Laman

Rabu, 29 Januari 2014

Fanfiction :: My Sister's Boyfriend is My First Love (TWOSHOOT) Part 1

Title : My Sister's Boyfriend is My First Love
Author : Erva Fitria
Fb : Erva CK Fitria
Cast : Choi Hee Ra
Leeteuk a.k.a Park Jung Soo
Choi Min Ra.
Genre: love, Sad, Family.
Rated: PG-15
Lenght: TWOSHOOT

Annyeong .. Kali ini author membawa ff twoshoot baru. Semoga kalian suka ya. Mianhae jika ada kesamaan tokoh, jalan cerita, dan sebagainya. Ini murni hasil dari otak saya.

Happy Reading ^^


~ Terkadang yang namanya cinta terlarang itu ada dan aku merasakannya sekarang. Tapi kenapa harus jadi yang pertama ini? Bisakah kita bersatu tanpa kata 'cinta terlarang' itu? ~


Namaku Choi Heera. Hari ini aku sedang pulang menuju Seoul. Menempuh waktu yang lama untuk sampai disana. Setelah beberapa tahun di China, aku sangat merindukan Eonniku. Selama beberapa tahun aku pun tidak pernah pulang ke Korea karena memang jarang sekali ada kesempatanku untuk punya banyak waktu luang. Aku terus saja mencari ilmu disana. Jadi, sesekali keluargaku yang datang ke asramaku.

Ah .. Akhirnya pesawat mendarat juga. Aku menatap lewat jendela pemandangan kota Seoul yang kini berbeda dari yang terakhir aku melihatnya secara langsung. Sekarang lebih cantik. Yaa seperti yang kudengar di berita bahwa pemerintah Korea kini terfokus pada objek pariwisata.

Aku turun dari pesawat dan segera menuju ke lobi airport. Saat memasuki gedung airport itu, banyak orang sedang mencari kerabatnya dengan nama-nama di kertas yang mereka acungkan.

"Heera-ya !!" panggil seseorang.

Aku menoleh ke arah suara itu. Senyumanku mengembang setelah kulihat bahwa itu Eonniku. Aku pun segera menghampirinya.

***

"kau sudah mempunyai kekasih??"

aku begitu terkejut mendengar cerita dari Min Ra eonni. Dia tak pernah berpacaran sebelumnya bahkan dia sudah mengatakan tak akan pernah punya kekasih sebelum cita-citanya tercapai. Tapi sekarang dia melanggar sumpahnya sendiri. Aigoo~

"kenapa kau begitu terkejut?" tanya Min Ra Eonni.
"aku hanya tak menyangka saja. haha"
" yayaya.. aku tahu kau masih ingat sumpahku. tapi aku sungguh-sungguh, Heera-ya.. Dia namja yang luar biasa." kata Min Ra eonni dengan wajah yang berbunga-bunga.
"jinja?"
"ne.. Dia namja yang bijaksana, penuh karisma, dan dia sangat baik hati. Aku belum pernah melihat orang seperti dia sebelumnya. Dia yang kucari selama ini" jelas Min Ra terlihat sangat meresapinya.

Aku tersenyum mendengar semua perkataan Eonniku. inikah yang namanya cinta? Hmm.. jujur saja aku seperti Eonniku belum pernah merasakan cinta pada namja lain sebelumnya. Aku jadi ingin tahu namja seperti apa yang bisa merebut hati kakakku ini.

"eonni kenalkan aku padanya !!" pintaku tak sabar.
"nanti saja. Dia sedang sibuk mengurus skripsinya sekarang" kata Min Ra eonni.
"yahh.." kataku kecewa.
"tenang saja, pasti kukenalkan." kata Minra.
"mm.. nama namja chingumu siapa??" tanyaku.
"Park Jung Soo"
"oh.. nama yang bagus"

***

Aku berjalan di jalanan di sekitar tempat kuliah baruku. Aku mencari gedung rektor, tapi aku tak menemukannya juga. Padahal aku membaca peta lokasi dengan sangat baik. Apa aku salah arah?

"agasshi, awas.." teriak seseorang.

Tiba-tiba aku terjatuh di jalan bersama seseorang. Ia mendekap tubuhku kuat. Dan kulihat sebuah mobil melintas dengan cepat. Apa orang ini tadi menyelamatkanku? Perlahan ia bangun dan melepaskan pelukannya padaku. Aku masih shock dengan apa yang terjadi sekarang.

"gwaenchanayo??" tanya namja itu memandangku khawatir.

Aku menatapnya lalu kuanggukan kepalaku sedikit.

"syukurlah.. Lain kali kau harus berhati-hati ne?" saran namja itu lalu tersenyum.

DEG
Tubuhku melemas melihat senyumannya itu. Kedua lesung pipi menambah manis sehingga aku semakin terpana dibuatnya. Oh Tuhan.. dia siapa? apa dia malaikat yang diturunkanmu untuk menyelamatkanku?

Kulihat tangannya melambai di depan wajahku sehingga aku tersadar dari lamunanku membayangkannya. Dia menatapku agak khawatir.

"seperti terjadi sesuatu" kata namja itu.
"nde?" sahutku.
"kau yakin tak apa??" tanyanya lagi.
"tentu.. kau sendiri bagaimana??" tanyaku.

Aku memperhatikan tubuhnya. Aku cukup terkejut melihat ada luka di sikutnya. Cukup parah sepertinya jika dilihat dari darahnya yang cukup banyak itu.

"OMO.. tanganmu" kataku
"gwaenchana.." kata namja itu.
"tapi kau.."
"oh iya.. kuperhatikan sedari tadi kau kebingungan? apa ada yang bisa kubantu??" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"itu.. aku sedang mencari ruang rektor."
"kau mahasiswa baru ne??" tanya namja itu lagi.
"ne" kataku mengiyakan.
"pantas aku belum pernah melihatmu sebelumnya" Namja itu terkekeh kecil.

Aku tersenyum kecil. Tapi aku masih khawatir dengan lukanya. Itu semua kan karena aku.

"Kajja, biar kuantar kau kesana." ajak namja itu ramah.
"Changkaman.. Biarkan aku mengobati lukamu dulu" kataku
"aku tidak.."
"Jebal, sebagai tanda terima kasihku" kataku lagi.

Akhirnya ia mengangguk. Aku senang melihatnya.

***

"Aww.." rintih namja itu saat kutetesi sikutnya dengan obat merah.

Aku menatapnya sebentar memastikan dia tak apa-apa. Kemudian kubaluti tangannya dengan perban. Akhirnya selesai sudah aku mengobati tangannya. Setidaknya aku bisa membalas bantuannya.

"gamsahamnida" ucapnya sambil melihat sikutnya yang terbaluti perban.
"aniyo.. aku yang harusnya berterimakasih. kau kan menyelamatkan nyawaku. Sementara aku hanya memberi obat saja" kataku sambil terkekeh.
"hehe.. oh ya kau mau ke gedung rektor kan??"

Aku mengangguk.

"itu tempatnya" kata namja itu menunjuk suatu gedung.

Aku mengikuti arah yang ditunjukannya. Kulihat sebuah gedung yang sangat besar. Oh jadi itu, gumamku dalam hati.

"mianhae aku tak bisa mengantarmu karena aku ada jam kuliah sekarang" kata namja itu.
"gwaenchanayo.. kau membantuku lebih dari yang kubutuhkan. Terima kasih."
"kalau begitu aku pergi dulu ne?? annyeong"
"changkaman.." tahanku
"ddo wae?"
"ireumi mwoya??"
"Leeteuk. Aku mahasiswa semester akhir di jurusan Hubungan Internasional." kata Leeteuk sambil bergegas pergi.
"oh.. namaku Heera, Choi Heera. Aku mahasiswi jurusan Akuntansi" teriakku.

Kulihat dia tersenyum padaku lalu pergi. Leeteuk .. baiklah akan kuingat nama itu.

***


Aku duduk di lantai kampus sambil menunggu jam kuliah selanjutnya. Semenjak kejadian itu, aku jadi sering memikirkan Leeteuk oppa. Entah apa yang terjadi padaku. Tapi bayangan akan senyumannya, wajahnya, kebaikannya tak pernah hilang dari pikiranku. Apa mungkin aku sedang jatuh cinta seperti apa yang di rasakan Min Ra eonni?? oh.. jadi seperti ini.

Sebenarnya aku ingin menemui Leeteuk oppa tapi aku malu. Bayangkan saja seorang gadis semester pertama yang baru mengenal Leeteuk oppa tiba-tiba saja mencarinya karena ingin sekali bertemu. Aku juga tak tahu harus melakukan apa dan bicara apa saat nanti sudah bertemu.

"ahh.. eottohke??"

Aku mulai frustasi. Memang begini orang yang belum pernah berpengalaman tentang cinta. Benar-benar membingungkan.

"Hey.. bukankah kau yang waktu itu?"

Suara itu ? Aku segera mendongak ke atas. Aku terkejut begitu kulihat Leeteuk oppa ada di depanku. Aku segera membenahi rambut dan wajahku yang kusut gara-gara tadi.

"Leeteuk-ssi??" ucapku gugup.
"kau itu..."

Kulihat Leeteuk sedang berpikir. Kuharap dia tahu namaku. Jebal ingatlah namaku.

"Choi Heera kan??" tebak Leeteuk.

Aku mengangguk dengan cepat. Senangnya Leeteuk tahu namaku. Padahal saat itu aku mengatakannya dengan jarak yang cukup jauh. Semoga saja ini pertanda bahwa ada chemistry diantara aku dan Leeteuk oppa. hehe

"kau sedang apa disini eoh??" tanya Leeteuk lalu duduk di sampingku.

Omo.. aku bermimpi apa semalam sehingga bisa duduk berdua dengan Leeteuk oppa seperti ini? Sudahlah Heera-ssi, kau terlalu berlebihan.

"aku sedang menunggu jam kuliah sebentar lagi" jawabku.
"oh.. apa aku menggangumu?" tanya Leeteuk oppa.
"tentu saja tidak. Aku malah senang." kataku terkekeh kecil.
"mm.. apa ada tes setelah ini??" tanya Leeteuk.
"nde?" aku tak mengerti maksudnya.
"kau terlihat sangat gugup. Apa ada tes?" tanya Leeteuk sekali lagi.

Aku terlihat gugup? aigoo~ sepertinya aku membuka aibku sendiri. Dengan terpaksa aku mengangguk dan mengakuinya. Tidak mungkin aku bilang aku gugup karena ada Leeteuk oppa di sampingku. Itu pasti akan sangat memalukan.


"Oppa sedang apa kau disini??" tanyaku. Karena tidak biasanya ada mahasiswa jurusan lain di sekitar sini kecuali jurusan akuntansi.
"Aku hanya berkeliling saja. Kebetulan ada kau disini. Sudah lama juga kita tak bertemu kan??" tanya Leeteuk oppa.

Aku mengangguk sambil menyunggingkan senyumanku.

"Oh iya, bagaimana dengan lukamu?" tanyaku.

Leeteuk memperlihatkan sikutnya yang sudah baik-baik saja.

"lihat baik-baik saja kan??"
"ne.." Aku mengiyakan
"mm.. setelah jam pelajaran ini, kau ada jam lagi?" tanya Leeteuk.
"aniyo.." kataku sambil menggeleng.
"baguslah.. aku ingin mengajakmu ke kedai ice cream. Kau mau?" tawar Leeteuk.
"mwo?"

Aku melongo mendengarnya. Leeteuk mengajakku makan ice cream berdua? Apa aku tidak salah dengar?

"yaa.. sebagai tanda pertemanan kita. otte??" tanya Leeteuk lagi. Senyumannya mengembang membuatku jantungku semakin bergetar.
"ne.. aku mau" kataku akhirnya.
"oke kalau begitu. Nanti aku tunggu kau disini lagi. Sampai jumpa" ucap Leeteuk Oppa lalu pergi.

Aku terdiam lalu menatap tubuhnya yang semakin menjauh. Aku tak menyangka dia akan menganjakku pergi. Oh Tuhan, apa mungkin dia punya perasaan yang sama? Tapi berbicara tentang pergi makan ice cream bersama, aku sudah tak sabar menunggunya..

***

"kajja naiklah" kata Leeteuk.

Aku diam menatapnya. Dia tampak bingung melihatku yang tak kunjung naik juga ke motornya. Aku cukup terkejut ketika Leeteuk oppa menyuruhku untuk naik ke motor sehingga dia memboncengku. Aku mau saja, tapi berada di dekatnya saja aku sudah gugup seperti ini, apalagi kalau ia boncengi.

"Heera-ssi??" panggil Leeteuk
"nde?"
"kenapa kau diam saja?"
"aku hanya.."
"kau tidak mau??"
"aniyo.. Hanya saja apa tak apa aku diboncengi olehmu? Tubuhku berat loh !" kataku beralasan.
"tak apa, aku namja yang kuat.. haha.. Palliwa" kata Leeteuk.

Akhinya aku pun mengangguk. Perlahan kunaiki motor Leeteuk sambil memegang pundaknya. Oke, aku sangat gugup sekarang. Kulihat Leeteuk pun melihat ke arahku memastikan aku sudah naik dengan benar dan siap.

"kau sudah siap?" tanya Leeteuk.
"ne.." kataku tergagap.
"kau tak perlu tegang seperti itu, Heera-ssi. Sepertinya kau takut sekali alias phobia naik motor. Tenang aku pengendara yang baik kok. hehe.."

Aku tertawa garing menanggapinya.

'Aku tidak phobia naik motor. Tapi aku tegang berada dekat sekali denganmu' batinku.

Leeteuk pun menjalankan motornya membuatku harus berpegangan pada pinggangnya. Sesaat senyumanku mengembang karena aku bisa bersamanya seperti ini. Aku ingin bisa seperti ini setiap saat. Jebalyo..

***

Aku dan Leeteuk oppa keluar dari kedai ice cream. Tanganku memegang satu ice cream rasa stroberi sementara Leeteuk oppa memegang ice cream rasa coklat. Kami berjalan sambil menghampiri motor oppa yang sedang terparkir. Tiba-tiba kudengar handphone Leeteuk oppa berbunyi. Ia menjawab panggilan dari seseorang.

Aku tak begitu mendengarkan obrolannya di telepon karena itu tidak sopan. dan tak lama panggilannya berakhir. Ia menatapku tak enak.

"Heera-ssi.." panggil Leeteteuk
"ne?"
"mianhae aku tak bisa mengantarmu pulang. Tiba-tiba saja aku harus pergi ke suatu tempat. Gwaenchana?" tanya Leeteuk oppa.

Aku terdiam mendengarnya. Memang agak kecewa, tapi aku tetap berusaha tersenyum dan mengangguk.

"ne, gwaenchana" jawabku.
"Jeongmal mianhaeyo.. lain kali jika kau ingin aku menemani ke suatu tempat, pasti akan kutemani sebagai tanda permintaan maaf, ne??"

Aku mengangguk lagi. Kulihat Leeteuk tersenyum padaku. Dia segera menaiki motornya dan memakai helm. Dia pun pamit dan pergi dari hadapanku. Kulihat motornya yang melaju kencang kini mulai menjauh.

"ini sudah lebih dari cukup. Bersamamu saja aku sudah senang" gumamku sambil tersenyum kecil.

***

" aku pulaanggg.. " teriak Eonni muncul dari balik pintu.

Aku segera menghampirinya dengan ekspresi senang. Sudah sedari tadi aku menunggunya. Ingin kuceritakan semua yang terjadi padaku hari ini. Tadinya aku ingin menceritakannya langsung saat pulang sekolah. Tapi Eonniku pergi entah kemana.

"akhirnya kau pulang juga, Eooni-ya" kataku senang.
"waeyo?? sepertinya kau menungguku pulang?" tanya Minra Eonni
"ne, ada sesuatu yang ingin kuceritakan padamu. Kajja ! Kajja !" kataku menarik Eonni ke kursi tamu.

Eonni tampak bingung dengan kelakuanku. Mungkin baru saja dia pulang sudah diajak mengorol hal serius seperti ini, pikirnya. Tapi aku tak peduli. Yang penting aku harus menceritakan hal ini padanya. Aku tidak sabar melihatnya pasti senang karena akhirnya aku menemukan lelaki adamanku. Hehe..

"Baiklah, ada apa adik kecilku yang manis." ucapnya menggodaku.
"mwo? aku bukan adik yang manis lagi tapi aku ini adik yang sudah mulai dewasa. hahaha" kataku sambil tertawa bangga.
"Dewasa? Apa maksudmu? Pacar saja kau tidak punya." kata Eonni meremehkanku.
"memang tapi aku sudah menemukan namja idamanku" kataku.

Tiba-tiba kulihat ekpresi wajahnya berubah terkejut. Sudah kuduga dia pasti akan tertarik mendengarkan ceritaku.

"jinja?? Nugu? Nuguya?" tanya Minra tak sabar.

Aku diam membuatnya penasaran dahulu. Wajahnya sangat lucu jika dia sedang penasaran tingkat akut.

"YA !!! Kau malah diam? katanya kau ingin memberitahuku !!" tanya Minra Eonni kesal.
"Haha.. Mianhae.. Dia bernama Leeteuk !" Kataku senang.
"apa kau bilang?" tanya Eonni ragu. Tapi kulihat ekspresi cukup terkejut di wajahnya.
" Dia bernama Lee.. Teuk... " kataku dieja dan penuh penekanan.

Minra Eonni menatapku seakan tak percaya. Aku menemukan ada yang tak biasa dari eksprsi wajahnya. Ada apa? Kenapa dia terlihat shock?

"Eonni .." kataku membuyarkan lamunannya.
"nde?"
"neo.. waeyo?"
"ani.. Heera-ssi, kau kuliah di universitas Chunha kan?" tanya Eonni.

Aku mengangguk. Eonniku terlihat tegang sekali. Sebenarnya dia kenapa?

"Orang yang bernama Leeteuk itu.. Apa jurusan kuliahnya??"
"oh.. Dia jurusan fakultas Hubungan Internasional. Sekarang dia sudah semester akhir."
"mwo?"

Eonniku kembali diam mendengar perkataanku. Sungguh dia aneh sekali. Wajahnya pun memucat seperti mendapatkan berita buruk. Changkaman apa dia kenal dengan Leeteuk oppa??

"eonni, waeyo? kau mengenal Leeteuk?" tanyaku penuh selidik.
"oh .. aku tidak yakin." kata Eonni menggaruk kepalanya pelan.

Aku mengernyitkan dahi tak mengerti. Kelakuan Eonni sangat mencurigakan. Bahkan kulihat dia tersenyum terpaksa.

"Eonni-ya.." panggilku cemas
"Lalu bagaimana pribadi namja yang kau kenal itu eoh?? apa dia sangat baik?"
"ne.. Dia sangat baik. Bahkan awal aku bertemu dengannya saja, dia menyelamatkanku dari mobil yang hampir menabrakku. Dia membantuku mencari gedung rektor. Bahkan, Ia juga tadi mengajakku makan Ice cream sebagai tanda pertemanan." Kataku bersemangat sampai melupakan keadaan Eonniku tadi.
"Jeongmal?" tanya Eonniku
"ne. Eonni.. Bahkan senyumannya itu pun sangat manis. Huhh.. Dia cinta pertamaku Eonni.." kataku sambil membayangkan wajahnya.

Eonniku terkekeh kecil mendengarku mengatakan itu. Dia pun memelukku dengan penuh kasih sayang.

“aku senang kau menemukan pria idamanmu..” katanya di telingaku

TBC

Tidak ada komentar: