Title : Anything for You
Author : Erkyu a.k.a Erva Fitria
Facebook: www.facebook.com/errvaa
Leght : Twoshoot
Rating : PG-17
Genre : Hurt , Romance
Cast : Eunhyuk a.k.a Lee Hyuk Jae
Yurin a.k.a Shin Yu Rin
Taemin a.k.a Lee Taemin
author bawa FF HyukRin Couple !!! this FF is Mine !
Dont Forget RCL ne ^^
Happy Reading ^^
Anything for You ...
Shin
Yurin memasuki bar di mana sahabatnya bekerja sebagai pelayan. Ia
menoleh ke kanan dan ke kirin mencari keberadaan sahabatnya itu. Setelah
menerawang memperhatikan seluruh ruangan akhirnya ia menemukan sosok
yang ia cari tengah menulis pesanan.
“Eunhyuk-ah ... !!!” panggil Yurin sambil melambaikan tangan pada sahabatnya itu.
Seseorang
bernama Eunhyuk menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Ia tersenyum
pada Yurin. Yurin pun memberi kode bahwa ia menunggu di tempat biasa.
Eunhyuk mengangguk mengerti.
Yurin segera pergi ke tempat
biasa ia dan Eunhyuk pakai untuk mengobrol. Ruangan itu cukup dibilang
sebagai ruangan privasi. Yurin duduk di kursi sambil meneguk minuman
alkohol yang sudah tersedia di disana. Kali ini Yurin akan menceritakan
kembali masalahnya bersama Taemin pada Eunhyuk. Ia harap Eunhyuk
memberikan saran yang baik untuknya.
Tak lama kemudian,
pintu ruangan itu terbuka dan muncullah Eunhyuk dari balik sana. Ia lalu
duduk di kursi sebelah kiri Yurin. Ia terkejut melihat Yurin meneguk
minuman beralkohol. Dengan cepat ia merebut minuman di tangan Yurin itu.
“Wae ?” kata Yurin tak suka saat minuman alkoholnya direbut oleh Eunhyuk.
“kau itu tidak kuat minum. Jangan dipaksakan ! kau mau sakit?” tanya Eunhyuk
Yurin
hanya diam saja dengan wajah yang sedikit ditekuk. Melihat perubahan
ekspresi di wajah Yurin, tentu ia kini mengerti pasti ada masalah lagi
pada Yurin.
“Taemin lagi?’ tebak Eunhyuk.
“Aku benci dia !!!” teriak Yurin frustasi.
“museun illiseo? Kajja ceritakan saja padaku” kata Eunhyuk.
“Dia akan meninggalkanku Eunhyuk-ah” ucap Yurin sambil terisak.
“apa maksudmu?” tanya Eunhyuk tak mengerti
“Taemin .. Dia akan pergi ke Washington untuk belajar kedokteran di sana” jelas Yurin.
“Bukankah itu bagus? Dia kan mengejar mimpinya sebagai dokter.” Kata Eunhyuk bingung.
“apanya yang bagus eoh ? Ini berarti aku takkan bertemu dengannya. Aku tak mau berpisah dengannya Eunhyuk-ah !” tegas Yurin.
Eunhyuk
menggaruk kepalanya cukup keras. Ia bingung bagaimana caranya untuk
memberi pengertian bagi Yurin. Padahal Taemin pergi ke Washington bukan
tanpa alasan. Sebagai pacar yang baik, seharusnya Yurin mendukung
keputusan Taemin mengejar cita-citanya. Niat Taemin juga sangat bagus.
“Yurin-ah
.. Taemin ke Washington untuk menjadi seorang dokter professional
seperti cita-citanya. Kau juga akan mendukung semua apa yang
dilakukannya yang penting itu baik, bukan? Jadi kau harus mendukungnya.
Aku yakin dia juga pasti kebali ke Korea untukmu” kata Eunhyuk
“tapi kenapa harus ke Washington? Itu sangat jauh dari sini. Di Korea banyak juga universitas yang mengajar kedokteran”
“jika memang ada kesempatan untuk ia pergi ke luar negeri yang lebih punya pengajaran baik, kenapa tidak?”
“Sudahlah kau tak memberiku solusi terbaik. Kemarikan !”
Yurin
merebut kembali minuman alkohol yang ada di tangan Eunhyuk. Ia
meminumnya dengan cepat sampai habis. Eunhyuk yang berusaha mencegah
kini hanya bisa terdiam melihat sahabatnya itu. Memang sulit sekali
mengendalikan yeoja yang satu ini jika sedang marah.
“Yurin kau kan tidak kuat minum” kata Eunhyuk khawatir.
“Diam !” kata Yurin singkat dan tegas.
***
Eunhyuk
menggendong Yurin yang mabuk berat di punggungnya menuju ke rumah
Yurin. Beberapa kali ia berhenti untuk membenarkan posisi Yurin yang
terkadang terlalu turun sehingga membuat tubuh Yurin begitu berat saat
digendong. Ia cukup lelah dan berkeringat mengantar Yurin sampai ke
rumah dala keadaan seperti ini. Untunglah rumah Yurin tinggal beberapa
meter lagi dari tempat ia berdiri.
Saat sampai di depan
rumah Yurin. Ia langsung membuka knop pintu dan memasuki rumah itu.
Yurin tinggal sendiri di Seoul dengan rumah yang cukup luas untuknya
ini. Orang tuanya tinggal di Incheon untuk menemani adiknya yang masih
bersekolah. Sementara Yurin sedang mengejar cita-citanya sebagai seorang
balerina di Seoul.
Eunhyuk langsung menidurkan tubuh
Yurin ke ranjang. Ia membenarkan posisi Yurin saat tidur agar ia lebih
nyaman dan bisa beristirahat dengan baik. Kemudian Eunhyuk mengambil
selimut untuk membuat tubuh Yurin lebih hangat. Sesaat Eunhyuk
memperhatikan wajah Yurin yang terlihat sangat manis dikala tidur. Cukup
lama matanya terus saja memperhatikan tiap lekuk wajah Yurin yang
cantik. Jujur saja, Eunhyuk mencintai yeoja itu cukup lama. Bahkan ia
sudah mengagumi Yurin sejak pertama kali mereka bertemu.
Eunhyuk
pernah berusaha untuk menyatakan cintanya. Tapi saat dia serius ingin
mengutarakannya tiba-tiba saja Yurin dan Taemin berpacaran. Walaupun
saat itu hatinya sangat sakit, tapi berusaha mengerti dan ikut bahagia
mendengarnya. Apalagi Taemin adalah seorang namja dari keluarga yang
sangat kaya. Dia juga tampan dan pintar. Berbeda dengan Eunhyuk yang
hanya seorang pelayan minuman disebuah bar.
“Yurin-ah ..
kau punya namjachingu yang sempurna. Jangan bersikap seperti ini jika
kau tak mau kehilangannya. Biarkan dia mengejar mimpinya dan kau
menunggu sambil mewujudkan mimpimu juga jadi seorang balerina. Aku yakin
suatu saat ia akan kembali padamu. Jebal .. jika kau bisa
mengiklaskannya pergi ke Washington takkan ada rasa berat dan airmata
darimu. Jujur, aku tak mau melihatmu menangis” ucap Eunhyuk sambil
mengelus rambut Yurin.
Eunhyuk terus memperhatikan wajah,
tangan, kaki dan tubuh Yurin yang tertutup selimut. Saat ini sebuah
pikiran merasuk dalam diri Eunhyuk. Tiba-tiba saja terpikir dalam
otaknya untuk memiliki Yurin selamanya. Sebagai lelaki ia pun ingin
memperjuangkan cintanya. Perlahan tangannya memegang tangan Yurin. Dan
..
***
Yurin terbangun dari tidurnya yang
sangat melelahkan. Entah kenapa seluruh tubuhnya sangat terasa sakit. Ia
mencoba untuk duduk sambil memegangi kepalanya yang pusing. Ini pasti
gara-gara minuman yang kemarin ia minum. Ia mencoba membuka matanya agar
lebih jelas melihat ke depan. Tapi sebuah pemandangan yang tak bagus
membuatnya terkejut. Seluruh pakaiannya tergeletak dimana-mana. Ia lalu
melihat ke rah tubuhnya yang sudah tak terbalut benang sehelai pun.
Hanya selimut yang menutupinya.
“AAAAAAAA......” teriak Yurin histeris.
Bulir-bulir
airmata jatuh dari mata Yurin. Ia menangis melihat keadannya sudah
seperti ini tanpa ia ketahui sedikitpun. Siapa yang melakukan ini
padanya? Kenapa tega sekali melakukan ini padanya? Yurin memeluk
lututnya seraya menangis dengan sangat keras. Ia kotor ...
***
Yurin
berjalan mondar-mandir di depan cerminnya. Ia masih memikirkan dan
mencoba apa yang terjadi kemarin malam. Tapi tetap saja tak ada bayangan
apapun di dalam otaknya. Seingatnya kemarin Eunhyuklah yang
mengantarnya pulang. Setelah itu tak ada lagi. Ingatannya langsung
tersambung saat tadi pagi ia sudah dalam keadaan seperti itu.
“Oh Tuhan apa yang terjadi denganku?”
Yurin
belum mau menyerah mengingatnya. Ia pasti merasakan sesuatu lemarin
malam. Yaa.. ia merasakan seseorang memegang tangannya. Tapi tetap tak
ada lagi yang muncul. Akhirnya Yurin duduk di kursi sedikit kecewa.
“Tuhan,
tololng tunjukkan padaku siapa yang melakukannya?” pinta Yurin kembali
menangis. Tapi Yurin tetap mencoba untuk berpikir bahwa kemarin tidak
terjadi apapun.
***
Satu minggu kemudian ...
Huek .. huek .. huek ..
Yurin
memuntahkan semua makanan yang baru saja ia makan. Perutnya terasa
sangat mual sekali akhir-akhir ini. Semua makanan yang ia masukan kini
harus keluar kembali ke westafel. Ia tak mengerti apa yang terjadi
padanya sekarang. Apa mungkin ..
Tok .. tok .. tok ..
Yurin
mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia lalu melihat ke cermin
untuk memastikan dirinya terlihat baik-baik saja. Setelah selesai
semuanya, ia lalu pergi memnghampiri pintu dan membukanya. Saat ia
melihat keluar, ada seseorang berdiri dengan wajah yang tertutup oleh
sebuah boneka teddy bear berwarna pink. Yurin memperhatikan orang itu
sambil berusaha melihat wajahnya. Perlahan boneka itu turun ke bawah dan
terlihat wajah seseorang yang sangat dicintainya. Ya .. itu Taemin.
“apa kabar chagiya?” sapa Taemin dengan wajah yang terlihat senang.
“haha
.. kau mengagetkanku saja. Kukira ada namja lain yang menyukaiku. Kau
jarang sekali membuat kejutan seperti ini” kata Yurin cukup terharu dan
senang.
“aku ini kan namjachingumu yang romantis”
Kau tertawa geli mendengarnya. Setelah itu kau mempersilahkan Taemin untuk masuk. Kau dan Taemin duduk di ruang tamu.
“akhir-akhir ini kau selalu mengurung diri di rumah. Waeyo?” tanya Taemin bingung.
“aniyeyo .. aku hanya sedang betah saja di rumah” jawab Yurin.
“aku khawatir padamu. Apa sesuatu terjadi?”
“ani .. semua baik-baik saja”
“syukurlah .. oh iya , aku hampir lupa memberikan boneka ini padamu”
Taemin memberikan boneka yang sedari tadi dipeganginya. Yurin pun menerima boneka yang lucu itu dengan wajah yang sumringah.
“untuk apa boneka ini?” tanya Yurin
“itu untuk menemanimu”
“mwo?”
“besok aku harus ke Washington. Kau ingat kan niatku kesana waktu itu?’ tanya Taemin sedikit hati-hati.
“oh .. jadi kau serius akan kesana?” tanya Yurin lemah
“ne .. aku mohon pengertianmu. Jebal ..”
“kalau begitu pergilah, gwaenchana” ucap Yurin dengan senyum yang dipaksakan.
“Yurin-ah ..”
“kau ingin jadi dokter bukan? Aku akan mendukungmu” kata Yurin menatap Taemin penuh kesungguhan.
Taemin memandang Yurin cukup lama. Tiba-tiba ia memeluk Yurin dengan erat. Terlihat raut wajahnya sangat bahagia.
“Gomawo Yurin-ah .. aku senang kau memberiku izin. Aku janji saat aku pulang nanti aku akan melamarmu. Aku janji ..”
Yurin
hanya mengangguk. Saat ini ia mengizinkan Taemin untuk pergi bukan
karena ia telah siap kehilangan Taemin tapi karena ia takut terjadi
sesuatu pada dirinya sehingga Taemin mungkin saja bisa membencinya.
Karena itu Yurin mengikhlaskan Taemin untuk ke Washington agar dia juga
bisa mencari yeoja lain selain Yurin.
***
Yurin
melihat alat pemeriksa kehamilan yang ia kini sedang ia pegang. Ia
menarik nafas sambil menunggu hasil yang tertera di sana. Jika dua garis
berarti dia hamil. Tapi jika satu berarti ia bisa lega. Ia harap hasil
yang keluar dari sana adalah satu garis.
Yurin membuka
matanya dan melihat ke arah alat tadi. Namun tak lama kemudian ia
terdiam. Matanya menagkap ada dua garis di alat yang ia pegang. Tubuhnya
ambruk ke lantai dengan posisi duduk seakan kakinya tak mampu lagi
menopang tubuhnya yang melemah. Akhirnya hal yang paling ia takutkan
terjadi. Dua garis di alat itu telah memupuskan semua mimpinya.
“ARRGGHHH ...” teriak Yurin terisak
“Siapa yang tega membuatku seperti ini ....?????” teriak Yurin lagi.
Yurin
menangis di atas lantai yang licin itu. Ia tak tahu harus bagaimana
sekarang. Bahkan ia juga tak tahu siapa yang melakukan ini semua. Pada
siapa ia harus meminta pertanggungjawaban?
***
Eunhyuk
mengetuk pintu rumah Yurin ketika sampai di depan pintu rumah itu. Ia
menunggu beberapa saat sampai ada yang membuka pintu. Tapi tak ada
siapapun yang menjawab bahkan membukakan pintu untuknya. Eunhyuk
mengetuk pintu lagi dan hasilnya tetap sama. Akhirnya Eunhyuk mencoba
membuka pintu itu sendiri. Dan hasilnya pintu pun terbuka. Tapi kenapa
tidak dikunci kalau tak ada orang?
Eunhyuk pun masuk ke
dalam rumah dengan perasaan yang masih bingung. Ia memperhatikan apa
yang ada di dalamnya. Apa ada orang disana? Eunhyuk mencari ke dalam
kamar Yurin dapur dan seluruh ruangan tidak termasuk kamar mandi. Namun
justru dari kamar mandi itulah Eunhyuk mendengar suara air yang terus
terjatuh. Ia pun membuka kamar mandi itu dengan perlahan.
“Yurin ...” panggil Eunhyuk.
Namun
Eunhyuk terkejut melihat Yurin tengah duduk di bawah shower yang
menyala air dari shower itu terus membasahi tubuh Yurin yang ada di
bawahnya. Sementara Yurin hanya membenamkan kepalanya di antara lutut.
Eunhyuk
dengan cepat menghampiri Yurin dan mematikan shower itu. Ia memegang
bahu Yurin dan menegakkan tubuhnya untuk menghadap ke arahnya. Ia bisa
melihat mata Yurin masih terbuka setengah sadar. Tubuhnya menggigil
kedinginan dan bibirnya sedikit pucat.
“kau kenapa eoh??” tanya Eunhyuk khawatir.
“Eunhyuk-ah ..” kata Yurin lemah.
“waeyo??” tanya Eunhyuk lagi
Tiba-tiba
Yurin menangis. Air matanya yang hangat itu kembali membasahi pipinya.
Tapi Eunhyuk masih menatap tak mengerti. Sedikitnya, ia menangkap ada
sesuatu yang aneh dengan Yurin.
“jebal katakan .. apa yang terjadi padamu?” tanya Eunhyuk.
“aa.. ku.. hamil Eunhyuk-ah ..” jawab Yurin akhirnya.
Eunhyuk
terdiam mendengarnya. Hamil? Itulah kata yang tiba-tiba memenuhi semua
pikirannya. Tapi bagaimana bisa Yurin hamil? Tiba-tiba pikirannya
teringat ke kejadian malam sebelum ia pergi ke Nami. Apa mungkin karena
itu? Lalu Eunhyuk harus bagaimana? Eunhyuk dengan cepat memeluk Yurin.
Ia menangis sedih dengan apa yang terjadi pada Yurin saat ini. Begitupun
Yurin yang masih sangat terpukul. Ia pun menangis terisak di bahu
Eunhyuk.
“aku akan bertanggung jawab Yurin-ah ..” kata Eunhyuk.
Yurin terdiam mendengar perkataan Eunhyuk itu. Ia sangat tak mengerti apa maksudnya. Apa mungkin Eunhyuk tahu sesuatu?
“kau tau sesuatu?” tanya Yurin mulai curiga.
“Mianhae .. aku tak bisa mencegahnya” ucap Eunhyuk
“KAU YANG MENGHAMILIKU??” tanya Yurin dengan nada tinggi
Eunhyuk
tak menjawab. Ia hanya memeluk Yurin dan terus menangis. Namun
tiba-tiba Yurin melepaskan pelukan Eunhyuk darinya dan menatap Eunhyuk
penuh amarah. Matanya meminta jawaban pada Eunhyuk ats semuanya. Ia
butuh kepastian.
“aku akan bertanggung jawab, Yurin-ah ..”
PLAKK ..
Sebuah
tamparan dari tangan Yurin mengenai pipi Eunhyuk sebelah kanan. Eunhyuk
terdiam setelah tamparan itu. Sementara itu, Yurin terlihat sangat
marah dan kecewa dengan pengakuan Eunhyuk padanya.
“KENAPA KAU MELAKUKAN ITU EOH ??? KAU HANCURKAN SEMUA MIMPIKU !!! KAU RUSAK SEMUANYA !! APA MAUMU??” teriak Yurin kesal.
Yurin
kembali terisak dengan tatapan yang penuh kekecewaan pada Eunhyuk.
Namun Eunhyuk hanya menunduk seperti membiarkan Yurin untuk
menghukumnya.
“kau itu sahabatku .. kenapa kau tega melakukannya terhadapku? Apa salahku Eunhyuk-ah?” isak Yurin
“mianhae ..” ucap Eunhyuk lemah
"kau
jahat sekali, Eunhyuk-ah !! Kau menghancurkan hidupku ! Mimpiku jadi
seorang balerina kini harus pupus hanya karena kelakuan bodohmu" bentak
Yurin sangat kesal.
"mianhae .. Yurin-ah. Aku memang bodoh. Aku minta maaf" kata Eunhyuk.
Eunhyuk
bersujud di depan Yurin untuk meminta maaf. Dia sungguh merasa
bersalah, seharusnya dia bisa menghentikannya. Yurin dan Eunhyuk masih
menangis di kamar mandi itu.
***
Eunhyuk dan
Yurin akhirnya menikah tak lama setelah Eunhyuk memutuskan untuk
bertanggung jawab atas kehamilan Yurin. Tentu kedua orang tua baik itu
dari Eunhyuk dan Yurin terkejut dengan pernikahan yang begitu mendadak
itu. Terutama Eomma dan Appa Yurin yang tahu bahwa anak mereka sedang
menjalin hubungan dengan Taemin. Namun dengan penjelasan Yurin dan
Eunhyuk akhirnya mereka semua mengerti.
Namun bukan
berarti semuanya selesai begitu saja. Yurin masih membenci Eunhyuk.
Bahkan kata sahabat yang pernah melekat di antara mereka seperti
tertutup oleh kebencian Yurin pada Eunhyuk. Kehidupan rumah tangga
mereka malah seperti dua orang yang tak saling mengenal. Apapun yang
dilakukan Eunhyuk selalu salah di mata Yurin. Bahkan jika Eunhyuk
benar-benar melakukan kesalahan, Yurin tak segan memarahinya dengan
kasar.
Tak hanya itu, saat mereka hendak tidur di kamar,
Yurin tak mengizinkan Eunhyuk untuk tidur di sebelahnya. Karena itu
Eunhyuk tidur di lantai hanya dengan alas kasur yang tipis. Tapi dia
merasa baik-baik saja. Mungkin ini memang hukuman yang pantas untuknya.
Selain itu juga, Yurin tak mau membuat makanan apapun untuk Eunhyuk.
Saat ia memasak saja, dia hanya membuat untuk dirinya sendiri. Sementara
Eunhyuk dibiarkan mengurusi dirinya sendiri. Seperti inikah rasa benci
Yurin pada Eunhyuk?
***
Eunhyuk baru pulang
dari tempat kerjanya. Ia tidak lagi bekerja di sebuah bar, tapi ia jadi
seorang wakil manager di sebuah perusahaan sederhana di Seoul. Saat ia
pulang, ia melihat Yurin tengah tertidur di sofa dengan tv yang
dibiarkan menyala. Eunhyuk pun mematikan tv itu dan pergi ke kamar untuk
mengambil selimut bagi Yurin. Ia menyelimuti Yurin dengan hati-hati
agar Yurin tak terganggu.
Eunhyuk tersenyum kecil melihat
wajah Yurin masih semanis dulu. Walaupun menyadari perubahan sikap Yurin
padanya jauh berbeda. Sebenarnya Eunhyuk juga tak tega melihat Yurin
seperti ini. Tapi ini sudah terlanjur terjadi.
"aku tahu
kau benci padaku. Tapi aku akan berusaha sekuat mungkin menebus
kesalahanku walaupun aku juga tahu kesalahanku sangat tidak mungkin
untuk kau maafkan, Yurin-ah" ucap Eunhyuk.
Eunhyuk duduk di lantai dengan terus menatap Yurin yang tengah tertidur.
Keesokan
harinya saat Yurin terbangun, ia baru sadar ia tidur di sofa malam
tadi. Ia mengedarkan pandangan kesekelilingnya namun tatapannya terhenti
pada Eunhyuk yang tertidur dengan posisi duduk di lantai. Tangan
Eunhyuk memegang tangannya dan tangan yang satu lagi memegang perut
Yurin. Yurin cukup tersentuh melihat Eunhyuk sangat serius menjaganya.
Tapi itu masih tak menghilangkan rasa bencinya. Ia pun melepas tangan
Eunhyuk darinya.
***
Usia kehamilan Yurin
kini memasuki umur 6 bulan. Perut Yurin pun mulai terlihat besar. Yurin
memang terlihat sekali tak mau dengan kehamilannya itu, tapi ia tetap
menyayangi bayinya. Begitu pun Eunhyuk. Meskipun ia tak bisa setiap
waktu mengelus perut Yurin untuk menunjukkan rasa sayangnya, tapi jika
ia punya kesempatan meskipun dia harus bangun tengah malam ia akan
menunjukan rasa sayangnya pada bayi itu.
Dari semua itu,
Yurin masih bersikap dingin pada Eunhyuk. Tapi tak sedingin pada
awal-awal mereka menikah. Semakin kesini, Yurin mulai bisa bersikap
biasa. Tidak mudah marah-marah dan berbicara kasar pada Eunhyuk.
Setidaknya itu suatu peningkatan bagi Eunhyuk.
Suatu malam
saat Yurin sedang menonton acara tv kesukaannya, tiba-tiba saja Yurin
teringat pada Eunhyuk yang belum juga pulang dari tempat kerjanya. Di
luar juga sedang hujan yang sangat lebat. Handphone Eunhyuk juga tak
bisa dihubungi. Padahal Eunhyuk selalu pulang tepat waktu dan ia selalu
menghubungi Yurin untuk mengetahui keadaannya. Tapi kenapa malam ini
begitu tak ada kabar?
Yurin bangun dari tempat duduknya.
Ia melangkah mendekati jendela untuk melihat keadaan di luar. Masih tak
ada tanda-tanda bahwa Eunhyuk pulang. Namun tak lama setelah itu, muncul
Eunhyuk yang sedang membuka gerbang. Tampak namja itu buru-buru masuk
ke dalam rumah sambil memayungi sesuatu seperti kereta.
Yurin
pun segera menghampiri pintu dan membukakan pintu itu untuk Eunhyuk.
Tampak di luar Eunhyuk sedang mengeringkan jasnya yang basah. Eunhyuk
menoleh pada Yurin yang ada di ambang pintu, menatap ke arahnya. Ia pun
tersenyum pada Yurin.
“neo ... kenapa baru pulang?” tanya Yurin pelan
“kau mengkhawatirkanku?” tanya Eunhyuk
Yurin hanya diam dengan tatapan yang dingin terhadap Eunhyuk.
“mm .. aku mampir ke toko bayi dulu tadi. Dan lihat ini kereta bayi untuk baby di dalam perutmu itu” jawab Eunhyuk akhirnya.
Yurin
melihat kereta bayi yang ada di belakang Eunhyuk. Ia sedikit terharu
melihatnya karena Eunhyuk harus berhujan-hujanan demi membeli kereta
ini. Sebuah senyuman kecil pun tergurat di wajah Yurin.
“masuklah .. aku sedang mengeringkan jasku dulu. Kau tak boleh kedinginan” kata Eunhyuk.
Yurin
melihat ke arah Eunhyuk sebentar. Ia pun masuk ke dalam rumah sesuai
yang diperintahkan Eunhyuk padanya. Saat itu Yurin baru mengembangkan
senyumannya. Terlihat sekali kebahagiaan di wajah Yurin saat itu.
Sementara itu Eunhyuk terlihat sibuk mengeringkan jas di luar sambil
bersenandung kecil.
***
Hari ini adalah hari
libur untuk Eunhyuk. Jadi dia bisa menemani Yurin di rumah. Ia sadar
selama ia bekerja ia jarang menemani Yurin di rumah. Padahal ia sudah
berjanji pada dirinya akan terus memperhatikan perkembangan Yurin.
Mungkin dua bulan sebelum Yurin melahirkan, Eunhyuk akan mulai cuti
kerja.
Eunhyuk membawa dua kaleng cat ke suatu ruangan
kosong yang ada di rumahnya. Ia menyimpan kaleng itu di lantai dan
memperhatikan ruangan yang rencananya akan ia buat sebagai kamar bayinya
dan Yurin.
“Di cat bagaimana ya??”
Eunhyuk
terus memperhatikan ruangan itu sambil berpikir. Ia masih bingung motif
apa yang akan dia gambar di dinding itu agar kamar anaknya nanti akan
terlihat lebih menarik untuk seorang bayi.
“Mungkin jika temanya kebun binatang akan bagus.” Kata Eunhyuk akhirnya mendapat ide.
Eunhyuk segera membuka kaleng yang tadi ia bawa dan mempersiapkan kuasnya. Ia siap untuk mengecat kamar sekarang ...
Sementara
itu Yurin baru bangun tidur. Ia berusaha untuk duduk walaupun matanya
terlihat masih terpejam. Yurin sedikit membuka matanya dan menoleh ke
arah jam. Matanya terbelalak melihat sekarang sudah jam 11 pagi.
“kenapa aku bangun seterlambat ini?” gerutu Yurin lalu beranjak dari tempat tidurnya.
Yurin
melangkah ke kamar mandi. Namun langkahnya terhenti saat tak melihat
Eunhyuk di tempat tidurnya. Itu berarti Eunhyuk sengaja tak
membangunkannya. Yurin pun hanya mengangkat kedua bahunya lalu melangkah
kembali ke kamar mandi.
Kini Yurin sedang menyisir
rambutnya yang basah. Tubuhnya kembali segar setelah tadi mandi dengan
aroma wewangian. Namun tiba-tiba terdengar suara aneh di lantai atas.
Yurin mendongak ke atas. Suara itu cukup keras. Apa mungkin itu tikus?
Yurin
segera merapikan rambutnya dan pergi ke lantai atas untuk melihat apa
yang terjadi. Ia menaiki tangga dengan tak melepas tatapannya pada suatu
ruangan yang terbuka. Saat ia sampai di depan ruangan itu, ia cukup
terkejut melihat Eunhyuk dengan wajah penuh cat sedang berjongkok
melihat sesuatu di bawah. Yurin pun memasuki ruangan itu untuk
menghampiri Eunhyuk, namun saat ia ad di dalam ia terlihat takjub dengan
apa yang ada di sekelilingnya.
“ini pekerjaanmu?” tanya Yurin dengan mata yang tak lepas mengamati sekelilingnya.
Eunhyuk
mendongak ke arah Yurin. Ia tersenyum lebar melihat Yurin ada disini
melihat hasil kerjanya. Kemudian Eunhyuk berdiri lalu menghela nafas. Ia
harap Yurin suka dengan desain dinding yang penuh dengan gambar
binatang yang dibuatnya.
“ne .. bagaimana menurutmu?” tanya Eunhyuk.
“untuk apa?” tanya Yurin lagi.
“aku cat khusus sebagai kamar untuk bayi kita nanti. Hehe” jawab Eunhyuk.
Eunhyuk
menggaruk kepala bagian belakangnya yang sebenarnya tak gatal sambil
meunggu pendapat Yurin. Kenapa ia merasa sangat gugup sekali? Namun,
kegugupannya menghilang setelah Eunhyuk melihat senyuman di wajah Yurin.
Apa mungkin Yurin menyukainya?
“ini bagus. Aku menyukainya” kata Yurin
“syukurlah .. aku senang kau menyukainya.”
Yurin dan Eunhyuk saling melempar senyumannya. Namun tak lama kemudian mereka terlihat salah tingkah. Apa yang terjadi?
“ah .. aku pergi ke bawah dulu” kata Yurin
“oke, aku akan membereskannya sedikit lagi. Nanti kau lihat lagi dan pastikan kau lebih menyukainya” kata Eunhyuk.
Yurin
hanya mengangguk dengan senyuman kecilnya. Ia lalu berbalik dan pergi
ke lantai bawah. Eunhyuk yang masih berada di dalam ruangan itu terlihat
sangat senang. Ia pun semakin bersemangat untuk menyelesaikan hasil
karyanya itu.
***
Eunhyuk turun dari tangga
menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tangannya yang penuh dengan
cat. Setelah dari kamar mandi ia melangkah ke atas untuk membereskan
semua perlengkapan yang tadi ia pakai untuk mengecat.
“Eunhyuk-ah ..” panggil Yurin
Eunhyuk berhenti dan menoleh ke arah Yurin. Namun Yurin malah terlihat ragu saat itu.
“mwo?” tanya Eunhyuk
“mm .. bagaimana kalau kau makan dulu” kata Yurin
“mwo?” Eunhyuk terlihat sedikit terkejut dengan tawaran Yurin padanya tadi.
“aku sudah memasak untukmu. Kalau kau tak mau apa” ucap Yurin cepat.
“aku mau” kata Eunhyuk sumringah.
Eunhyuk
dan Yurin sudah ada di meja makan. Eunhyuk menatap makanan yang sudah
dihidangkan Yurin untuknya. Sungguh ia terlihat sangat tak percaya Yurin
menghidangkan makan untuknya setelah beberapa bulan ini mereka menikah.
Apa mungkin Yurin sudah mulai bisa menerimanya?
“makanlah ..” ucap Yurin mempersilahkan.
Eunhyuk
mengangguk sambil tersenyum. Ia mulai menyendokkan satu sendok makanan
itu ke dalam mulut dan mengunyahnya. Sejenak Eunhyuk merasakan makanan
yang sangat enak dilidahnya itu. Namun perlahan butiran air mata jatuh
dari mata Eunhyuk. Tentu Yurin bingung melihat Eunhyuk seperti itu. Apa
makanannya tak enak?
“kau kenapa? Apa tidak enak?” tanya Yurin.
“aniyo
.. ini enak sekali .. aku hanya terharu akhirnya aku bisa mencoba
makananmu Yurin-ah .. Terima kasih ..” ucap Eunhyuk bahagia.
Eunhyuk
memakan kembali makanan di piringnya dengan sangat lahap. Beberapa kali
ia menghapus air matanya itu agar tak jatuh ke makanannya. Sementara
itu Yurin terus memperhatikan Eunhyuk. Ia sadar selama ini ia selalu
bersikap dingin pada suaminya itu sendiri. Bahkan tak peduli dengan
adanya Eunhyuk. Tapi mungkin mulai sekarang Yurin mulai bisa menerima
Eunhyuk. Sebuah senyuman pun kembali terbentuk di wajah Yurin.
To Be Continued .. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar