Title : The Last Time [ I Love You, Oppa .. ]
Author : Erva Fitria
FB : www.facebook.com/errvaa
Cast : Shin Yu Rin
Lee Hyuk Jae
Lee Dong Hae
Genre : Sad Romance
Lenght : TWOSHOOT
Rated : PG-15
This FF is Mine ! Jika ada kesamaan cerita, author meminta maaf tapi itu hanya kebetulan. Hehe ..
Dont Forget RCL ^_^ Happy Reading ...
The Last Time [I Love You, Oppa ... ]
“khawatir??
Aku khawatir pada Yurin?? Aniyaa .. tadi hanya bentuk balas budi saja.
Hahaha lagipula tidak mungkin aku mengkhawatirkan yeoja itu..” kata
Eunhyuk menyangkal.
Ia pun pergi ke kelasnya tanpa memperdulikan Yurin dan Donghae yang sedang bersama
***
Eunhyuk
memesan jus pisang di kantin. Sambil menunggu ia melihat ke salah satu
meja yang di sana ada Donghae dan Yurin sedang makan bersama. Ia
memperhatikan dua orang itu dengan tatapan aneh. Mereka sangat dekat
bahkan makanan itu pun sepertinya adalah bekal makanan yang dibawa oleh
Yurin.
Penjual jus memberikan jus pesanan pada Eunhyuk.
Eunhyuk menerima jus itu dan membayarkan uangnya. Ia lalu duduk di salah
satu meja yang menurutnya strategis agar dia bisa melihat apa saja yang
mereka lakukan di sana.
“mereka sangat senang sepertinya. Apa yang mereka bicarakan?? Apa mungkin mereka sedang membicarakanku?”
Pikiran
Eunhyuk dipenuhi sangkaan negatif. Apalagi kemarin saja Donghae sudah
mengejeknya di depan Yurin. Namun tiba-tiba Donghae melihat ke arah
Eunhyuk. Eunhyuk tak bisa menghindar selain memasang senyuman bodoh.
“Eunhyuk-ah ..” panggil Donghae.
Eunhyuk
melambaikan tangan singkat ke arah Donghae. Di saat bersamaan Yurin
melihat ke arah Eunhyuk. Ia menunduk ketika tatapan mereka bertemu.
Sementara itu Eunhyuk hanya diam dan kembali melihat ke arah Donghae.
Eunhyuk bangkit dari tempat duduknya. Ia melangkah ke arah kamar kecil.
Saat ia pergi, ia melihat Yurin memperhatikannya sebentar. Tapi yeoja
itu tak mengatakan apa-apa.
***
Eunhyuk duduk di
atas panggung sambil memainkan gitarnya. Gitar ini bukan milik Eunhyuk,
karena gitarnya usak ia harus meminjam pada temannya yang lain. Ia
disini sedang menunggu Donghae untuk latihan musik lagi. Tapi Donghae
tak juga datang padahal ia sudah menghubunginya beberapa kali.
CKLEK
.. Pintu aula itu pun terbuka. Eunhyuk melihat ke arah sana. Ia melihat
Donghae akhirnya datang. Tapi ia tak sendiri, melainkan dia bersama
Yurin. Eunhyuk terdiam melihat yeoja itu datang bersama Donghae. Mereka
memang sangat dekat sepertinya.
“kenapa kau baru datang?” tanya Eunhyuk.
“mianhae .. tadi aku mengantar Yurin ke kelas karena ada barangnya yang tertinggal.” Kata Donghae.
“dia
kan sudah sudah dewasa. Sepertinya tidak perlu untuk diantar. Seperti
anak kecil saja” ucap Eunhyuk sambil memainkan gitar di tangannya.
Donghae
dan Yurin saling menatap sebentar. Yurin terlihat tak enak tapi Donghae
tersenyum, memberitahunya bahwa tidak akan terjadi apa-apa.
“kau duduklah disana” kata Donghae.
Yurin
hanya mengangguk. Ia lalu duduk di barisan tempat duduk penonton
seperti biasanya. Donghae menghampiri Eunhyuk dan mempersiapkan semuanya
untuk latihan.
Latihan dimulai. Donghae bernyanyi dan
Eunhyuk masih mengiringinya. Eunhyuk melihat ke arah Yurin yang tak
lepas menatap Donghae yang sedang bernyanyi. Ia benar-benar tak suka
tatapan itu. Tatapan yang biasanya tertuju padanya kini berubah haluan
pada Donghae. Ternyata Yurin mudah sekali berpaling ke lain hati? Yurin
bertepuk tangan saat latihan telah selesai. Ia berdiri dan menghampiri
Donghae. Sementara Eunhyuk pergi ke sisi panggung untuk mengambil
minuman di tasnya. Ia melihat Donghae dan Yurin saling berhadapan.
“Oppa .. suaramu memang sangat indah ..”
“jinja? Gomawo .. oh iya kau mau kuantar pulang?” tanya Donghae. Yurin menggeleng
“oh .. memangnya kau tidak pulang bersama Eunhyuk?” tanya Donghae.
Mendengar
itu sontak Eunhyuk menoleh ke arah Donghae dan Yurin. Di saat bersamaan
Yurin pun menoleh ke arah Eunhyuk. Tapi dengan cepat Yurin mengalihkan
pandangannya kembali.
“aku diantar Oppa saja kalau begitu .. tawaranmu tadi masih berlaku kan?” tanya Yurin dengan senyuman garing.
“oh .. ne .. tunggu sebentar aku membereskan barangku dulu” kata Donghae.
Yurin sedikit menundukkan wajah. Ia melihat ke arah Eunhyuk lagi. Tapi yang ia dapatkan adalah tatapan tajam dari Eunhyuk.
***
Yurin,
Donghae dan Eunhyuk kini sudah sampai di apartemen Eunhyuk dan Turin.
Eunhyuk memasuki kamarnya tanpa memberikan perkataan apapun. Sementara
Yurin dan Donghae masih di luar.
“terima kasih sudah mau mengantarku, oppa” kata Yurin.
“ya .. walaupun akhirnya bersama Eunhyuk juga. Haha” kata Donghae
“kau mau masuk dulu?” tanya Yurin
“ani .. aku sedang buru-buru akan bertemu dengan temanku. Daahh ..”
Donghae
pergi dari tempat itu. Yurin masih di luar samapi Donghae tak terlihat
lagi. Saat ia hendak masuk, tiba-tiba Eunhyuk keluar dari kamarnya.
“Hei , Yurin-ah ..” panggil Eunhyuk.
Yurin mengurungkan niat untuk masuk ke dalam. Ia menoleh sedikit ke arah Eunhyuk walapun terlihat sekali ia menunduk.
“sejak
kapan kau dekat dengan Donghae? Kulihat beberapa hari ini kau terus
saja berdua dengannya. Apa kalian berpacaran?” tanya Eunhyuk lagi.
“aniyo ..”
“wae?”
“tidak apa-apa. Kami hanya berteman saja” jawab Yurin
“Oh .. apa karena kau masih menyukaiku?” tanya Eunhyuk
“molla .. aku mengantuk. Aku masuk ke kamar duluan”
Yurin
langsung memasuki kamarnya. Eunhyuk hanya merasa aneh dengan
tanggapan-tanggapan Yurin tadi. Yeoja itu sepertinya benar-benar berbeda
padanya.
“baiklah aku juga takkan peduli” ucap Eunhyuk kesal.
***
Entah
kenapa sekarang Eunhyuk merasa kesehariannya sangatlah sepi. Berbeda
dengan dulu yang selalu dipusingkan dengan tingkah aneh Yurin. Setiap
hari pasti ia selalu melihat Yurin ceria jika melihatnya. Tapi sekarang,
Yurin justru menghindar dan tak mau melihatnya.
Eunhyuk
sadar ia sendiri yang memerintahkan Yurin untuk menjauhinya. Tapi ia tak
menyangka akan seperti perbedaannya. Ia kira Yurin hanya akan berhenti
untuk terus mengikutinya. Lalu kenapa dia harus merasa segundah ini?
Rasanya ini memang yang seharusnya Eunhyuk inginkan. tapi bukan merasa
senang, justru Eunhyuk merasa sedikit kehilangan.
“apa
yang aku pikirkan?? Ayolah .. jangan sampai aku menyesal karena Yurin
kini mengabaikanku. Ini pilihanku dan aku tak boleh merubahnya ..
mungkin aku merasakan hal ini karena Donghae jadi tak fokus latihan. Ini
semua gara-gara Yurin !!” kata Eunhyuk. Eunhyuk diam di tempat itu. Ia
menutup matanya mencoba menenangkan hati dan pikirannya.
***
Eunhyuk
berjalan di koridor sekolah. Saat ia hendak menaiki tangga, ia
mendengar sesuatu yang mencurigakan di bawah tangga itu. Ia berjalan ke
arah belakang tangga itu untuk melihat apa yang ada di sana. Namun ia
terkejut melihat Yurin terlihat kesakitan disini. Tapi sedang apa Yurin
disini?
“Yurin-ah .. gwenchana?” tanya Eunhyuk mengejutkan Yurin.
Yurin
mengangguk cepat sambil menyembunyikan wajahnya dari Eunhyuk. Ia
seperti menahan rasa sakitnya dan menghindar agar Eunhyuk tidak tahu.
“kau sakit??” tanya Eunhyuk.
“aku baik-baik saja .. pergilah ..” kata Yurin.
“kalau kau sakit, akan kubawa kau ke ruang kesehatan sekarang” kata Eunhyuk sedikit khawatir.
“aniyo .. kau pergi saja ..” kata Yurin menahan sakit di tubuhnya.
Saat
Eunhyuk hendak pergi, tiba-tiba ia melihat Yurin jatuh pingsan. Eunhyuk
bergerak cepat menghampiri Yurin. Ia menggoyang-goyangkan tubuh Yurin
untuk membangunkannya.
“Yurin-ah .. Yurin-ah ... kau kenapa??” panggil Eunhyuk panik.
Yurin
tak sadar juga. Eunhyuk pun mengangkat Yurin ke atas punggungnya.
Setelah itu dengan hati-hati ia berdiri. Tapi ada sesuatu yang jatuh
dari tangan yurin. Sebuah tempat kecil yang di dalamnya ada beberapa
butir obat. Eunhyuk sulit mengambilnya. Ia pun memutuskan untuk
mengantarkan Yurin ke ruang kesehatan dulu. Sepanjang jalan menuju ke
ruang kesehatan, Eunhyuk meminta semua orang untuk tak menghalangi
jalannya. Semua orang pun tampak bingung melihat Eunhyuk menggendong
Yurin yang tidak sadar di punggungnya. Mereka pun memberi jalan untuk
Eunhyuk
***
Yurin perlahan membuka matanya.
Samar-samar ia melihat lampu yang bersinar di ruangan itu. Dimana ini?
Yurin mencoba untuk duduk. Tangannya memegang kepalanya yang sakit dan
pusing. Namun ia sadar Donghae tengah membantunya untuk duduk.
“aku dimana?” tanya Yurin
“kau di ruang kesehatan .. kau tadi pingsan.” Jawab Donghae.
Yurin
memperhatikan ruangan itu, ia ingat terakhir kali orang yang ia lihat
adalah Eunhyuk. Tapi dimana Eunhyuk. Apa mungkin saat itu ia salah
mengira? Benar .. tidak mungkin Eunhyuk mau menolongnya.
“kau mencari apa?” tanya Donghae
“aniya .. aku hanya haus ..”
Donghae
memberikan dan membantu Yurin untuk minum. Yurin meminum air putih itu
dengan perasaan yang kecewa. Ternyata memang bukan Eunhyuk ..
***
Eunhyuk
mengambil botol kecil yang tadi jatuh dari tangan Yurin. Botol itu
berisi banyak obat tablet di dalamnya. Tapi obat apa ini? Karena
penasaran, Eunhyuk memasukan obat itu ke saku jasnya. Setelah pelajaran
selesai ia akan pergi ke apotek.
Eunhyuk pergi ke
kelasnya. Namun terpikir olehnya untuk pergi ke ruang kesehatan melihat
keadaan Yurin bagaimana. Saat Yurin kesakitan lalu pingsan tadi
membuatnya sedikit takut. Apa terjadi sesuatu dan berhubungan dengan
obat ini? Tapi jika Eunhyuk pergi ke ruang kesehatan, pasti akan sangat
memalukan untuk Eunhyuk. Pasti Yurin menyangka Eunhyuk memberikan
perhatian untuknya. Akhirnya Eunhyuk mengurungkan niatnya dan pergi ke
kelas.
***
Eunhyuk memperhatikan botol obat itu di
kamarnya. Obat ini milik Yurin. Apa ia yang mengonsumsi obat ini? Ini
berarti Yurin sebenarnya sedang sakit. Tapi dia sakit apa? Ia nampak
sehat-sehat saja. Tiba-tiba Eunhyuk mendengar suara pintu kamar
sebelahnya terbuka. Itu berarti Yurin sudah pulang. Ia harus
mengembalikan obat ini segera dan menanyakan untuk apa Yurin mempunyai
obat ini.
Eunhyuk mengecek penampilannya di depan cermin.
Setelah semua ia pastikan oke, ia pun keluar dari kamarnya menuju ke
kamar Yurin. Eunhyuk mengetuk pintu itu. Ia menunggu, tapi tak ada
jawaban dari dalam kamar. Ia mengetuk pintu kembali, namun pintu malah
terbuka. Eunhyuk pun memberanikan diri untuk masuk. Di dalam kamar tak
ada orang. Tapi tadi ia mendengar orang masuk. Apa mungkin Yurin tadi
datang lalu pergi lagi dan lupa mengunci pintu? Ceroboh sekali yeoja
itu.
Eunhyuk menyimpan obat milik Yurin di meja. Saat ia
hendak keluar, tidak sengaja ia melihat sebuah kalender bulan ini yang
diberi tanda X sampai tanggal hari ini serta di akhir bulan di beri
tanda bulat. Untuk apa dia melakukan ini. Perhatiannya kini tertarik
pada sebuah note-note yang tertempel di dinding. Eunhyuk membaca satu
persatu note kecil itu.
.. Kepalaku sering
pusing, darah keluar dari hidungku, dan terkadang aku merasakan sakit
yang luar biasa. Apa yang terjadi padaku Tuhan? ...
...
Aku pergi memeriksakan ke Dokter. Tapi saat aku menanyakan keadaanku
pada Dokter, ia terlihat kesal karena kenapa aku baru memeriksakan ini.
Dia bilang ada sel kanker di otakku dan itu sudah mencapai stadium 3.
Aku sungguh terkejut karena penyakit ini mematikan aku pasrah menerima
takdir Tuhan terhadapku. Setidaknya aku bisa menyusul Appa dan Eomma ...
...
Namja itu bernama Lee Hyuk Jae. Dia tinggal di sebelah kamarku. Setiap
hari dia bernyanyi dan suaranya sangat kusukai. Begitu menenangkan.
Setiap aku merasakan sakit, setidaknya aku bisa tidur sehingga keesokan
harinya aku mulai pulih kembali. Aku ingin terus mendengar suaranya itu
...
... Aku kembali memeriksakan kondisiku pada dokter.
Tapi bukannya sembuh, penyakitku sudah mencapai stadium akhir. Waktuku
untuk hidup hanya sebulan lagi. Kali ini aku tidak bisa menahan rasa
tangisku. Ini sangat berat bagiku disaat aku telah menemukan cintaku ...
...
Eunhyuk, sepertinya dia akan jadi cinta terakhir selama aku masih bisa
bernapas. Aku ingin membuatnya bahagia dan aku akan tetap disisinya
sampai tiba saatnya aku pergi, aku janji ...
... Salju
akan segera datang. Aku harap aku masih bisa menyaksikannya dan kuharap
Eunhyuk oppa mau menemaniku saat itu. Akan sangat menyenangkan jika saat
itu Eunhyuk menyanyikan lagu buatannya untukku hehe ...
...
Tuhan, beri aku waktu lebih lama walaupun itu hanya satu menit untuk
membuatnya bahagia , Eunhyuk oppa, aku mencintaimu. Maaf aku selalu
membuatmu kesal. Aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersamamu, hanya
sebentar lagi ...
Itulah note terakhir yang dibaca
oleh Eunhyuk. Kedua matanya memandang kosong ke depan setelah ia
mengetahui segalanya. Tiba-tiba Eunhyuk menangis. Ia sadar kesalahannya
pada Yurin. Kenapa ia malah kasar terhadap Yurin? Kenapa ia tak bisa
menerima niat baik Yurin? Ia tahu dirinya adalah namja yang sangat
jahat. Tega sekali ia membuat Yurin menangis saat itu. Jika saja Eunhyuk
tahu keadaan Yurin yang sebenarnya, ia ingin memberikan waktunya lebih
lama untuk Yurin. Sekarang justru Eunhyuk mulai merasakan takut
kehilangan Yurin.
"Mianhae Yurin-ah. Mianhae .." ucap Eunhyuk menyesal.
Eunhyuk segera keluar dari kamar Yurin. Ia memasuki kamarnya dan mulai memikirkan sesuatu.
"Yurin-ah, sekarang giliranku untuk membuatmu bahagia" ucap Eunhyuk
***
Yurin
membuka pintu kamarnya. Kini ia telah siap untuk pergi ke sekolah. Ia
melihat ke arah kamar Eunhyuk. Rasanya ada yang kurang setiap kali ia
belum membangunkan Eunhyuk. Tapi apa boleh buat, Eunhyuk memang tak
menginginkan Yurin untuk dekat dengannya. Yurin berbalik untuk pergi.
Namun seketika ia terkejut melihat Eunhyuk berada di hadapannya dengan
senyuman di wajahnya.
"mencariku?" tanya Eunhyuk.
"nde?"
"bagaimana aku sudah bisa bangun pagi , bukan?"
"bagus kalau begitu" ucap Yurin singkat.
"kau akan berangkat ke sekolah?" tanya Eunhyuk. Yurin hanya mengangguk.
"kalau begitu kita pergi bersama. Kajja"
Eunhyuk
meraih tangan Yurin lalu menuntunnya pergi. Yurin sedikit bingung
melihat sikap Eunhyuk tiba-tiba berbeda dari biasanya. Lalu kenapa ia
juga memegang tangan Yurin? Entahlah .. Yurin pun tak mengerti. Ia hanya
bisa memandang ke arah Eunhyuk.
Di bawah Yurin sedang menunggu Eunhyuk mengambil sesuatu. Tak lama kemudian Eunhyuk datang dengan sepeda milik Yurin.
"kenapa mengeluarkan sepedaku?" tanya Yurin.
"kita akan berangkat dengan sepeda" kata Eunhyuk.
"tapi sepertinya bis tak akan lama lagi datang. Jadi tidak perlu memakai sepeda" kata Yurin.
"aku ingin memakainya. Kajja naiklah" ajak Eunhyuk.
"naega? Ah .. Aniyo. Aku naik bis atau taksi saja, aku kan berat. Hehe" kata Yurin.
"aku ingin kau naik. Palliwa atau kau mau mengecewakanku lagi?"tanya Eunhyuk.
"aniya .. Baiklah aku naik" kata Yurin.
Yurin
menaiki jok belakang sepeda. Sebenarnya ia gugup sekali berada di dekat
Eunhyuk. Eunhyuk juga aneh sekali hari ini. Bukannya dia tak mau dekat
Yurin? Tapi sekarang malah memaksa untuk bersama. Yurin sudah naik tapi
sepeda tak kunjung bergerak juga. Ia menatap ke arah Eunhyuk.
"kenapa tidak pergi?" tanya Yurin.
"sepertinya kau lupa sesuatu Yurin-ah"
"mwonde? Aku ingat aku harus membawa apa hari ini" kata Yurin.
Eunhyuk tersenyum. Ia lalu mengulurkan tangannya ke belakang membuat Yurin semakin bingung.
"simpan tangan kananmu di tangan kananku, dan tangan kirimu di tangan kiriku" perintah Eunhyuk.
Yurin
diam melihat kedua tangan Eunhyuk yang terulur padanya. Kemudian ia
menyimpan kedua tangannya seperti yang dibilang Eunhyuk. SREET ..
Eunhyuk dengan cepat menuntun tangan Yurin untuk melingkar di
pinggangnya dan ini cukup membuat Yurin terkejut.
"nah, kalau begini kita siap berangkat" kata Eunhyuk.
"tapi .. "
"kau akan aman bersamaku. KAJJA ... !!!"
Eunhyuk
mulai mengayuh sepeda itu. Kayuhan Eunhyuk semakin cepat tapi itu
membuat Yurin takut. Meskipun begitu saat Yurin membuka mata, ia
menikmati indahnya taman-taman yang dilewati Eunhyuk. Eunhyuk memang
sengaja tidak menggunakan jalan yang biasanya. Ia lebih memilih suasana
yang sejuk dan indah.
"Yurin-ah, bahkan kau terasa lebih ringan dari biasanya. Apa rasa sakitmu itu sakit sekali?" batin Eunhyuk sedih.
Namun
Eunhyuk tetap memasang senyumannya ketika ia melihat tangan kiri Yurin
melebar ke udara. Sepertinya Yurin sedang merasakan segarnya udara di
sekitar taman ini.
***
Eunhyuk dan Yurin kini sudah
sampai di sekolah. Sepeda Yurin diparkirkan di deretan sepeda motor dan
sepeda lainnya. Yurin dan Eunhyuk turun dari sepeda itu.
"bagaimana? Tadi pemandangannya indah bukan?" tanya Eunhyuk. Yurin tersenyum lalu mengangguk.
"nah .. Lain kali kita harus pergi bersama lagi, otte?"
Yurin
cukup tak menyangka Eunhyuk akan mengajak dia lagi untuk pergi bersama.
Yurin hanya tersenyum menanggapinya, karena ia juga tak tahu sampai
kapan. Yurin berbalik untuk pergi. Namun baru beberapa langkah ia pergi,
Eunhyuk kembali memanggilnya.
"Yurin-ah .." Yurin menoleh
ke arah Eunhyuk. Eunhyuk terlihat bingung bagaimana mengatakannya.
Butuh keberanian yang besar agar ia bisa mengatakannya pada Yurin.
"museun illiseo?" tanya Yurin.
"ekhm
.. Aku hanya ingin bilang, mulai sekarang jangan dekat-dekat dengan
Donghae. Aku ingin kau menggangguku seperti dulu. Itu saja hahaha.
Sampai jumpa lagi. Pulang sekolah nanti aku akan mengajakmu ke suatu
tempat. Jadi jangan pergi tanpa aku. Annyeong" ucap Eunhyuk gugup.
Eunhyuk
pergi ke dalam gedung sekolah duluan meninggalkan Yurin yang melongo.
Apa yang Eunhyuk katakan tadi? Apa selama ini ia tidak suka melihat
kedekatan Yurin dengan Donghae? Tapi Yurin malah senang mendengar
Eunhyuk melarangnya. Ah .. Mungkin ini hanya kesalahpahaman saja.
Eunhyuk tak mungkin menyukai Yurin. Yurin melangkahkan kakinya ke dalam
sekolah. Senyuman di bibirnya terus saja terbentuk. Ia sangat bahagia
sepertinya.
***
Eunhyuk memasuki kelasnya. Wajahnya
berbinar-binar diiringi senandungan kecil dari mulutnya. Donghae yang
sudah ada di bangkunya menatap kearah Eunhyuk penuh pertanyaan.
"joheun achim .." sapa Eunhyuk lalu duduk di bangkunya. Dahi Donghae mengkerut. Aneh, tidak biasanya dia menyapa seperti itu.
"sepertinya
ada yang sedang bahagia. Oh ya, kulihat kau berangkat bersama Yurin,
jadi sekarang kau dan Yurin sudah baikkan?" tanya Donghae. Eunhyuk
mengangguk.
"bukannya dulu kau sangat membencinya? Bahkan kau tak mau dia mengganggumu" kata Donghae.
"sekarang sudah berbeda. Oh iya, mulai sekarang kau tak boleh berada di dekatnya" larang Eunhyuk.
"MWO? Yurin itu menyenangkan. Aku suka ada di dekatnya" protes Donghae.
"pokoknya tidak boleh .."
"oh aku mengerti, kau menyukai Yurin kan? Jadi kau cemburu melihatnya bersamaku" kata Donghae menggoda.
Mata Eunhyuk membulat. Apa? Menyukai Yurin? Eunhyuk dengan cepat menoleh ke arah Donghae.
"aku tidak menyukainya, arra?" kata Eunhyuk.
"lalu kenapa kau harus melarangku?" tanya Donghae. Eunhyuk berpikir sebentar.
"karena aku ingin mulai berteman dengannya" kata Eunhyuk cepat.
"chingu? Jinja?"
"ne .. Seperti yang kau katakan, Yurin itu menyenangkan dan aku pun merasa begitu." kata Eunhyuk.
"kalau begitu aku akan tetap dekat dengan Yurin"
"YA ! Donghae-ya !"
"aku tidak dengar, Yurin tetap kusuka. Yurin, aku menyukaimu" kata Donghae.
"hentikan perkataanmu itu!" kata Eunhyuk sambil melempar tissue di sakunya tepat di wajah Donghae.
***
Sepertinya
semuanya telah terbalik. Dulu yang selalu mencoba untuk dekat adalah
Yurin pada Eunhyuk tapi kini malah sebaliknya. Di mana ada Yurin di situ
pasti ada Eunhyuk. Saat Yurin dan Donghae tengah makan di kantin,
Eunhyuk pasti selalu muncul di antara mereka berdua. Tak hanya itu, jika
Yurin dan Donghae sedang melakukan hal bersama ataupun mengobrol berdua
pasti selalu ada Eunhyuk. Bahkan Eunhyuk selalu berada di antara mereka
tapi dia cenderung mengajak Yurin mengobrol. Sementara Donghae
diabaikan begitu saja.
Memang sikap Eunhyuk ini terlalu
terlihat berbeda dari biasanya. Tentu saja Yurin dan Donghae jadi
sedikit tidak nyaman melihatnya. Walaupun Yurin mulai merasa kembali
kedekatannya dengan Eunhyuk.
Yurin menoleh ke kanan dan ke
kiri untuk memastikan Eunhyuk tidak ada. Entah kenapa ia ingin
menghindari Eunhyuk. Ada sesuatu hal yang disadari Yurin ketika Eunhyuk
kini lebih baik padanya. Tapi itu hanya perkiraannya. Yurin mulai
melangkah ketika ia pastikan semuanya aman. Ia semakin mempercepat
langkahnya agar segera sampai di halte dan pulang. Tapi ..
"Yurin-ah .. Kau mencoba kabur dariku?" tanya Eunhyuk.
Yurin menghentikan langkahnya seketika. Ia menoleh ke belakang dan memasang senyuman garing pada Eunhyuk.
***
Eunhyuk
dan Yurin berkeliling di stand-stand penjualan. Mereka sedang ada di
taman, tapi sepertinya ada sebuah acara di taman ini sehingga sementara
jadi pasar. Ada berbagai pertunjukan di taman ini. Salah satunya adalah
sulap. Eunhyuk dan Yurin terlihat menikmati pertunjukan di sana. Apalagi
pesulap itu juga memberikan bunga pada Yurin. Namun setelah itu Eunhyuk
mengajak Yurin pergi.
Tiba-tiba Eunhyuk melihat salah
satu stand yang menjual alat musik termasuk di dalamnya adalah gitar.
Mengingat gitarnya yang rusak, Eunhyuk jadi ingin membelinya. Tapi
sepertinya ia harus menahan keinginannya dulu. Sementara itu, Yurin
melihat Eunhyuk memperhatikan salah satu gitar di toko itu. Andai bukan
dia yang merusaknya, mungkin Yurin tak akan merasa bersalah.
Kini
Yurin dan Eunhyuk sampai di sebuah stand yang menyediakan fotobox.
Awalnya Yurin menolak saat Eunhyuk mengajak foto bersama, tapi akhirnya
Yurin mau juga. Di dalam box itu, mereka mempersiapkan diri untuk di
foto. Ada 3x jepretan yang tersedia. Pada jepretan 1 dan 2 mereka
bergaya selucu-lucunya. Namun saat pengambilan gambar ke tiga saat
hitungan ketiga tiba-tiba Eunhyuk mencium pipi Yurin. Hal itu membuat
Yurin terkejut.
***
Yurin duduk di kursi panjang
sambil menunggu Eunhyuk mengambil hasil gambar foto tadi. Sebenarnya
Yurin masih gemetar akibat ciuman Eunhyuk di pipinya. Kenapa Eunhyuk
harus menciumnya? Tiba-tiba Eunhyuk datang menghampiri Yurin. Ia
memperlihatkan hasil fotobox itu pada Yurin. Namun saat Yurin melihat
foto ketiga, Yurin merasa malu.
"lihat wajahmu lucu sekali. Kau sangat shock sepertinya" Eunhyuk tertawa.
"kau pikir ini lucu?" nada pembicaraan Yurin terdengar serius.
"mwo??” Eunhyuk bingung dengan perkataan Yurin.
Yurin
belum menjawab apapun. Kepalanya menunduk dengan rambut yang terurai ke
bawah sehingga Eunhyuk tak bisa melihat wajah gadis itu. Namun
tiba-tiba Yurin mengangkat wajahnya dan berdiri dari kursi itu. Eunhyuk
menatap bingung, tapi ia melihat airmata di pipi Yurin. Dia menangis??
“hentikan
lelucon ini .. aku tahu kau hanya sedang mengasihaniku saja. Kumohon
jangan begitu, aku hanya butuh kau yang dulu. Kau selalu dingin padaku.
Bukan kau yang selalu merasa kasihan padaku” kata Yurin.
Eunhyuk bangkit dari kursinya pula. Ia membalikan tubuh Yurin menghadapnya.
“aku tidak sedang mengasihanimu”
“tapi kau tahu kan aku sedang sakit ? benar kan?”
Eunhyuk
diam melihat Yurin yang menangis di depannya. Yeoja itu tak memandang
ke arah Eunhyuk karena ia tak sanggup melihat Eunhyuk, namja yang selama
ini ia masih cintai.
“aku tahu kau datang ke kamarku
kemarin. Kau pasti sudah membaca semuanya. Kau tak perlu baik padaku
jika itu memang terpaksa. Aku tak apa. Aku tak akan memaksamu karena
memang dari awal kau sudah membenciku.” Tutur Yurin. Eunhyuk menggeleng
karena menurutnya ada hal yang dikatakan Yurin itu salah.
“sekarang kau tak perlu lagi baik padaku, ne? Aku hanya butuh ketulusan” ucap Yurin.
“bagaimana jika sebenarnya aku ini tulus?” tanya Eunhyuk.
“aniyo .. “
“bagaimana jika aku ini sebenarnya tidak pernah mengasihanimu?”
“MALDO ANDWAEE !!!” teriak Yurin berusaha menyangkalnya.
“aku tidak sedang membuat lelucon .. aku melakukan ini tulus Yurin-ah “ ucap Eunhyuk sambil memegang erat lengan Yurin.
“aniyoo
.. aku tidak mau dibohongi. Sudah cukup kau bilang kau membenciku.
Kumohon jangan membuat aku sakit lagi. Aku hampir mati ...” sangkal
Yurin memukul-mukul Eunhyuk yang ada di depannya.
Tiba-tiba
.. GREEPP .. Eunhyuk memeluk Yurin dengan erat. Sementara Yurin diam di
dalam pelukan hangat Eunhyuk itu. Ia seperti tak tahu harus berbicara
apa. Rasanya bibirnya membisu dan tubuhnya kaku. Eunhyuk, kenapa kau
memelukku??, batin Yurin.
“aku mencintaimu, Yurin-ah ..”
bisik Eunhyuk. Sepertinya Yurin merasakan lemah di tubuhnya ketika
mendengar pernyataan manis itu dari Eunhyuk. Apa maksudnya semua ini?
“Jeongmal
saranghae .. percayalah, aku tidak sedang mengasihanimu. Aku tulus
ingin membuatmu bahagia. Maaf telah membuatmu menangis. Aku sadar itu
kesalahanku. Saat kau menjauh dariku, jujur saja aku merasa
kehilanganmu. Kau yang selalu muncul di mataku, teriakan ceriamu, serta
sosokmu yang selalu berada di sampingku. Aku merindukan semuanya,
Yurin-ah ..” kata Eunhyuk bergetar. Ia menahan tangisannya agar Yurin
tak melihatnya menangis.
“oppa ..”
“Percayalah padaku, Yurin .. Jebal ..” ucap Eunhyuk semakin mengeratkan pelukannya seolah tak ingin Yurin pergi.
“tapi aku sakit, aku akan segera pergi ..” kata Yurin.
“aniyo
.. kau tak akan pergi. Kau tetap Yurinku yang kuat. Aku akan terus
menemanimu sampai kapanpun. Jangan pernah mengatakan waktumu tinggal
sedikit lagi apapun. Bagiku bersamamu adalah selamanya ..” kata Eunhyuk
lagi.
Suasana hening seketika. Tapi Yurin malah terisak di
bahu Eunhyuk. Ia memeluk Eunhyuk. Ia takut jika Tuhan akan menjemputnya
lebih cepat. Ia baru saja bahagia mendengar bahwa Eunhyuk juga
mencintainya.
“aku ingin lebih lama tinggal jika aku bisa, Eunhyuk Oppa..” ucap Yurin.
“kalau begitu jangan pikirkan tentang penyakitmu. Bersamaku kau akan terus tersenyum, jangan sakit. Arraseo??” tanya Eunhyuk.
Yurin mengangguk walaupun rasanya ia ragu. Tapi Eunhyuk sedikit memberi semangat untuknya bertahan.
Oppa .. maaf jika aku mengingkari janjiku ...
***
Suasana
semakin larut. Eunhyuk dan Yurin masih berkeliling di sekitar taman.
Mereka kini telah menjadi sepasang kekasih. Tangan mereka saling
berpegangan. Rasanya lega setelah tadi menumpahkan semua perasaan di
hati mereka. Bagi Yurin, ini merupakan hadiah terindah yang diberi Tuhan
untuknya.
Eunhyuk dan Yurin melihat sebuah acara Dansa
bersama. Para pengunjung diperbolehkan untuk ikut dansa tersebut bersama
pasangannya. Acara itu terlihat sangat mengasikkan. Apalagi banyak juga
pasangan yang ikut berpartisipasi.
“kau mau ikut itu?” tanya Yurin.
“aniyo .. nanti kau kelelahan. Aku tidak mau mengambil resiko jika itu berkaitan dengan keselamatanmu” tolak Eunhyuk.
“hanya sekali saja. Kau kan juga bilang aku yroja yang kuat. Ini sih kecil untukku” kata Yurin mencoba meyakinkan Eunhyuk.
“benar kau mau ikut?” tanya Eunhyuk.
“aku ingin bergembira di tengah orang-orang. Pasti akan menyenangkan” kata Yurin.
Akhirnya
Eunhyuk mau berdansa bersama Yurin. Mereka berjalan ke tengah
orang-orang yang sedang berdansa. Layaknya seorang pangeran yang hendak
mengajak putrinya untuk berdansa, Eunhyuk mengulurkan tangannya pada
Yurin sambil sedikit membungkukkan badan. Yurin tersenyum dan menyambut
tangan Eunhyuk. Mereka berdansa berdasarkan alunan lagu yang merdu.
Gerakan lemah lembut yang dipenuhi suasana roamntis. Terkadang mata
Eunhyuk dan mata Yurion bertemu. Tapi sepertinya mereka masih malu-malu
dengan apa yang terjadi diantara mereka berdua. Bagai Cinderella dan
Pangerannya yang saling menatap pada cinta pandangan pertama itu.
Alunan
lagu berubag cepat. Dansa diantara mereka berubah cepat. Yurin dan
Eunhyuk terkadang kewalahan dengan gerakan-gerakan dansa apa yang harus
mereka buat. Tapi menurut mereka ini sangat seru. Yurin berputar di
tangan Eunhyuk dan mereka terkadang harus melompat-lompat. Namun
ekspresi wajah Eunhyuk berubah khawatir ketika ia melihat darah keluar
dari hidung Yurin. Yurin yang tak menyadari itu tentu bingung.
“ada apa oppa?” tanya Yurin.
“hidungmu Yurin-ah ..”
Yurin
terkejut. Dengan segera ia berbalik dan mengambil tissue dari saku jas
sekolahnya. Eunhyuk mencoba melihat bagaimana keadaan Yurin sekarang.
“Yurin-ah .. kau harus ke rumah sakit” kata Eunhyuk.
“ani .. ini sudah biasa. Gwenchana ..” Yurin tersenyum menandakan dia tak apa-apa.
Tiba-tiba
Yurin merasakan kepalanya sakit sekali. Rasanya berat dan sangat
pusing. Bayangan Eunhyuk di matanyapun semakin pudar. Ia pun tak
sadarkan diri.
***
Eunhyuk duduk di sisi tempat
tidur Yurin. Matanya tak lepas memperhatikan yeoja yang ia cintai di
atas tempat tidur dengan lemah. Bahkan alat bantu pernapasan terpasang
di wajah Yurin. Kata Dokter, kondisi Yurin sudah sangat lemah. Sel-sel
kanker Yurin dengan cepat menyebar di seluruh tubuh Yurin sehingga
operasi pun sudah tak mungkin dilakukan. Sekarang apapun keputusan yang
nanti dialamu Yurin, hanya tergantung pada Yurin. Apa dia bisa kuat atau
malah dia menyerah.
Tangan Eunhyuk memegang kedua tangan
Yurin dengan lembut. namja itu menghapus airmatanya yang sesekali jatuh
di pipinya. Bagaimana pun ia tak bisa terus menahan air matanya.
“Hey
yeoja aneh .. kita baru sehari jadi pasangan kekasih. Kau pun berjanji
untuk hidup lebih lama. Ayo .. buktikan perkataanmu itu benar.
Sepertinya akan sangat tidak seru jika kau menyerah sekarang. Kau tahu
kan aku belum membuatmu bahagia. Bangunlah dan beri aku kesempatan untuk
membahagiakanmu. Aku mohon ..” pinta Eunhyuk. Eunhyuk kembali menghapus
air matanya. Ia bangkit dari tempat duduknya. Wajahnya kini mendekat ke
arah kening Yurin. CHU~ ia mengecup pelan kening Yurin.
***
Keesokan
harinya Eunhyuk mengunjungi tempat tinggal Donghae. Ada sesuatu hal
yang butuhkan dari Donghae. Sesampainya di depan pintu temannya itu,
Eunhyuk langsung mengetuk pintu dan tak lama kemudian pintu terbuka.
“kau .. ada apa kau kesini??” tanya Donghae.
“Donghae-ya .. bisakah kau mengajariku membuat lagu dalam waktu sehari?” tanya Eunhyuk.
***
Donghae
diam di atas kursinya sambil memikirkan apa yang telah dibicarakan
Eunhyuk tadi. Yurin sakit keras?? Itu adalah hal yang paling sulit ia
terima di dalam otaknya. Yurin yang begitu ceria ternyata menyimpan
penyakit yang kapan saja bisa membunuhnya. Donghae merasa tak tega
mendengar hal itu terjadi pada Yurin.
“karena itu aku
ingin membuat lagu untuknya. Dia ingin aku membuatkan lagu dan
dinyanyikan padanya. Aku harap dengan ini Yurin bisa lebih kuat dan bisa
juga melawan penyakitnya.
“ahh .. begitu. Baiklah, karena Yurin adalah orang yang kusukai juga, aku akan membantumu.”
“Gomawo Donghae-ya ..”
“ne .. oh iya, ternyata kau memang benar-benar menyukainya kan??” tanya Donghae.
Eunhyuk akhirnya mengaku pada Donghae. “bahkan lebih dari itu” jawab Eunhyuk
***
Eunhyuk
berjalan menuju ke ruangan Yurin. Tangannya ia membawa gitar yang di
kantongi dengan kantong gitarnya. Wajahnya terlihat sedikit sedih entah
kenapa. Tapi walapun begitu ia mencoba tersenyum ketika ia membuka pintu
ruangan Yurin. Di dalam sana ada Yurin sedang duduk sambil melihat ke
luar jendela. Yurin menoleh ke arahnya kerika mendengar pintu terbuka.
Ia tersenyum senang ketika Eunhyuk datang.
“kau lama sekali” kata Yurin.
“ada hal yang harus kubereskan. Syukurlah kau sudah sadar” kata Eunhyuk tetap tersenyum.
Eunhyuk menghampiri Yurin. Ia meletakkan gitar itu di dekat lemari kecil di sebelah tempat tidur Yurin.
“terima kasih atas hadiahmu juga suratnya ..” ucap Eunhyuk. Yurin sedikit menundukkan kepalanya lalu tersenyum pada Eunhyuk.
“itu surat beracun ya?” tanya Eunhyuk sambil tertawa kecil
“ya .. sepertinya begitu ..” kata Yurin ikut tertawa.
Yurin
mengalihkan pandangannya lagi ke arah jendela. Matanya terlihat
menunggu sesuatu yang tak kunjung juga datang. Ia hampir lelah menunggu.
“kau sedang memperhatikan apa?” tanya Eunhyuk
“langit. Kapan salju akan turun? Aku menantikan mereka jatuh dengan indah di atasku.” Kata Yurin.
“katanya kita sudah hampir memasuki musim dingin. Bersabarlah .. mungkin besok atau lusa salju sudah turun” kata Eunhyuk.
“kuharap begitu .. oh iya, kau membawa sepedaku?” tanya Yurin.
“ne .. oh iya sepeda itu untuk apa?”
***
Di
tengah suasana kota Seoul yang gelap dan dingin, Eunhyuk menembus
jalanan dengan sepeda yang mereka gunakan. Eunhyuk sedikit menggigil
dengan suasana yang dingin ini. Tapi Yurin kelihatannya tidak. Ia sangat
menikmati jalan-jalannya dengan dibonceng sepeda oleh Eunhyuk. Tujuan
mereka sekarang adalah taman kemarin saat Eunhyuk menyatakan cintanya
pada Yurin. Entah kenapa yurin ingin mengunjungi taman itu malam-malam
begini.
Akhirnya Eunhyuk dan Yurin sampai di taman itu.
Yurin turun dari sepeda sambil membawa gitar yang ia beri untuk Eunhyuk.
Ia duduk di kursi yang sama seperti kemarin. Sementara Eunhyuk yang
sudah memarkir sepeda di dekat kursi itu, ikut duduk menyusul Yurin.
“ahh .. suasananya sangat sejuk. Indah sekali ..” kata Yurin bahagia.
“indah memang , tapi disini dingin bukan sejuk. Kau tidak merasakannya?” tanya Eunhyuk heran.
“aniyoo .. menurutku ini sangat hangat. Haha” Yurin tertawa.
Eunhyuk hanya menggeleng lemah sambil tersenyum kecil. Baginya tawa Yurin sudah cukup membuatnya merasakan kehangatan itu.
“sayang tak ada bintang. Salju pun tak kunjung turun.” Keluh Yurin.
“kau mungkin harus datang di waktu besok. Aku yakin Salju turun” kata Eunhyuk.
“ani .. aku sangat yakin salju turun malam ini”
“buktinya tidak ada” kata Eunhyuk.
“kita tunggu saja”
“jadi kita disini untuk menunggu salju turun?”
Yurin
mengangguk. Eunhyuk hanya bisa menghela nafas berat dan menuruti saja
apa mau dari Yurin. Cukup lama mereka diam tanpa sepatah kata pun. Yurin
sibuk memperhatikan langit yang biru kelabu, sementara Eunhyuk sibuk
menatap wajah Yurin.
“suatu saat kau pasti melihatku ada di atas sana” kata Yurin sambil menunjuk langit.
“aniya .. Yurinku akan selalu ada tepat di sampingku” kata Eunhyuk.
“tidak
.. aku akan melihatmu dari sana sambil melihatmu bersama yeoja lain.
Kalian membangun keluarga yang indah dan mempunyai anak yang lucu. Pasti
akan sangat membahagiakan” kata Yurin tersenyum.
“kau ini berbicara apa? Yeoja itu kau , mana mungkin kau ada di langit sementara kau ada di sampingku”
“karena
itu aku pasti akan memilih langit. Sebenarnya aku takut jauh darimu,
tapi aku lebih takut membebanimu.” Kata Yurin. Yurin terus memasang
senyumannya walaupun Eunhyuk bisa melihat matanya berkaca-kaca.
Eunhyuk diam. Kenapa suasananya berubah menjadi sangat menyedihkan seperti ini? Eunhyuk pun mengambil gitarnya.
“Yurin-ah ., aku punya lagu untukmu. Kau mau dengar? Lagu ini aku buat bersama Donghae khusus untukmu “ kata Eunhyuk.
“jinjayo??ah aku mau dengar !!” ucap Yurin antusias.
“baiklah .. dengar baik-baik. Kau pasti akan semakin mencintaiku ..”kata Eunhyuk bangga.
Eunhyuk mulai memetik gitar barunya itu. Alunannya sangat indah dan nyaman di dengar.
Entah apa yang terjadi terhadapku
Aku membencinya tapi aku selalu menanti tingkah lucunya
Setiap dia tersenyum, aku menyadari betapa aku mencintainya
Tuhan izinkan aku bersamanya
Aku tahu waktu mungkin bisa menghentikan semuanya
Tapi biarkan aku membuatnya selalu bahagia. Aku mencintainya ..
Bahkan jika boleh biar aku yang menanggung rasa sakit itu
Aku mencintainya, izinkan aku bersamanya
Yurin
mendengarkan lirik lagu itu. Ia terharu mendengar lagu itu begitu
menggambarkan tentang dirinya. Ia ingin tertawa saat mendengar kata
‘tingkah lucu’. Rasanya aneh, karena selama ini justru Eunhyuk sering
menganggap itu tingkah aneh bukan lucu. Tapi lagu itu sangat indah
bahkan sulit untuk mengungkapkan pujian itu dalam kata-kata.
“Eunhyuk-ah
.. aku ingin tidur, aku lelah. Jangan berhenti sampai lagu itu selesai.
Aku sangat menyukai lagunya. Selamat malam” bisik Yurin di telinga
Eunhyuk yang masih menyanyikan lagu itu.
Eunhyuk gemetar mendengar itu. Aniya .. Yurin-ah jangan tidur .. jebal ..
Eunhyuk
merasakan Yurin menyandarkan kepala di pundaknya. Mata yeoja itu
terpejam perlahan dan setetes airmata jatuh menuruni wajah manis
itu.eunhyuk tetap menyanyikan lagu itu sambil berusaha untuk menahan
tangisnnya. Sementara Yurin diam di posisinya.
Lagu pun
berakhir. Eunhyuk belum berani melihat ke arah Yurin. Ia diam seolah tak
tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu
yang dingin jatuh ke tangannya. Ia mendongak ke atas dan melihat salju
mulai berjatuhan ke tanah. Akhirnya salju pertama turun.
“Yurin-ah .. benar apa katamu. Salju turun malam ini .. Yurin ayo lihatlah ..” kata Eunhyuk.
Hening.
Yurin tak menjawab Eunhyuk. Ia hanya diam kaku di pundak Eunhyuk.
Eunhyuk mulai memberanikan diri untuk melihat keadaan Yurin. Ia
memanggil Yurin terus menerus. Tapi Yurin tak bangun juga. Eunhyuk
perlahan mengecek pernapasan Yurin, namun ia tak merasakan apa-apa.
Yurin apa kau ...
“Yurin-ahh ... andwae ..!! Bangunlah. Yurin –ahhh .. aku mencintaimu. Kumohon Bangun !!!” teriak Eunhyuk.
Eunhyuk
menangis sambil memeluk tubuh Yurin yang sudah tak bernyawa itu. Bahkan
saat ia mencoba untuk menahan tangisannya itu begitu sulit. Ia tahu ia
tak bisa menepati janjinya pada Yurin.
Mianhae Yurin-ah ..
***
To : Eunhyuk Oppa ..
Annyeong
.. Oppa kau sudah menerima gitar itu? Bagaimana apa kau senang dengan
gitar yang kuberikan untuk mengganti gitarmu yang rusak? Aku harap kau
menyukainya. Hehe. Oppa .. aku ingin berterimakasih karena kau mau
menemaniku sampai akhir. Kau memang namja yang tak akan pernah kusesali
sebagai cinta terakhirku. Terimakasih kau juga sudah mau mencintai yeoja
sepertiku yang tak memiliki waktu banyak. Oppa, maaf aku tak bisa
menepati janjiku untuk tetap bersama dirimu. Aku ingin, tapi penyakit
ini sungguh sangat sakit. Aku tidak bisa menahannya lebih lama. Aku
hanya akan membuatmu sulit saja. Oppa .. saat aku pergi nanti, bisa kan
kau tidak menangis? Aku ingin kau tersenyum dan melepaskanku. Tenang
saja, walaupun aku tak ada di sampingmu lagi, aku akan tetap ada di
hatimu. Aku janji. Hehe ... Anyyeong ...
Orang yang mencintaimu, Shin Yu Rin :)
The End ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar