Laman

Rabu, 29 Januari 2014

Fanfiction :: Anything for You [HyukRin's Story] (TWOSHOOT) Part 1

Title : Anything for You
Author : Erkyu a.k.a Erva Fitria
Facebook: www.facebook.com/errvaa
Leght : Twoshoot
Rating : PG-17
Genre : Hurt , Romance
Cast : Eunhyuk a.k.a Lee Hyuk Jae
Yurin a.k.a Shin Yu Rin
Taemin a.k.a Lee Taemin


author bawa FF HyukRin Couple !!! this FF is Mine !

Dont Forget RCL ne ^^



Happy Reading ^^



Anything for You ...


Shin Yurin memasuki bar di mana sahabatnya bekerja sebagai pelayan. Ia menoleh ke kanan dan ke kirin mencari keberadaan sahabatnya itu. Setelah menerawang memperhatikan seluruh ruangan akhirnya ia menemukan sosok yang ia cari tengah menulis pesanan.

“Eunhyuk-ah ... !!!” panggil Yurin sambil melambaikan tangan pada sahabatnya itu.

Seseorang bernama Eunhyuk menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Ia tersenyum pada Yurin. Yurin pun memberi kode bahwa ia menunggu di tempat biasa. Eunhyuk mengangguk mengerti.

Yurin segera pergi ke tempat biasa ia dan Eunhyuk pakai untuk mengobrol. Ruangan itu cukup dibilang sebagai ruangan privasi. Yurin duduk di kursi sambil meneguk minuman alkohol yang sudah tersedia di disana. Kali ini Yurin akan menceritakan kembali masalahnya bersama Taemin pada Eunhyuk. Ia harap Eunhyuk memberikan saran yang baik untuknya.

Tak lama kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan muncullah Eunhyuk dari balik sana. Ia lalu duduk di kursi sebelah kiri Yurin. Ia terkejut melihat Yurin meneguk minuman beralkohol. Dengan cepat ia merebut minuman di tangan Yurin itu.

“Wae ?” kata Yurin tak suka saat minuman alkoholnya direbut oleh Eunhyuk.
“kau itu tidak kuat minum. Jangan dipaksakan ! kau mau sakit?” tanya Eunhyuk

Yurin hanya diam saja dengan wajah yang sedikit ditekuk. Melihat perubahan ekspresi di wajah Yurin, tentu ia kini mengerti pasti ada masalah lagi pada Yurin.

“Taemin lagi?’ tebak Eunhyuk.
“Aku benci dia !!!” teriak Yurin frustasi.
“museun illiseo? Kajja ceritakan saja padaku” kata Eunhyuk.
“Dia akan meninggalkanku Eunhyuk-ah” ucap Yurin sambil terisak.
“apa maksudmu?” tanya Eunhyuk tak mengerti
“Taemin .. Dia akan pergi ke Washington untuk belajar kedokteran di sana” jelas Yurin.
“Bukankah itu bagus? Dia kan mengejar mimpinya sebagai dokter.” Kata Eunhyuk bingung.
“apanya yang bagus eoh ? Ini berarti aku takkan bertemu dengannya. Aku tak mau berpisah dengannya Eunhyuk-ah !” tegas Yurin.

Eunhyuk menggaruk kepalanya cukup keras. Ia bingung bagaimana caranya untuk memberi pengertian bagi Yurin. Padahal Taemin pergi ke Washington bukan tanpa alasan. Sebagai pacar yang baik, seharusnya Yurin mendukung keputusan Taemin mengejar cita-citanya. Niat Taemin juga sangat bagus.

“Yurin-ah .. Taemin ke Washington untuk menjadi seorang dokter professional seperti cita-citanya. Kau juga akan mendukung semua apa yang dilakukannya yang penting itu baik, bukan? Jadi kau harus mendukungnya. Aku yakin dia juga pasti kebali ke Korea untukmu” kata Eunhyuk
“tapi kenapa harus ke Washington? Itu sangat jauh dari sini. Di Korea banyak juga universitas yang mengajar kedokteran”
“jika memang ada kesempatan untuk ia pergi ke luar negeri yang lebih punya pengajaran baik, kenapa tidak?”
“Sudahlah kau tak memberiku solusi terbaik. Kemarikan !”

Yurin merebut kembali minuman alkohol yang ada di tangan Eunhyuk. Ia meminumnya dengan cepat sampai habis. Eunhyuk yang berusaha mencegah kini hanya bisa terdiam melihat sahabatnya itu. Memang sulit sekali mengendalikan yeoja yang satu ini jika sedang marah.

“Yurin kau kan tidak kuat minum” kata Eunhyuk khawatir.
“Diam !” kata Yurin singkat dan tegas.

***

Eunhyuk menggendong Yurin yang mabuk berat di punggungnya menuju ke rumah Yurin. Beberapa kali ia berhenti untuk membenarkan posisi Yurin yang terkadang terlalu turun sehingga membuat tubuh Yurin begitu berat saat digendong. Ia cukup lelah dan berkeringat mengantar Yurin sampai ke rumah dala keadaan seperti ini. Untunglah rumah Yurin tinggal beberapa meter lagi dari tempat ia berdiri.

Saat sampai di depan rumah Yurin. Ia langsung membuka knop pintu dan memasuki rumah itu. Yurin tinggal sendiri di Seoul dengan rumah yang cukup luas untuknya ini. Orang tuanya tinggal di Incheon untuk menemani adiknya yang masih bersekolah. Sementara Yurin sedang mengejar cita-citanya sebagai seorang balerina di Seoul.

Eunhyuk langsung menidurkan tubuh Yurin ke ranjang. Ia membenarkan posisi Yurin saat tidur agar ia lebih nyaman dan bisa beristirahat dengan baik. Kemudian Eunhyuk mengambil selimut untuk membuat tubuh Yurin lebih hangat. Sesaat Eunhyuk memperhatikan wajah Yurin yang terlihat sangat manis dikala tidur. Cukup lama matanya terus saja memperhatikan tiap lekuk wajah Yurin yang cantik. Jujur saja, Eunhyuk mencintai yeoja itu cukup lama. Bahkan ia sudah mengagumi Yurin sejak pertama kali mereka bertemu.

Eunhyuk pernah berusaha untuk menyatakan cintanya. Tapi saat dia serius ingin mengutarakannya tiba-tiba saja Yurin dan Taemin berpacaran. Walaupun saat itu hatinya sangat sakit, tapi berusaha mengerti dan ikut bahagia mendengarnya. Apalagi Taemin adalah seorang namja dari keluarga yang sangat kaya. Dia juga tampan dan pintar. Berbeda dengan Eunhyuk yang hanya seorang pelayan minuman disebuah bar.

“Yurin-ah .. kau punya namjachingu yang sempurna. Jangan bersikap seperti ini jika kau tak mau kehilangannya. Biarkan dia mengejar mimpinya dan kau menunggu sambil mewujudkan mimpimu juga jadi seorang balerina. Aku yakin suatu saat ia akan kembali padamu. Jebal .. jika kau bisa mengiklaskannya pergi ke Washington takkan ada rasa berat dan airmata darimu. Jujur, aku tak mau melihatmu menangis” ucap Eunhyuk sambil mengelus rambut Yurin.

Eunhyuk terus memperhatikan wajah, tangan, kaki dan tubuh Yurin yang tertutup selimut. Saat ini sebuah pikiran merasuk dalam diri Eunhyuk. Tiba-tiba saja terpikir dalam otaknya untuk memiliki Yurin selamanya. Sebagai lelaki ia pun ingin memperjuangkan cintanya. Perlahan tangannya memegang tangan Yurin. Dan ..

***

Yurin terbangun dari tidurnya yang sangat melelahkan. Entah kenapa seluruh tubuhnya sangat terasa sakit. Ia mencoba untuk duduk sambil memegangi kepalanya yang pusing. Ini pasti gara-gara minuman yang kemarin ia minum. Ia mencoba membuka matanya agar lebih jelas melihat ke depan. Tapi sebuah pemandangan yang tak bagus membuatnya terkejut. Seluruh pakaiannya tergeletak dimana-mana. Ia lalu melihat ke rah tubuhnya yang sudah tak terbalut benang sehelai pun. Hanya selimut yang menutupinya.

“AAAAAAAA......” teriak Yurin histeris.

Bulir-bulir airmata jatuh dari mata Yurin. Ia menangis melihat keadannya sudah seperti ini tanpa ia ketahui sedikitpun. Siapa yang melakukan ini padanya? Kenapa tega sekali melakukan ini padanya? Yurin memeluk lututnya seraya menangis dengan sangat keras. Ia kotor ...

***

Yurin berjalan mondar-mandir di depan cerminnya. Ia masih memikirkan dan mencoba apa yang terjadi kemarin malam. Tapi tetap saja tak ada bayangan apapun di dalam otaknya. Seingatnya kemarin Eunhyuklah yang mengantarnya pulang. Setelah itu tak ada lagi. Ingatannya langsung tersambung saat tadi pagi ia sudah dalam keadaan seperti itu.

“Oh Tuhan apa yang terjadi denganku?”

Yurin belum mau menyerah mengingatnya. Ia pasti merasakan sesuatu lemarin malam. Yaa.. ia merasakan seseorang memegang tangannya. Tapi tetap tak ada lagi yang muncul. Akhirnya Yurin duduk di kursi sedikit kecewa.

“Tuhan, tololng tunjukkan padaku siapa yang melakukannya?” pinta Yurin kembali menangis. Tapi Yurin tetap mencoba untuk berpikir bahwa kemarin tidak terjadi apapun.

***

Satu minggu kemudian ...

Huek .. huek .. huek ..

Yurin memuntahkan semua makanan yang baru saja ia makan. Perutnya terasa sangat mual sekali akhir-akhir ini. Semua makanan yang ia masukan kini harus keluar kembali ke westafel. Ia tak mengerti apa yang terjadi padanya sekarang. Apa mungkin ..

Tok .. tok .. tok ..

Yurin mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia lalu melihat ke cermin untuk memastikan dirinya terlihat baik-baik saja. Setelah selesai semuanya, ia lalu pergi memnghampiri pintu dan membukanya. Saat ia melihat keluar, ada seseorang berdiri dengan wajah yang tertutup oleh sebuah boneka teddy bear berwarna pink. Yurin memperhatikan orang itu sambil berusaha melihat wajahnya. Perlahan boneka itu turun ke bawah dan terlihat wajah seseorang yang sangat dicintainya. Ya .. itu Taemin.

“apa kabar chagiya?” sapa Taemin dengan wajah yang terlihat senang.
“haha .. kau mengagetkanku saja. Kukira ada namja lain yang menyukaiku. Kau jarang sekali membuat kejutan seperti ini” kata Yurin cukup terharu dan senang.
“aku ini kan namjachingumu yang romantis”

Kau tertawa geli mendengarnya. Setelah itu kau mempersilahkan Taemin untuk masuk. Kau dan Taemin duduk di ruang tamu.

“akhir-akhir ini kau selalu mengurung diri di rumah. Waeyo?” tanya Taemin bingung.
“aniyeyo .. aku hanya sedang betah saja di rumah” jawab Yurin.
“aku khawatir padamu. Apa sesuatu terjadi?”
“ani .. semua baik-baik saja”
“syukurlah .. oh iya , aku hampir lupa memberikan boneka ini padamu”

Taemin memberikan boneka yang sedari tadi dipeganginya. Yurin pun menerima boneka yang lucu itu dengan wajah yang sumringah.

“untuk apa boneka ini?” tanya Yurin
“itu untuk menemanimu”
“mwo?”
“besok aku harus ke Washington. Kau ingat kan niatku kesana waktu itu?’ tanya Taemin sedikit hati-hati.
“oh .. jadi kau serius akan kesana?” tanya Yurin lemah
“ne .. aku mohon pengertianmu. Jebal ..”
“kalau begitu pergilah, gwaenchana” ucap Yurin dengan senyum yang dipaksakan.
“Yurin-ah ..”
“kau ingin jadi dokter bukan? Aku akan mendukungmu” kata Yurin menatap Taemin penuh kesungguhan.

Taemin memandang Yurin cukup lama. Tiba-tiba ia memeluk Yurin dengan erat. Terlihat raut wajahnya sangat bahagia.

“Gomawo Yurin-ah .. aku senang kau memberiku izin. Aku janji saat aku pulang nanti aku akan melamarmu. Aku janji ..”

Yurin hanya mengangguk. Saat ini ia mengizinkan Taemin untuk pergi bukan karena ia telah siap kehilangan Taemin tapi karena ia takut terjadi sesuatu pada dirinya sehingga Taemin mungkin saja bisa membencinya. Karena itu Yurin mengikhlaskan Taemin untuk ke Washington agar dia juga bisa mencari yeoja lain selain Yurin.

***

Yurin melihat alat pemeriksa kehamilan yang ia kini sedang ia pegang. Ia menarik nafas sambil menunggu hasil yang tertera di sana. Jika dua garis berarti dia hamil. Tapi jika satu berarti ia bisa lega. Ia harap hasil yang keluar dari sana adalah satu garis.

Yurin membuka matanya dan melihat ke arah alat tadi. Namun tak lama kemudian ia terdiam. Matanya menagkap ada dua garis di alat yang ia pegang. Tubuhnya ambruk ke lantai dengan posisi duduk seakan kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya yang melemah. Akhirnya hal yang paling ia takutkan terjadi. Dua garis di alat itu telah memupuskan semua mimpinya.

“ARRGGHHH ...” teriak Yurin terisak
“Siapa yang tega membuatku seperti ini ....?????” teriak Yurin lagi.

Yurin menangis di atas lantai yang licin itu. Ia tak tahu harus bagaimana sekarang. Bahkan ia juga tak tahu siapa yang melakukan ini semua. Pada siapa ia harus meminta pertanggungjawaban?

***

Eunhyuk mengetuk pintu rumah Yurin ketika sampai di depan pintu rumah itu. Ia menunggu beberapa saat sampai ada yang membuka pintu. Tapi tak ada siapapun yang menjawab bahkan membukakan pintu untuknya. Eunhyuk mengetuk pintu lagi dan hasilnya tetap sama. Akhirnya Eunhyuk mencoba membuka pintu itu sendiri. Dan hasilnya pintu pun terbuka. Tapi kenapa tidak dikunci kalau tak ada orang?

Eunhyuk pun masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang masih bingung. Ia memperhatikan apa yang ada di dalamnya. Apa ada orang disana? Eunhyuk mencari ke dalam kamar Yurin dapur dan seluruh ruangan tidak termasuk kamar mandi. Namun justru dari kamar mandi itulah Eunhyuk mendengar suara air yang terus terjatuh. Ia pun membuka kamar mandi itu dengan perlahan.

“Yurin ...” panggil Eunhyuk.

Namun Eunhyuk terkejut melihat Yurin tengah duduk di bawah shower yang menyala air dari shower itu terus membasahi tubuh Yurin yang ada di bawahnya. Sementara Yurin hanya membenamkan kepalanya di antara lutut.

Eunhyuk dengan cepat menghampiri Yurin dan mematikan shower itu. Ia memegang bahu Yurin dan menegakkan tubuhnya untuk menghadap ke arahnya. Ia bisa melihat mata Yurin masih terbuka setengah sadar. Tubuhnya menggigil kedinginan dan bibirnya sedikit pucat.

“kau kenapa eoh??” tanya Eunhyuk khawatir.
“Eunhyuk-ah ..” kata Yurin lemah.
“waeyo??” tanya Eunhyuk lagi

Tiba-tiba Yurin menangis. Air matanya yang hangat itu kembali membasahi pipinya. Tapi Eunhyuk masih menatap tak mengerti. Sedikitnya, ia menangkap ada sesuatu yang aneh dengan Yurin.

“jebal katakan .. apa yang terjadi padamu?” tanya Eunhyuk.
“aa.. ku.. hamil Eunhyuk-ah ..” jawab Yurin akhirnya.

Eunhyuk terdiam mendengarnya. Hamil? Itulah kata yang tiba-tiba memenuhi semua pikirannya. Tapi bagaimana bisa Yurin hamil? Tiba-tiba pikirannya teringat ke kejadian malam sebelum ia pergi ke Nami. Apa mungkin karena itu? Lalu Eunhyuk harus bagaimana? Eunhyuk dengan cepat memeluk Yurin. Ia menangis sedih dengan apa yang terjadi pada Yurin saat ini. Begitupun Yurin yang masih sangat terpukul. Ia pun menangis terisak di bahu Eunhyuk.

“aku akan bertanggung jawab Yurin-ah ..” kata Eunhyuk.

Yurin terdiam mendengar perkataan Eunhyuk itu. Ia sangat tak mengerti apa maksudnya. Apa mungkin Eunhyuk tahu sesuatu?

“kau tau sesuatu?” tanya Yurin mulai curiga.
“Mianhae .. aku tak bisa mencegahnya” ucap Eunhyuk
“KAU YANG MENGHAMILIKU??” tanya Yurin dengan nada tinggi

Eunhyuk tak menjawab. Ia hanya memeluk Yurin dan terus menangis. Namun tiba-tiba Yurin melepaskan pelukan Eunhyuk darinya dan menatap Eunhyuk penuh amarah. Matanya meminta jawaban pada Eunhyuk ats semuanya. Ia butuh kepastian.

“aku akan bertanggung jawab, Yurin-ah ..”

PLAKK ..

Sebuah tamparan dari tangan Yurin mengenai pipi Eunhyuk sebelah kanan. Eunhyuk terdiam setelah tamparan itu. Sementara itu, Yurin terlihat sangat marah dan kecewa dengan pengakuan Eunhyuk padanya.

“KENAPA KAU MELAKUKAN ITU EOH ??? KAU HANCURKAN SEMUA MIMPIKU !!! KAU RUSAK SEMUANYA !! APA MAUMU??” teriak Yurin kesal.

Yurin kembali terisak dengan tatapan yang penuh kekecewaan pada Eunhyuk. Namun Eunhyuk hanya menunduk seperti membiarkan Yurin untuk menghukumnya.

“kau itu sahabatku .. kenapa kau tega melakukannya terhadapku? Apa salahku Eunhyuk-ah?” isak Yurin
“mianhae ..” ucap Eunhyuk lemah
"kau jahat sekali, Eunhyuk-ah !! Kau menghancurkan hidupku ! Mimpiku jadi seorang balerina kini harus pupus hanya karena kelakuan bodohmu" bentak Yurin sangat kesal.
"mianhae .. Yurin-ah. Aku memang bodoh. Aku minta maaf" kata Eunhyuk.

Eunhyuk bersujud di depan Yurin untuk meminta maaf. Dia sungguh merasa bersalah, seharusnya dia bisa menghentikannya. Yurin dan Eunhyuk masih menangis di kamar mandi itu.

***

Eunhyuk dan Yurin akhirnya menikah tak lama setelah Eunhyuk memutuskan untuk bertanggung jawab atas kehamilan Yurin. Tentu kedua orang tua baik itu dari Eunhyuk dan Yurin terkejut dengan pernikahan yang begitu mendadak itu. Terutama Eomma dan Appa Yurin yang tahu bahwa anak mereka sedang menjalin hubungan dengan Taemin. Namun dengan penjelasan Yurin dan Eunhyuk akhirnya mereka semua mengerti.

Namun bukan berarti semuanya selesai begitu saja. Yurin masih membenci Eunhyuk. Bahkan kata sahabat yang pernah melekat di antara mereka seperti tertutup oleh kebencian Yurin pada Eunhyuk. Kehidupan rumah tangga mereka malah seperti dua orang yang tak saling mengenal. Apapun yang dilakukan Eunhyuk selalu salah di mata Yurin. Bahkan jika Eunhyuk benar-benar melakukan kesalahan, Yurin tak segan memarahinya dengan kasar.

Tak hanya itu, saat mereka hendak tidur di kamar, Yurin tak mengizinkan Eunhyuk untuk tidur di sebelahnya. Karena itu Eunhyuk tidur di lantai hanya dengan alas kasur yang tipis. Tapi dia merasa baik-baik saja. Mungkin ini memang hukuman yang pantas untuknya. Selain itu juga, Yurin tak mau membuat makanan apapun untuk Eunhyuk. Saat ia memasak saja, dia hanya membuat untuk dirinya sendiri. Sementara Eunhyuk dibiarkan mengurusi dirinya sendiri. Seperti inikah rasa benci Yurin pada Eunhyuk?

***

Eunhyuk baru pulang dari tempat kerjanya. Ia tidak lagi bekerja di sebuah bar, tapi ia jadi seorang wakil manager di sebuah perusahaan sederhana di Seoul. Saat ia pulang, ia melihat Yurin tengah tertidur di sofa dengan tv yang dibiarkan menyala. Eunhyuk pun mematikan tv itu dan pergi ke kamar untuk mengambil selimut bagi Yurin. Ia menyelimuti Yurin dengan hati-hati agar Yurin tak terganggu.

Eunhyuk tersenyum kecil melihat wajah Yurin masih semanis dulu. Walaupun menyadari perubahan sikap Yurin padanya jauh berbeda. Sebenarnya Eunhyuk juga tak tega melihat Yurin seperti ini. Tapi ini sudah terlanjur terjadi.

"aku tahu kau benci padaku. Tapi aku akan berusaha sekuat mungkin menebus kesalahanku walaupun aku juga tahu kesalahanku sangat tidak mungkin untuk kau maafkan, Yurin-ah" ucap Eunhyuk.

Eunhyuk duduk di lantai dengan terus menatap Yurin yang tengah tertidur.

Keesokan harinya saat Yurin terbangun, ia baru sadar ia tidur di sofa malam tadi. Ia mengedarkan pandangan kesekelilingnya namun tatapannya terhenti pada Eunhyuk yang tertidur dengan posisi duduk di lantai. Tangan Eunhyuk memegang tangannya dan tangan yang satu lagi memegang perut Yurin. Yurin cukup tersentuh melihat Eunhyuk sangat serius menjaganya. Tapi itu masih tak menghilangkan rasa bencinya. Ia pun melepas tangan Eunhyuk darinya.

***

Usia kehamilan Yurin kini memasuki umur 6 bulan. Perut Yurin pun mulai terlihat besar. Yurin memang terlihat sekali tak mau dengan kehamilannya itu, tapi ia tetap menyayangi bayinya. Begitu pun Eunhyuk. Meskipun ia tak bisa setiap waktu mengelus perut Yurin untuk menunjukkan rasa sayangnya, tapi jika ia punya kesempatan meskipun dia harus bangun tengah malam ia akan menunjukan rasa sayangnya pada bayi itu.

Dari semua itu, Yurin masih bersikap dingin pada Eunhyuk. Tapi tak sedingin pada awal-awal mereka menikah. Semakin kesini, Yurin mulai bisa bersikap biasa. Tidak mudah marah-marah dan berbicara kasar pada Eunhyuk. Setidaknya itu suatu peningkatan bagi Eunhyuk.

Suatu malam saat Yurin sedang menonton acara tv kesukaannya, tiba-tiba saja Yurin teringat pada Eunhyuk yang belum juga pulang dari tempat kerjanya. Di luar juga sedang hujan yang sangat lebat. Handphone Eunhyuk juga tak bisa dihubungi. Padahal Eunhyuk selalu pulang tepat waktu dan ia selalu menghubungi Yurin untuk mengetahui keadaannya. Tapi kenapa malam ini begitu tak ada kabar?

Yurin bangun dari tempat duduknya. Ia melangkah mendekati jendela untuk melihat keadaan di luar. Masih tak ada tanda-tanda bahwa Eunhyuk pulang. Namun tak lama setelah itu, muncul Eunhyuk yang sedang membuka gerbang. Tampak namja itu buru-buru masuk ke dalam rumah sambil memayungi sesuatu seperti kereta.

Yurin pun segera menghampiri pintu dan membukakan pintu itu untuk Eunhyuk. Tampak di luar Eunhyuk sedang mengeringkan jasnya yang basah. Eunhyuk menoleh pada Yurin yang ada di ambang pintu, menatap ke arahnya. Ia pun tersenyum pada Yurin.

“neo ... kenapa baru pulang?” tanya Yurin pelan
“kau mengkhawatirkanku?” tanya Eunhyuk

Yurin hanya diam dengan tatapan yang dingin terhadap Eunhyuk.

“mm .. aku mampir ke toko bayi dulu tadi. Dan lihat ini kereta bayi untuk baby di dalam perutmu itu” jawab Eunhyuk akhirnya.

Yurin melihat kereta bayi yang ada di belakang Eunhyuk. Ia sedikit terharu melihatnya karena Eunhyuk harus berhujan-hujanan demi membeli kereta ini. Sebuah senyuman kecil pun tergurat di wajah Yurin.

“masuklah .. aku sedang mengeringkan jasku dulu. Kau tak boleh kedinginan” kata Eunhyuk.

Yurin melihat ke arah Eunhyuk sebentar. Ia pun masuk ke dalam rumah sesuai yang diperintahkan Eunhyuk padanya. Saat itu Yurin baru mengembangkan senyumannya. Terlihat sekali kebahagiaan di wajah Yurin saat itu. Sementara itu Eunhyuk terlihat sibuk mengeringkan jas di luar sambil bersenandung kecil.

***

Hari ini adalah hari libur untuk Eunhyuk. Jadi dia bisa menemani Yurin di rumah. Ia sadar selama ia bekerja ia jarang menemani Yurin di rumah. Padahal ia sudah berjanji pada dirinya akan terus memperhatikan perkembangan Yurin. Mungkin dua bulan sebelum Yurin melahirkan, Eunhyuk akan mulai cuti kerja.

Eunhyuk membawa dua kaleng cat ke suatu ruangan kosong yang ada di rumahnya. Ia menyimpan kaleng itu di lantai dan memperhatikan ruangan yang rencananya akan ia buat sebagai kamar bayinya dan Yurin.

“Di cat bagaimana ya??”

Eunhyuk terus memperhatikan ruangan itu sambil berpikir. Ia masih bingung motif apa yang akan dia gambar di dinding itu agar kamar anaknya nanti akan terlihat lebih menarik untuk seorang bayi.

“Mungkin jika temanya kebun binatang akan bagus.” Kata Eunhyuk akhirnya mendapat ide.

Eunhyuk segera membuka kaleng yang tadi ia bawa dan mempersiapkan kuasnya. Ia siap untuk mengecat kamar sekarang ...

Sementara itu Yurin baru bangun tidur. Ia berusaha untuk duduk walaupun matanya terlihat masih terpejam. Yurin sedikit membuka matanya dan menoleh ke arah jam. Matanya terbelalak melihat sekarang sudah jam 11 pagi.

“kenapa aku bangun seterlambat ini?” gerutu Yurin lalu beranjak dari tempat tidurnya.

Yurin melangkah ke kamar mandi. Namun langkahnya terhenti saat tak melihat Eunhyuk di tempat tidurnya. Itu berarti Eunhyuk sengaja tak membangunkannya. Yurin pun hanya mengangkat kedua bahunya lalu melangkah kembali ke kamar mandi.

Kini Yurin sedang menyisir rambutnya yang basah. Tubuhnya kembali segar setelah tadi mandi dengan aroma wewangian. Namun tiba-tiba terdengar suara aneh di lantai atas. Yurin mendongak ke atas. Suara itu cukup keras. Apa mungkin itu tikus?

Yurin segera merapikan rambutnya dan pergi ke lantai atas untuk melihat apa yang terjadi. Ia menaiki tangga dengan tak melepas tatapannya pada suatu ruangan yang terbuka. Saat ia sampai di depan ruangan itu, ia cukup terkejut melihat Eunhyuk dengan wajah penuh cat sedang berjongkok melihat sesuatu di bawah. Yurin pun memasuki ruangan itu untuk menghampiri Eunhyuk, namun saat ia ad di dalam ia terlihat takjub dengan apa yang ada di sekelilingnya.

“ini pekerjaanmu?” tanya Yurin dengan mata yang tak lepas mengamati sekelilingnya.

Eunhyuk mendongak ke arah Yurin. Ia tersenyum lebar melihat Yurin ada disini melihat hasil kerjanya. Kemudian Eunhyuk berdiri lalu menghela nafas. Ia harap Yurin suka dengan desain dinding yang penuh dengan gambar binatang yang dibuatnya.

“ne .. bagaimana menurutmu?” tanya Eunhyuk.
“untuk apa?” tanya Yurin lagi.
“aku cat khusus sebagai kamar untuk bayi kita nanti. Hehe” jawab Eunhyuk.

Eunhyuk menggaruk kepala bagian belakangnya yang sebenarnya tak gatal sambil meunggu pendapat Yurin. Kenapa ia merasa sangat gugup sekali? Namun, kegugupannya menghilang setelah Eunhyuk melihat senyuman di wajah Yurin. Apa mungkin Yurin menyukainya?

“ini bagus. Aku menyukainya” kata Yurin
“syukurlah .. aku senang kau menyukainya.”

Yurin dan Eunhyuk saling melempar senyumannya. Namun tak lama kemudian mereka terlihat salah tingkah. Apa yang terjadi?

“ah .. aku pergi ke bawah dulu” kata Yurin
“oke, aku akan membereskannya sedikit lagi. Nanti kau lihat lagi dan pastikan kau lebih menyukainya” kata Eunhyuk.

Yurin hanya mengangguk dengan senyuman kecilnya. Ia lalu berbalik dan pergi ke lantai bawah. Eunhyuk yang masih berada di dalam ruangan itu terlihat sangat senang. Ia pun semakin bersemangat untuk menyelesaikan hasil karyanya itu.

***

Eunhyuk turun dari tangga menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tangannya yang penuh dengan cat. Setelah dari kamar mandi ia melangkah ke atas untuk membereskan semua perlengkapan yang tadi ia pakai untuk mengecat.

“Eunhyuk-ah ..” panggil Yurin

Eunhyuk berhenti dan menoleh ke arah Yurin. Namun Yurin malah terlihat ragu saat itu.

“mwo?” tanya Eunhyuk
“mm .. bagaimana kalau kau makan dulu” kata Yurin
“mwo?” Eunhyuk terlihat sedikit terkejut dengan tawaran Yurin padanya tadi.
“aku sudah memasak untukmu. Kalau kau tak mau apa” ucap Yurin cepat.

“aku mau” kata Eunhyuk sumringah.

Eunhyuk dan Yurin sudah ada di meja makan. Eunhyuk menatap makanan yang sudah dihidangkan Yurin untuknya. Sungguh ia terlihat sangat tak percaya Yurin menghidangkan makan untuknya setelah beberapa bulan ini mereka menikah. Apa mungkin Yurin sudah mulai bisa menerimanya?

“makanlah ..” ucap Yurin mempersilahkan.

Eunhyuk mengangguk sambil tersenyum. Ia mulai menyendokkan satu sendok makanan itu ke dalam mulut dan mengunyahnya. Sejenak Eunhyuk merasakan makanan yang sangat enak dilidahnya itu. Namun perlahan butiran air mata jatuh dari mata Eunhyuk. Tentu Yurin bingung melihat Eunhyuk seperti itu. Apa makanannya tak enak?

“kau kenapa? Apa tidak enak?” tanya Yurin.
“aniyo .. ini enak sekali .. aku hanya terharu akhirnya aku bisa mencoba makananmu Yurin-ah .. Terima kasih ..” ucap Eunhyuk bahagia.

Eunhyuk memakan kembali makanan di piringnya dengan sangat lahap. Beberapa kali ia menghapus air matanya itu agar tak jatuh ke makanannya. Sementara itu Yurin terus memperhatikan Eunhyuk. Ia sadar selama ini ia selalu bersikap dingin pada suaminya itu sendiri. Bahkan tak peduli dengan adanya Eunhyuk. Tapi mungkin mulai sekarang Yurin mulai bisa menerima Eunhyuk. Sebuah senyuman pun kembali terbentuk di wajah Yurin.



To Be Continued .. ^^

Tidak ada komentar: