Title : Key of Love
Author : Erva Fitria
FB: Erva CK Fitria
Cast: Eunhyuk a.k.a Lee Hyuk Jae
Yurin a.k.a Shin Yu Rin
Soyeon a.k.a Lee So Yeon
Genre : Horror, Fantasy, Romance
Lenght : Oneshoot
Rated: PG-17
Annyeonggg ... Ini FF buatan author tentang HyukRin Couple khusus
dibuat untuk Lomba FF Semoga suka dengan FF yang aku buat kali ini.
Mohon Like dan Komentar dari para chingudeul yang membaca FF ku yaa ^^
Typo bertebaran di mana-mana. Mianhae jika ada kesamaan cerita. Ini MURNI hasil pemikiran author :)..
Happy Reading ...
Key of Love ...
~ Gembok dan kunci .. Yaa .. kedua benda itu memang tak bisa
dipisahkan. Mereka saling terikat dan saling membutuhkan. Di saat gembok
kehilangan kuncinya, ia tak bisa terbuka oleh kunci apapun kecuali
pengganti yang pantas untuk membukanya. Dan kau seperti gembok itu, tapi
perbedaannya tak ada satu kunci pun yang dapat mengganti kunci yang
telah hilang itu. Walaupun itu aku. Tak adakah kesempatan bagiku bahkan
untuk sedikit saja? ~
Tap .. tap .. tap ..
Kulangkahkan kakiku menuju suatu bangunan bercat putih di tengah
hujan yang cukup deras. Aku melihat jarakku dengan bangunan yang di
penuhi dengan orang-orang yang memakai seragam putih dan orang-orang
sakit itu masih cukup jauh dariku. Ya.. itu sebuah rumah sakit tempat
halmeoniku di rawat. Kupercepat langkah kakiku agar segera sampai dan
aku pun tak mau jas kerjaku basah karena hujan ini.
Akhirnya aku sudah sampai di depan pintu masuk rumah sakit tersebut.
Sebagian pengurus rumah sakit sudah sering melihatku kesini jadi mereka
tahu untuk apa aku datang sekarang. Aku langsung pergi menuju ke
ruangan halmeoniku yang ada di lantai tiga. Sesampainya disana kulihat
halmeoni sedang duduk di kursi roda sambil melihat ke luar jendela.
Matanya menatap ke arah itu penuh kekhawatiran. Aku pun menghampirinya.
“Halmeoni ...” sapaku.
Halmeoniku sedikit terkejut karena aku tiba-tiba menyapanya. Aku hanya tertawa melihatnya sedikit menatapku tajam.
“Aisshh .. kau selalu membuatku terkejut saja. Bersyukurlah aku tak punya penyakit jantung.” protes halmeoni.
“hehehe .. lagipula Halmeoni sedang apa eoh?? Sepertinya sedang ada yang kau pikirkan”
“halmeoni memikirkanmu, Eunhyuk-ah ..”
“na?” aku sedikit terkejut.
“umur Halmeoni mungkin takkan lama .. tapi kau masih belum punya
calon istri. Aku ingin melihatmu menikah dan punya seorang anak.” Kata
halmeoni dengan raut wajah yang menujukkan kemurungan.
Aku berpikir lalu membuang nafas panjang. Aku berjalan ke depan halmeoni dan berlutut di depannya. Ia fokus menatapku.
“aku sedang mencari seseorang untuk jadi calon istriku. Jadi
tenanglah, aku pasti mengenalkannya pada halmeoni” ucapku sambil
kupasang senyuman manisku.
“Arraseo .. Tapi kuharap kau segera mengenalkannya” pinta Halmeoni.
Aku hanya mengangguk menanggapinya. Tiba-tiba kudengar suara pintu
terbuka. Aku dan halmeoni menoleh ke arah pintu dan melihat seorang
perawat tersenyum pada kami. Oh aku ingat. Dia bernama Shin Yurin. Ia
adalah perawat khusus untuk nenek. Dia yeoja yang sangat baik,
bertanggung jawab, dan ... cantik. Yaa.. kuakui itu. Dia punya senyuman
yang indah dan tutur kata yang halus. Jujur saja sudah lama ini aku
terus memperhatikannya. Melihat wajahnya yang selalu terlihat ceria
membuat jantungku berdebar. Serta sikap baiknya pada halmeoni membuatku
semakin ingin tahu siapa dia.
Yurin menghampiri kami dengan nampan yang berisi makan sore utuk
nenek. Aku berdiri sekedar menghormatinya yang semakin mendekat ke arah
kami. Mulai lagi.. aku bisa merasakan jantungku berdebar kencang. Oh
Tuhan kenapa aku yang seorang pengusaha besar ini harus suka pada
seorang yeoja yang sederhana seperti dia?
“Annyeong haseyo Halmeoni, Eunhyuk-ssi ..” sapanya sangat manis.
“annyeong ..” ucapku.
Halmeoni hanya tersenyum ramah pada Yurin.
“Sekarang halmeoni harus makan ne agar kondisinya kembali baik.”
Aku hanya mengangguk dan memberinya ruang untuk bisa menyuapi
Halmeoniku. Aku melihatnya mengambil kursi dan duduk di samping
halmeoni. Aku melihat juga Halmeoni sangat menuruti kata-kata Yurin.
Bahkan dari yang kudengar halmeoni hanya mau makan atau melakukan
sesuatu jika tidak dengan aku, dengan Yurin.
“Yurin-ah .. kau punya namjachingu?” tanya Halmeoni.
Mendengar pertanyaan halmeoni itu aku jadi tertarik untuk
mendengarkannya. Aku tak perlu repot memikirkan bagaimana mengetahui
status Yurin saat ini. Namun saat aku menunggu jawaban yang keluar dari
mulut Yurin, Yurin hanya diam dan sedikit menunduk. Aku tak mengerti apa
yang terjadi dengannya saat ini.
“Yurin-ah ..” panggil Halmeoni menyadarkan Yurin.
Yurin mendongak ke arah Halmeoni. Ia lalu tersenyum dan
menggelengkan kepala. Tentu jawaban Yurin itu membuat rasa senangku
tiba-tiba muncul. Aku bahkan ingin sekali berteriak dan mengatakan
YEAAYYY .. tapi untunglah aku masih diingatkan soal harga diriku.
“Jinja? Kalau begitu kenapa kau tak mencoba menjalin hubungan dengan cucuku ini” saran Halmeoni
Halmeoni menunjuk ke arahku. Sontak saat itu aku dan Yurin saling
menatap cepat dengan raut yang tak sangka bahwa halmeoni akan mengatakan
itu. Tentu saat itu aku cukup malu dan Yurin hanya bisa diam dengan
senyumannya juga.
“jadi bagaimana?” tanya halmeoni menatap aku dan Yurin bergantian.
“Halmeoni ini berbicara apa eoh?” tanyaku bingung
“Yurin kan anak yang baik. Halmeoni percaya dia bisa menjagamu.” Kata Halmeoni heran padaku.
Aku sedikit tak enak dengan raut wajah yang begitu sulit diartikan
dari wajah Yurin saat ini. Ia hanya tersenyum pahit mendengar perkataan
Halmeoni tadi. Apa mungkin ia tersinggung?
“Mianhae Yurin-ssi .. Halmeoniku memang terkadang bercanda. Jangan dengarkan dia ne?”
Yurin hanya mengangguk dan kembali menyuapi halmeoniku.
***
Aku berjalan di depan suatu ruangan para perawat. Aku sedang
pura-pura sibuk mencari sesuatu tapi sebenarnya aku kesini untuk melihat
Yurin. Kemana perawat itu? Sudah dari kemarin dia tak begitu sering
kulihat. Bahkan yang merawat nenekku saja digantikan sementara oleh
orang lain. Aku pernah bertanya pada perawat pengganti itu dan dia
bilang bahwa Yurin sedang pergi untuk mengunjungi seseorang. Saat ku
tanya siapa, dia bilang tidak tahu. Dan sekarang aku memberanikan diri
mencarinya. Apa mungkin aku terlihat bodoh sekarang ini?
Aku membuka sedikit pintu ruangan itu dan ruangan cukup sepi saat
aku mengintip ke dalamnya. Hanya ada beberapa perawat yang sedang
beristirahat dan mengobrol santai disana. Tapi tak kulihat Yurin di
antara mereka. Apa mungkin Yurin masih belum pulang?
Tiba-tiba kurasakan seseorang menepuk bahuku pelan. Saat aku melihat
ke belakang, aku sungguh terkejut melihat Yurinlah yang ada disana. Aku
tak tahu apa yang kurasakan saat ini. Antara malu, takut dan senang
karena melihatnya.
“kau sedang apa?” tanya Yurin ramah
“aku .. aku mencarimu ..” kataku tergagap.
“museul illiseo?” tanyanya.
“aku tak tahu bagaimana cara membuat halmeoniku tidur. Kau tahu?”
tanyaku. Entahlah pertanyaan apa yang sedang aku tanyakan ini. Aku juga
tak tahu.
“oh itu .. halmeoni selalu tidur jika ia mendengar lagu kesukaannya.
Lihat saja di handphonenya. Sudah ada disana juga” jelas Yurin.
“Arra .. Arra .. Gamsahamnida” kataku tersenyum lalu pergi.
Aku melangkah menjauhi Yurin dengan perasaan yang bahagia. Sungguh
aku sangat senang bertemu dengannya tadi. Rasanya melihatnya yang sudah
satu hari tak muncul membayar semua rinduku padanya. Oh Tuhan .. Dia
yeoja yang aku inginkan.
***
Semenjak kejadian itu, aku dan Yurin jadi sering mengobrol berdua.
Kami banyak menghabiskan waktu saat halmeoni tertidur. Pada awalnya kami
hanya membahas tentang kesehatan nenek, namun makin kesini kami sering
bercanda. Ternyata setelah aku mengobrol banyak dengannya aku jadi
semakin mengaguminya. Dia orang yang asyik diajak mengorol, polos dan
cukup humoris. Ia membuatku nyaman ada disampingnya.
Hari ini ! ya .. hari yang sangat mendebarkan hatiku. Aku ingin
mengutarakan rasa sukaku terhadapnya selama ini. Dengan setangkai bunga
di tanganku, aku siap untuk mengatakannya. Jika tidak akan sia-sia saja
usahaku menghapalkan kalimat yang sudah kupersiapkan semalaman tadi.
“untuk apa kita kesini, Eunhyuk-ssi?” tanya Yurin bingung,
Aku tersenyum kecil menanggapinya. Kemudian aku berlutut di hadapan
Yurin sehingga Yurin memasang wajah yang sangat bingung. Tapi sepertinya
ia mulai tahu kenapa aku melakukan ini. Selanjutnya kukeluarkan bunga
yang sedari tadi ada di balik punggungku dan ku acungkan di hadapannya.
Ia menatapku dan bungaku bergantian.
“mwoya?” tanya Yurin dengan suara pelan.
“mungkin ini mengejutkanmu tapi aku melakukan ini karena aku sudah
yakin dengan keputusanku. Selama ini aku terus memperhatikanmu,
bagaimana sikapmu, dan kepribadianmu. Kau telah mencuri semua perhatian
dan perasaanku. Kau yang membuat setiap malamku dipenuhi tentang semua
bayangan dirimu. Aku mencintaimu, Yurin-ah .. maukah kau jadi wanita
terakhir di hidupku?” ucapku cukup panjang lebar.
Aku sedikit gemetaran saat ini. Jujur saja aku jarang mengungkapkan
cinta seperti ini. Dulu saja hal ini kuanggap terlalu berlebihan. Tapi
saat ini aku sadar memang jika urusan cinta, semua hal pasti akan
dilakukan termasuk hal-hal bodoh seperti ini.
Kulihat ke arah wajah Yurin yang kali ini terlihat shock mendengar
pernyataan cintaku. Aku tak mengerti kenapa. Tapi akankah ia membalas
rasa sukaku ini? Kuharap. Aku menyatakannya karena kuyakin Yurin pun
punya perasaan yang sama denganku setelah menjalani beberapi hari
bersama. Aku yakin ..
“Yurin-ah ..”
“mianhae Eunhyuk, aku tak bisa ..” kata Yurin dengan nada yang sedih.
DEG .. rasanya jantungku seperti tertikam benda tajam mendengar jawabannya itu. Yurin menolakku? Kenapa?
“wae?’ tanyaku lemah.
“Mianhaeyo .. aku tak bisa menyukai orang lain lagi, mianhae... Kau orang yang baik Eunhyuk-ah ..”
Kulihat Yurin berlari menjauhiku. Aku melihatnya menangis walaupun
sekilas. Aku terduduk dengan lemah di tanah yang sedang kupijak ini.
Sangat sakit sungguh sangat sakit. Aku bahkan seperti kehilangan
tenagaku bahkan untuk berpikir apa yang salah dariku. Aku hanya diam di
sana dengan tatapan yang kosong.
***
Semenjak kejadian itu, aku dan Yurin mulai saling menjauh. Saat ia
ada di ruangan Halmeoniku dan aku datang, ia pasti segera pergi. Bahkan
jika aku ingin menanyakan tentang obat, ia selalu menyuruh perawat lain
untuk mengantarkannya padaku. Aku tak mengerti. Apa pernyataan
cintakulah yang membuatnya seperti ini? Apa itu menyakitkan baginya?
Aku duduk di ruang tunggu menunggu obat yang belum datang juga.
Kudengar suara langkah kaki menghampiriku. Aku menoleh ke arah suara itu
dan kulihat Soyeon melangkah mendekatiku dengan obat ditangannya. Ia
lalu duduk di sampingku dan menyodorkan obatnya.
“ini obatnya seperti biasa” katanya.
Aku menerimanya sambil kupasang senyuman kecil di wajahku. Lalu aku
menundukkan kepala sambil menatap obat itu. Tapi sepertinya sikapku kali
ini mengundang perhatiannya.
“kau kenapa eoh?”
“nde?”
“akhir-akhir ini kulihat kau sangat sedih” kata Soyeon
“gwaenchana..” jawabku tersenyum kecil.
“Yurin?” Sontak aku mendongak ke arahnya. Darimana ia tahu?
“kau pasti bertanya darimana aku tahu kan? Mianhae.. aku melihatmu
sedang menyatakan cinta pada Yurin dan sepertinya Yurin menolakmu kan?”
tebak Soyeon sangat jitu. Aku mengangguk
“hh .. perlu kau tahu Eunhyuk-ah. Yurin terikat”
“terikat?”
“kejadian ini bermula 5 tahun yang lalu. Yurin dan calon suaminya
akan menikah. Mereka saling mencintai. Bahkan aku merasa iri melihat
kemesraan mereka. Lalu mereka ingin rasa cinta diantara mereka abadi.
Dan salah satu hal yang mereka lakukan adalah memasang sebuah gembok
pada sebuah pohon yang tua. Mitosnya, siapapun yang memasangkan gembok
di tangkai tertinggi pohon itu maka cinta mereka akan terus abadi dan
tak pernah ada siapapun yang bisa menghapusnya.” Jelas Soyeon.
“lalu kenapa Yurin tak mengatakan dia punya suami kalau begitu?” tanyaku tak mengerti.
“Calon suaminya meninggal karena kecelakaan saat mereka akan
melakukan pertunangan. Saat itu Yurin sering mengurung di kamar karena
begitu sedih. Aku tak tega dan akhirnya aku mengajaknya bekerja di rumah
sakit ini agar dia disibukkan dengan pekerjaan. Dengan begitu ia tak
terus memikirkan orang yang ia cintai.” Jawab Soyeon membuatku tak bisa
berkata apapun lagi.
“Sampai saat ini Yurin tak pernah menyukai namja lain lagi.
Dipikirannya hanya ada calon suaminya itu. Tak ada yang lain. Sepertinya
mitos itu memang benar” tambah Soyeon.
Aku terdiam menatap lantai. Sepertinya semua penjelasan Soyeon
mengenai Yurin membuat harapanku pupus sudah seperti debu yang tertiup
angin. Tak ada kesempatan bagiku. Tapi .. mitos itu tak selalu benar
kan? Akan kubuktikan bahwa semua itu tak benar. Perasaan manusia bukan
mainan dari cerita kosong seperti mitos. Perasaan manusia milik manusia
itu sendiri tak ada yang berhak mengaturnya kecuali Tuhan dan dirinya
sendiri.
“Soyeon-ah .. tolong kau bantu aku” pintaku.
“nde?”
Aku langsung pergi dari hadapan Soyeon untuk pergi mencari seseorang.
***
Aku menghentikan langkahku setelah kulihat orang kucari sedari tadi
keluar dari salah satu ruangan pasien. Ya .. itu Yurin. Yurin pun tampak
terkejut melihatku ada di depannya. Ia mencoba menghindar lagi dariku
tapi dengan cepat ku tutup jalan untuknya dengan kulebarkan kedua
tanganku.
“apa maumu, Eunhyuk-ssi?” tanya Yurin sedikit kesal namun ia menahannya.
“kita harus bicara ..”
“mwo?”
“akan kubuktikan bahwa mitos bodoh itu tak pernah ada”
“nde?”
“memasang gembok di sebuah pohon tua berharap cintamu dan kekasihmu
yang sudah meninggal tetap abadi, bukankah itu lucu?” tanyaku dengan
tawa meremehkan. Terlihat alis Yurin sedikit terangkat karena
tersinggung oleh ucapanku.
“yurin-ah .. perasaan seorang manusia tidak ada urusannya dengan
mitos. Kita dan Tuhan yang memilikinya dan berhak mengaturnya. Bukan
gembok aneh seperti itu” kataku lagi.
“kau tahu darimana? Soyeon?”
“tak peduli dari siapapun. Aku tetap akan membuktikannya.”
“Dengar. Kau sudah terlalu jauh mencampuri urusanku. Aku juga tak
suka kau juga mengejek gembokku dengan Hyunjoo oppa. Mulai sekarang
kuharap kau menjauhiku lagi dan carilah seseorang yang bisa mengerti
kau. Dan itu bukan aku” kata Yurin lalu berbalik pergi.
“Changkaman !!” tahanku
Yurin menghentikan langkahnya tanpa menoleh ke arahku.
“kau salah besar ! aku yakin hanya kau yang bisa membuatku lebih
nyaman dan mengerti tentang aku. Karena itulah aku ingin membuktikan
bahwa aku tulus mencintaimu dan kau pun bebas mencintai seseorang. Aku
serius dengan kata-kataku Yurin-ah .. Aku janji akan membuktikannya
padaku. Dan saat itu terjadi, kuharap kau bisa membuka hatimu untukku”
kataku tegas.
Kulihat Yurin hanya menghela nafas. Ia lalu berjalan pergi
menjauhiku. Sementara aku hanya diam melihat sosoknya yang semakin
hilang dari mataku. Ya ampun terkadang aku baru menyadari jika aku
benar-benar serius melakukannya. Aku pun tersenyum.
***
Aku sibuk memperhatikan jalanan dengan setir mobil yang kukendalikan
saat ini. Kulihat Soyeon ada di samping tempat dudukku sambil membaca
sebuah peta. Kami sedang ada di mobilku dan sedang menuju juga ke suatu
tempat. Tempat yang kami tuju adalah sebuah taman yang berada sedikit di
dalam hutan. Tujuan kami kesana adalah untuk mencari pohon di mana
Yurin dan kekasihnya dulu menggantungkan gembok yang cukup membuatku
frustasi. Bagaimana tidak, aku hampir dibuat gila karena seseorang yeoja
menolakku gara-gara mitos yang menggelikan itu. Aku tak terima jika ini
yang menghalangiku. Intinya, seperti janjiku pada Yurin, aku akan
membuktikan bahwa mitos itu tak pernah ada dan jadi kenyataan.
“setelah ini kita belok kiri” perintah Soyeon.
Aku mengangguk dan mengikuti perintahnya untuk membelokan mobilku ke
kiri. Kami sudah hampir dekat. Kulihat di depanku adalah hutan dan ada
sebuah jalan yang cukup besar. Kami pun masuk melalui jalan itu.
“ini sangat menyeramkan Eunhyuk-ssi” kata Soyeon sedikit merinding.
“kau ini penakut sekali. Tidak apa-apa ada aku disini” kataku.
“ini bukan tentang ada kau atau tidak. Tapi tujuanmu untuk
mematahkan sebuah mitos yang sudah ada sejak turun-temurun. Jika benar,
kau pasti akan mendapat masalah Eunhyuk-ssi!” kata Soyeon.
“aku tak peduli. Sudahlah, kau bukan ingin membantuku untuk membuat mentalku jatuh kan?” tanyaku bingung.
Setelah aku mengatakannya, tampak Soyeon hanya diam tak banyak
berkomentar lagi. Walaupun sebenarnya bisa kulihat ia sedikit sebal
dengan keputusanku ini. Tapi mau bagaimana lagi. Tekadku sudah kuat dan
sudah terlanjur pula kita disini.
“dimana tempatnya?’ tanyaku.
“di depan sana..” kata Soyeon saat mobilku memasuki suatu kawasan taman.
Aku menghentikan mobilku setelah kulihat ada sebuah kolam tak jauh
dari sana dengan pohon yang cukup besar. Kurasakan suasana horror ketika
melihat tempat itu. Kemudian aku dan Soyeon turun dari mobil dan kami
bersama-sama berjalan menghampiri pohon itu.
Saat jarakku dan pohon cukup dekat. Aku terkejut melihat begitu
banyak gembok yang tergantung di tempat itu. Bahkan lebih banyak
dibanding yang kupikirkan. Dan sekarang mungkin aku harus mengeluarkan
tenaga lebih banyak untuk mencari di mana gembok milik Yurin.
“setelah aku menemukan dimana gembok itu, apa yang harus kulakukan?” tanyaku.
“menurut data yang aku dapat, kau harus membukanya dengan kunci gembok itu. Dengan itu tak ada cinta abadi” kata Soyeon.
“lalu mana kuncinya?” tanyaku lagi.
“mana ku tahu.”
“jika begitu sia-sia saja kita kesini” Aku menggerutu kesal.
“aku kan hanya mengantarmu kesini ! kukira kau kesini karena kau punya kunci gemboknya” balas Soyeon tak mau kalah.
“hh .. lalu bagaimana?” tanyaku hampir putus asa.
Kulihat Soyeon menoleh ke kanan dan ke kiri. Tiba-tiba tatapan
matanya tertarik pada sebuah papan yang berisi tulisan seperti
pengumuman. Ia pun berjalan menghampiri papan itu dan membaca isi yang
tertulis disana. Sementara aku berusaha untuk tak mempedulikannya
“Eunhyuk-ah .. baca ini !” kata Soyeon menemukan secercah harapan.
Aku menoleh ke arah Soyeon setelah mendengar ia memanggilku. Kemudian kuhampiri yeoja itu.
“setiap kunci yang siap dilemparkan ke dalam kolam jangan lupa
diberi nama pasangan yang telah memasang gembok di pohon...” ucapku
berusaha memahami isi pengumuman itu.
Aku dan Soyeon saling menatap. Kemudian tatapan kami menuju ke kolam
yang ada di depan kami. Apa mungkin kolam ini yang dimaksud isi
pengumuman ini?
“haruskah aku masuk ke dalamnya?” tanyaku ragu.
“warnanya sudah hitam .. menjijikkan !” kata Soyeon ngeri. Yaa.. aku setuju
“tapi mau bagaimana lagi .. harus kubuktikan bahwa aku serius.” Kataku mantap.
Aku langsung melepas sepatu dan kaus kakiku. Kemudian kulipat celana
panjang yang kukenakan agar tak basah terkena air. Kemudian aku
berjalan ke arah kolam. Memang terlihat sangat menjijikan apalagi aku
tak pernah mau terkena kotoran sedikitpun. Aahh .. setidaknya aku harus
serius meyakinkan Yurin. Aku benar-benar mencintai yeoja itu.
Dengan sedikit gemetaran, aku memasukan kakiku ke dalam air keruh
dan kotor itu. Dingin, kesan pertama yang kurasakan. Aku hanya berharap
di dalamnya tak ada sesuatu yang dapat melukai kakiku. Kemudian Soyeon
memberiku sebuah senter agar aku bisa melihat dengan jelas tulisan pada
kunci-kunci yang kurasakan di kakiku ini. Aku pun menerimanya. Kuarahkan
lampu senter ke air dan membaca setiap nama yang ada di kunci.
Untunglah kertas yang di pakai dilapisi oleh mika sehingga tidak mudah
rusak.
Beratus-ratus kunci kubaca sehingga aku mulai lelah dan bosan.
Bahkan saat kulihat ke arah Soyeon ia tampak mengantuk sambil duduk
bersandar di pohon. Aku mencoba menyadarkan diriku untuk terus mencari.
Aku tak boleh menyerah. Tiba-tiba kurasakan seseorang memperhatikanku
dari jauh. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling tapi tak menangkap
seorang pun di sana. Aku berusaha untuk tak peduli dan meneruskan
pencarian.
Tapi tunggu dulu, aku rasa dasar kolam ini semakin lama semakin
dalam. Bahkan air kini sudah mencapai perutku. Aku takut sekali
mengingat aku kurang bisa berenang. Aku jadi bingung, apa mungkin airnya
yang bertambah ya sedari tadi? Aku terus mengarahkan cahaya senter ke
air. Membaca satu-persatu pasangan yang ada di kunci itu. Aku membaca
salah satu kunci di depanku. Kang Hyunjoo and Shin Yurin. INI DIA !!!
Akhirnya kutemukan juga kunci ini setelah berjam-jam aku cari. Kuambil
kunci itu dengan cepat dan kuacungkan ke atas. Tak peduli kini tubuhku
basah kuyup dengan bau menjijikan. Rasa senangku melebihi rasa takutku
sekarang.
“Soyeon aku menemukannya !!!!!” teriakku membuat Soyeon sadar dari tidurnya.
“Kau menemukannya?? Syukurlah ..” ucap Soyeon senang.
Soyeon berjalan ke sisi kolam untuk membantuku keluar dari kolam
itu. Aku juga berjalan menghampiri Soyeon. Saat hendak kuberika kunci
itu pada Soyeon, tiba-tiba SLASHHH ... Seseorang menarik kakiku !!!
“Soyeon tolong aku !!! Kakiku di tarik seseorang !!” teriakku takut
“Mwo?? Raih tanganku! Aku akan menarikmu keluar” kata Soyeon juga terlihat takut.
Aku berusaha untuk meraih tangan Soyeon yang sudah mengulur
kepadaku. Tapi SIAL !! tarikan pada kakiku semakin kuat. Aku malah
tertarik semakin jauh dari Soyeon.. OMO !! Siapa yang menarikku? Bahkan
air kini sudah ada di batas leherku. Apa aku akan tenggelam? Tarikan
pada kakiku semain kencang dan aku pun terjatuh ke dalam air. Yang bisa
kulakukan sekarang adalah menahan nafas dan berusaha sendiri melepaskan
tarikan itu.
Aku menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menarik kakiku ini.
Mataku membulat melihat sosok namja menatapku tajam. Wajahnya pucat
seperti orang mati. Sejak kapan dia ada di kolam ini. Kenapa tiba-tiba
ia menarik kakiku? Aku terus berusaha melepaskan tangannya dari kakiku.
Aku benar-benar takut sekarang ditambah aku sudah tak bisa menahan
nafasku. Aku butuh bernafas.
“Tinggalkan Yurinku !” ucap namja itu.
Aku menatapnya aneh. Yurin? Dia mengenal Yurin? Siapa dia? Apa
mungkin dia .. Tiba-tiba dia menarikku jauh. Dia sepertinya berniat
membunuhku. Oh Tuhan selamatkan aku .. aku sudah tidak kuat lagi...
“TINGGALKAN YURINKU !!!” katanya marah.
Wajahnya ada dihadapanku sekarang dan ia menatapku marah. Aku sangat
takut apalagi melihat ia melotot di depan mataku sekali. Kukumpulkan
segala keberanian terakhirku. aku menutup mata lalu membuka kembali
mataku dengan tatapan tajam ke arahnya
“Aku takkan meninggalkannya. Aku mencintainya” ucapku dengan nafas yang tersisa di paru-paruku.
Aku tak peduli entah aku akan mati sekarang atau tidak, aku takkan
pernah menyesal setelah mengingatkan keseriusanku untuk Yurin.
Setidaknya jika ini berhasil bukankah Yurin bisa mencintai seseorang
lagi?
Aku diam dengan sisa-sisa kesadaranku sekarang ini. BRUSSHH ..
kudengar seseorang masuk ke dalam kolam. Aku sedikit bisa melihat siapa
yang datang. Namun entah kenapa tergambar wajah Yurin di mataku. Aku tak
mengerti. Tapi mungkin ini hanya karena pikiranku yang terus saja
tentangnya. Aku hanya berharap aku bisa bertemu dengannya, melihat
senyumannya sebelum aku harus mati disini. Aku yakin setelah itu aku tak
apa-apa. Aku akan baik-baik saja..
“Hyunjoo oppa .. jangan melakukan itu. Dia tulus mencintaiku dan aku
mencintainya. Aku akan tetap mengingatmu sebagai kekasihku, tapi dunia
kita sudah berbeda oppa .. Tolong, aku ingin bersamanya sekarang ini ..
aku yakin dia bisa menjagaku.”
Kudengar ucapan itu tapi aku tak tau apa ini nyata atau tidak. Aku
sudah tak kuat. Kesadaranku pun sudah tak tersisa lagi. Akhirnya aku tak
bisa merasakan apa-apa lagi ..
***
“Uhukk .. Uhuk ..”
Kurasakan seseorang terus menekan dadaku. Aku terbatuk seiring
keluarnya air yang masuk ke saluran nafasku. Kini aku bisa bernafas
kembali. Kubuka mata dan kuliat ada Yurin yang menatapku lega. Tubuhnya
basah kuyup sama sepertiku. Apa yang terjadi?
“Syukurlah kau sadar ..” kata Yurin senang..
“apa yang terjadi?” ucapku lemah.
Tiba-tiba Yurin memelukku sangat erat. Ia menangis di pundakku dan aku bisa mendengar tangisannya itu di telingaku.
“Pabboya !! untuk apa kau mencari kunci itu ! kau ingin mati eoh?” gerutunya kesal.
Ahh .. aku ingat sekarang. Aku sedang mencari kunci untuk membuka
gembok yang ada di atas pohon disana itu. Lalu tiba-tiba seseorang
menarik kakiku. Lalu kenapa tubuh Yurin basah kuyup seperti itu? Apa dia
yang menyelamatkanku?
“Terima kasih ...” ucapku.
“mwoya?” tanya Yurin
“kau kan yang menyelamatkanku tadi? Dan aku tahu lelaki itu adalah kekasihmu dulu.”
Yurin melepaskan pelukannya dan menatap ke arahku. Aku tersenyum padanya.
“aku tahu dia mungkin tak rela aku mencoba memisahkan kalian. Aku
pun mengerti perasaannya. Tapi aku tak bisa melepasmu begitu saja, aku
sudah terlanjur mencintaimu. Karena itu ..”
Kutunjukkan kunci gembok yang sedari tadi kugenggam di tanganku.
Yurin tampak terkejut melihatnya. Perlahan tangannya mengambil kunci
gembok itu.
“aku takkan memaksamu untuk memilihku. Aku tahu kau masih mencintai
kekasihmu. Dan aku tak berhak menggantikannya begitu saja. Sekarang
terserah padamu Yurin-ah, tapi aku akan tetap mencintaimu ..”
Yurin menatap kunci itu. Kulihat matanya berkaca-kaca. Aku tahu rasa
sedihnya karena aku bisa merasakannya juga. Perlahan aku bangkit dari
posisiku yang terbaring dan kami duduk berhadapan. Aku kini hanya
menunggu keputusan Yurin.
“sebenaranya saat aku tenggelam dan hampir kehilangan kesadaran, aku
mendengar seseorang berkata bahwa dia mencintaiku tapi aku tak yakin
kau yang mengatakannya. Mungkin hanya perasaanku saja .. hehe” ucapku
sambil terkekeh garing
“itu memang aku .. “ucap Yurin
“nde?”
Yurin menatap ke arahku. Ia tersenyum dan itu sangat manis. Hei
kenapa sekarang jantungku malah berdebar kencang? Tunggu, Apa yang Yurin
bilang tadi? Memang aku?
“semua yang kau dengar tadi memang aku yang mengatakannya.”
“wae?” tanyaku tegang.
“jujur saja Eunhyuk-ah .. Pertama, aku tak begitu percaya mitos itu.
Kedua, jauh sebelum kau mengutarakan perasaanmu padaku, aku sudah
sering memperhatikanmu. Kau namja yang sangat baik bahkan menyenangkan.
Aku merasa nyaman saat kau ada di dekatku dan mengajakku bicara. Kau
satu-satunya namja yang mampu menghiburku setelah perginya Hyunjoo oppa.
Dan aku rasa aku juga mencintaimu .. tapi aku terlalu takut untuk pergi
dari Hyunjoo oppa. Aku pernah berjanji padanya.. Mianhae ..”
“karena itu kau menangis saat kau menolakku?” tanyaku lagi.
Kulihat Yurin mengangguk pelan. Sementara aku mencoba mengatur
nafasku. Entahlah .. tapi aku merasakan suatu perasaan bahagia di
hatiku. Ternyata cintaku selama ini tak bertepuk sebelah tangan. Tanpa
berpikir panjang lagi, kupeluk tubuh yeoja di hadapanku ini. Aku
memeluknya dengan erat seperti aku tak mau melepasnya lagi.
“Yurin-ah .. sekarang aku tahu bagaimana perasaanmu sebenarnya
padaku dan aku senang mendengar semua penjelasanmu itu. Jika kau memberi
aku kesempatan kembali untuk mengungkapkan perasaanmu kembali, apa kau
mau menjawab perasaanku?” tanyaku pada Yurin.
Kaurasakan Yurin mengangguk. Aku tersenyum bahagia.
“Yurin-ah .. Nan neol saranghaeyo .. maukah kau jadi istriku?” tanyaku
“aku mau Eunhyuk-ah .. Nado saranghae ..” jawab Yurin sambil mengangguk cepat.
Aku semakin memeluk erat tubuhnya. Aku senang kini semua berakhir
dengan bahagia dan cintaku terbalas juga. Hanya ini yang ku mau, berada
di dekatnya dan selalu membuatnya bahagia. Itu saja. Aku janji aku
berada di sampingnya bukan untuk mengantikan Hyunjoo tapi aku akan jadi
namja yang ia cintai setelah Hyunjoo. Dan Gembok itu akan kubiarkan
mengantung di pohon seperti takdirnya, tapi takdirku adalah bersama
Yurin .. Hyunjoo jangan khawatir, aku akan menjaganya ...
............... THE END ............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar