua tanganku.
"kau tak melihat apa-apa ! Tak ada apa-apa disana. Tempat itu kosong. Itu hanya bayangan di pikiranmu saja" kataku.
Kuperhatikan
dada Kyuhyun naik turun. Apa dia menangis sekarang. Namun tiba-tiba
Kyuhyun bangkit dari tempat duduknya. Kulihat telapak tanganku, ada
airmata disana.
"kyu .. Kau menangis?" gumamku.
Segera
kucari Taemin dan kutitipkan kameraku padanya. Aku pun pergi mencari
Kyuhyun. Aku setengah berlari mencarinya di tengah keramaian pengunjung.
Tapi dia hilang begitu saja. Namun tiba-tiba hujan turun. Untunglah di
dekatku berdiri ada seorang ahjumma penjual payung.
Kulangkahkan
kakiku kembali mencari Kyuhyun di tengah hujan yang lebat ini. Ia pergi
kemana sebenarnya? Menyusahkan saja. Tapi mataku menangkap Kyuhyun
sedang duduk di sebuah kursi panjang di taman. Kuhampiri namja itu lalu
kupayungi dia. Kyuhyun mendongak ke arahku namun tak lama ia mengalihkan
pandangannya kembali.
"YA ! Namja yang suka berteriak kenapa kau pergi begitu saja ?" tanyaku ketus.
Dia tak menjawab. Kulihat matanya berair. Perasaannya pasti sakit karena tadi.
"Jangan menangis" kataku lemah.
"siapa yang menangis? Dasar yeoja pabo !"
"ishh, lalu kenapa matamu berair jika bukan menangis?" tanyaku sewot.
"ini hujan"
"kenapa kau tak mau mengakui jika kau menangis? Apa ada larangan jika seorang namja menangis?"
Kyuhyun hanya diam. Perkataanku tadi mungkin ada benarnya juga untuknya. Aku menghela nafas berat.
"kajja kita pulang" ajakku.
"shireo."
"waeyo? Disini hujan"
"kau pulang saja sendiri" kata Kyuhyun sinis padaku.
Aku menatapnya. Tidak mungkin aku membiarkan dia sendiri disini. Dia pasti sedang membutuhkan seorang teman.
"shireo. Kita datang bersama dan pulang bersama" tegasku lalu diam menunggu sampai dia mau pulang.
Aku
menghadap ke depan tak memperhatikan Kyuhyun. Oh hujan kumohon
berhentilah. Tanganku cukup pegal karena memegangi payung untuk
melindungiku dan Kyuhyun. Kulihat pada Kyuhyun sekejap. Apa dia belum
mau pulang juga?
Aku meringis pelan. Tanganku benar-benar sakit.
Sudah cukup lama kami duduk seperti ini. Tanpa kata apapun. Huh .. Namun
tiba-tiba aku merasakan tanganku yang memegang payung di pegang oleh
tangan Kyuhyun. Aku menoleh ke melihat tanganku. Namun Kyuhyun terlihat
memalingkan wajah.
"jangan salah paham, aku hanya membantumu memeganginya" kata Kyuhyun.
Jujur,
aku terenyuh mendengarnya. Dia diam-diam sangat menghargaiku. Bahkan
dia baik sekali. Oh Tuhan kenapa jantungku berdetak kencang??
"kajja kita pulang" kata Kyuhyun menatap ke arahku. Sebuah senyuman kecil terbentuk di bibirnya itu.
Entah
kenapa aku melihat Kyuhyun begitu tampan. Aku pun mengangguk sambil
tersenyum padanya juga. Kyu .. Inikah dirimu yang sebenarnya?
***
Keesokan harinya ..
Perlahan
mataku terbuka.. Ahh .. Kenapa rasanya badanku panas sekali? Semua
anggota badanku bahkan terasa pegal. Kurasakan keringat di wajahku. Apa
aku sakit?
Kuedarkan pandanganku ke samping. Kulihat Kyuhyun menyimpan kompresan di jidatku. Kemudian ia menatapku yang sudah bangun.
"jangan banyak bergerak. Kau sakit" kata Kyuhyun.
"jinja? Ah pantas kepalaku pusing" kataku lemah.
"kau seharusnya bilang kau mudah sakit jika kehujanan." kata Kyuhyun dengan wajah kesal.
"kau tahu dari mana?"
"aku tahu dari appamu"
"oh begitu" sahutku.
"beruntunglah aku dalam keadaan sehat. Jika tidak kau sudah tergeletak di jalan sampai sekarang" kata Kyuhyun.
Aku menatapnya tak mengerti. Memang aku kenapa?
"kau
pingsan saat di jalan akan pulang. Kau membuatku khawatir jadi
kutanyakan pada appamu" kata Kyuhyun terlihat ragu untuk mengatakannya.
Apa ? Dia mengkhawatirkanku? Apa dia sungguh-sungguh? Oh, Cho Kyuhyun kau manis sekali. Aku jadi terharu mendengarnya.
"ya! Aku tak sekhawatir yang kau pikirkan" kata Kyuhyun dengan wajah yang menyembunyikan rasa malunya.
Aku tersenyum mengerti.
"mianhaeyo" ucap Kyuhyun tiba-tiba membuatku menatap cepat ke arahnya.
"mwo?"
"karena
aku kau seperti ini. Kau harus menerima semua akibat yang telah
kulakukan. Mengorbankan hidupmu, kebahagiaanmu, bahkan kau sakit
sekarang. Aku minta maaf atas semuanya" ucap Kyuhyun serius.
Aku menatapnya sendu. Memang itu kenyataan, tapi tak bisa kupungkiri aku mulai terbiasa.
"karena itu, kuputuskan untuk melepasmu. Hutang ayahmu kuanggap tak ada" kata Kyuhyun tersenyum tipis.
"apa maksudmu?" tanyaku tak mengerti.
"Min Young telah mengkhianatiku jadi untuk apa melanjutkan sandiwara ini" kata Kyuhyun. Bibirnya sedikit bergetar.
"lebih baik kau lanjutkan hidupmu ne? Aku tak akan melarangnya lagi" kata Kyuhyun lagi.
Aku
terdiam mendengarnya. Kenapa hatiku ini tak rela mendengarnya? Aku
merasakan ingin tetap disampingnya lebih lama. Tapi memang semua ini
hanya sandiwara dan pasti ada akhir dimana kita harus kembali pada
kenyataannya.
"Hana-ya, terima kasih" ucap Kyuhyun dengan senyumannya.
Aku menatap wajahnya lalu aku pun tersenyum. Inikah akhirnya?
***
Kubereskan
semua baju ke koperku. Semua barangku pun telah ku masukan juga. Yaa..
Untuk apa terus disini? Aku harus pergi sekarang juga agar aku terbiasa
tak tinggal di sini. Jika disini menunggu surat cerai tiba akan
membuatku semakin berat.
"hana, kau mau kemana?" tanya Kyuhyun yang menatapku bingung.
"aku akan pulang sekarang" kataku sambil terkekeh kecil.
"tapi suratnya .."
"ani .. Kau bisa mengantar ke rumahku kan? Aku sudah rindu appaku" kataku kikuk.
"oh ne, jika itu yang kau mau"
Kyuhyun tersenyum tipis. Ku tarik koperku perlahan sambil mendekat ke depan Kyuhyun.
"sampai jumpa lagi" salamku sebagai tanda perpisahan.
"ne, gomawo dan selamat tinggal, Hana-ya" ucap Kyuhyun.
Melihat wajah Kyuhyun, membuat hatiku semakin berat untuk pergi. Kenapa?
***
Beberapa hari kemudian ..
Aku
sedang menyiram tanaman di depan rumahku. Sudah beberapa hari ini aku
tak bertemu dengan Kyuhyun. Yaa setelah aku memutuskan untuk tinggal
bersama appaku, aku tak pernah tahu berita Kyuhyun bagaimana. Jujur aku
merindukan tatapan matanya, teriakannya, senyumannya, dan semua yang ada
pada Kyuhyun. Kuakui mungkin rasa cintaku pada Kyuhyun telah muncul.
Kenapa aku harus merasakannya? Ini salah, aku tak boleh mencintainya.
TINN .. TINN ..
Kudengar
suara klakson mobil di depan rumahku. Mataku menuju ke arahnya dan
kulihat sebuah mobil berhenti disana. Ya .. Dia Kyuhyun, aku mengenal
sekali mobilnya.
Kyuhyun keluar dari mobilnya sambil membawa map
di tangan kanannya. Itu pasti suratnya. Surat itu yang akan menandakan
bahwa aku dan Kyuhyun sudah tak ada hubungan apa-apa lagi. Ya ..
Akhirnya datang juga.
Kuletakan alat penyiram tanaman ke tanah dan kuhampiri Kyuhyun. Dia tersenyum padaku.
"hey, apa kabarmu?" tanya Kyuhyun memulai.
"aku baik. Kau?" tanyaku balik.
"nado"
suasana hening. Kami hanya saling tersenyum lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. Kenapa jadi canggung begini?
"itu .. Pasti" Kataku menunjuk map di tangannya.
"ne..
Ini surat cerainya. Mian aku baru mengantarnya sekarang karena ada
beberapa yang harus kupikirkan terlebih dahulu" jelas Kyuhyun.
"kau pasti sibuk. Jadi dimana aku harus menandatangan?" tanyaku.
Kyuhyun menatapku serius. Bahkan saat kucoba memegang map itu ia menjauhkannya.
"waeyo?" tanyaku tak mengerti.
"kau serius akan melakukannya?" tanya Kyuhyun.
"apa maksudmu, kyuhyun-ssi??" tanyaku lagi.
Entah, semua jadi penuh pertanyaan. Kyuhyun, kumohon jelaskan semuanya padaku. Kau membuatku semakin bingung.
"Hana-ya,
saat kau pergi dari rumahku aku jadi merasakan hal aneh pada diriku.
Aku tak mengerti kenapa. Saat itu aku merasakan hal yang kosong, sepi
seperti ada yang hilang dari hidupku. Aku tahu kau telah pulang kembali
pada ayahmu. Tapi kenapa aku harus memikirkanmu?" jelas Kyuhyun. Aku
semakin tak mengerti. Tapi aku merasakan hal yang sama.
Kyuhyun
terkekeh kecil. "setelah aku berpikir sepanjang waktu, aku merasakan aku
membutuhkanmu, aku merindukanmu, bahkan aku ingin kau terus ada
dimataku. Mungkin ini terdengar bodoh di telingamu dan terlihat aneh
dimatamu, tapi setelah kau menjagaku dengan baik, menghiburku, berusaha
melakukan apa yang kumau, aku sadar bahwa aku memang tak bisa jika
tanpamu. Aku mencintaimu Hana-ya" ucap Kyuhyun membuatku tertegun. Entah
kenapa jantungku semakin berdegup kencang. Apa tadi Kyuhyun menyatakan
perasaannya padaku?
"Hana-ya, jebal tetaplah disisiku, jadi istriku,
dan jadilah ibu dari anak-anakku nanti. Aku membutuhkan seseorang
seperti dirimu." kata Kyuhyun menatapku serius.
Aku merasa sangat bingung. Apa yang harus kulakukan? Aku pun mencintainya tapi ..
Tiba-tiba
Kyuhyun memberikan sebuah pulpen padaku. Ia menghadapkan surat cerai
itu di depan wajahku dengan kedua tangannya seperti bersiap untuk
merobek.
"aku takkan memaksamu, jika kau ingin kita berpisah maka
tandatanganilah surat ini. Tapi jika kau punya perasaan yang sama
sepertiku, bantulah aku untuk merobek surat ini" kata Kyuhyun lalu
menutup mata tak mau melihat keputusan apa yang akan kuambil.
Aku
kini dihadapkan pada pilihan yang sulit. Aku memang mencintai Kyuhyun,
kuakui itu. Tapi aku ragu, aku takut Kyuhyun menganggapku sebagai
pelarian saja dari Minyoung.
"Hana-ya, saranghae .. 1,2,3"
Aku menarik nafas panjang lalu kubuka pulpen itu dari penutupnya. Oh Tuhan , semoga ini pilihan terbaik.
"nado saranghae, Kyuhyun-ah .." ucapku lalu memegang kedua tangan kyuhyun. Aku merobek kertas itu bersama Kyuhyun.
Kami
mengatur nafas kami. Kulihat Kyuhyun masih menutup mata. Namun dia
tersenyum dan menatapku dengan senyuman di wajahnya. Tanganku masih
memegang tangannya. Perlahan kami saling tertawa dan Kyuhyun pun
memelukku erat.
"nado saranghae" ucapku masih gemetar dengan apa yang telah kulakukan tadi.
"terima
kasih. Sudah kuduga kau pasti akan memutuskan ini. Padahal aku sempat
ragu sampai ku berikan pulpen yang isinya habis" Kata Kyuhyun terkekeh.
"mwo? Kau curang !"
"itu
karena aku tak mau kau pergi. Tetap disisi, Jung Ha Na ! Saranghae ..
Mulai sekarang kau adalah Istriku. Dan akan tetap seperti itu, Selamanya
.." ucap Kyuhyun bahagia.
Aku memeluknya dengan sangat bahagia pula. Kyuhyun-ah terima kasih kau telah berhasil meyakinkanku...
The End
1 komentar:
Ff nya bagus thor maaf bru comment. Crtanya udah bagus, cuma nanti di persalam lagi tapi ini bagus dan aku suka ☺
Posting Komentar