Laman

Rabu, 29 Januari 2014

Fanfiction Ficlet :: Appa Sibuk !!! (Gomawo Appa Eomma ...) [HyukSun Family]

Title : Appa Sibuk !!! (Gomawo Appa Eomma ...) [HyukSun Family]
Author : Erva Fitria
FB : Erva CK Fitria
Cast: Lee Dong Sun
Lee Hyuk Jae
Lee Sun Ah
Genre : Family
Lenght : Ficlet
Rated : SU

This FF is Mine ..

Dont Forget RCL

Happy reading ^^


“DIMANA APPAAAAA ?????”

Dongsun berteriak sangat kencang seiring tangisannya sejak ia bangun karena tak menemukan dimana Appanya, Eunhyuk, berada. Sun Ah yang sedari tadi berusaha menenangkannya terlihat bingung dengan tangisan anaknya itu. Ia berusaha beberapa kali untuk membujuk Dongsun untuk mandi dan pergi ke sekolah. Namun keinginan Dongsun untuk bertemu Appanya lebih kuat.

“SHIREOOOO EOMMAAA .. aku mau appaaa !!!” kata Dongsun kekeh.
“appamu sedang bekerja. Dia pergi pagi-pagi sekali. Kajja kita mandi nanti kau terlambat ke sekolah, Dongsun-ah ..”
“aku tidak mau jika tidak dengan appa !!!” rengek Dongsun.

Yaa .. Sun Ah mengerti bagaimana perasaan Dongsun karena memang sudah tiga hari ini Eunhyuk dan Dongsun tidak bertemu karena tugas Eunhyuk di perusahaannya sangat banyak. Sedang ada proyek besar yang harus serius ditangani sehingga Eunhyuk pun harus rela pergi begitu dini dan pulang sangat larut.

“Aigoo .. Dongsun-ah. Appa janji akan pulang sore hari ini ..”
“aniyo .. eomma juga bilang begitu sebelumnya. Tapi aku menunggu appa juga tidak pulang.”
“baiklah begini saja .. eomma janji akan membawamu ke kantor Appa jika kau mau mandi dan sekolah. Nanti pulang sekolah kita langsung kesana. Otte?” tanya Sun Ah
“yakso, Eomma???”
“ne ..”

***

Sun Ah dan Dongsun kini sudah sampai di depan gedung perusahaan milik Lee Hyuk Jae. Terlihat Dongsun begitu senang dan tidak sabar lagi untuk bertemu Eunhyuk, Appanya. Sun Ah menghela napas dan tersenyum kecil melihat Dongsun kembali ceria.

“Eomma ayooo .. palli, Appa pasti senang bertemu dengan kita”

Dongsun menarik tangan Sun Ah untuk segera masuk ke dalam gedung itu. Anak ini sangat bersemangat sekali.

“ne .. hati-hati. Nanti kau jatuh” kata Sun Ah memperingatkan.

Mereka pun memasuki gedung yang tinggi itu. Saat mereka memasuki ruangan yang cukup mewah itu, beberapa pegawai terlihat sangat ramah pada Sun Ah maupun Dongsun. Itu karena semua pegawai tahu bahwa Sun Ah ini istri dari direktur mereka.

“suamiku ada dimana sekarang ya?” tanya Sun Ah pada salah satu pegawai.
“presdir sedang berada di ruangannya.” Kata pegawai itu.
“gamsahamnida ..” ucap Sun Ah.

Sun ah dan Dongsun langsung memasuki lift menuju ke lantai di mana ruangan Eunhyuk berada. Sebenarnya Sun Ah tidak mau Eunhyuk terganggu dengan kedatangannya. Tapi karena dia telah janji pada Dongsun jadi dia pun tak mungkin mengingkarinya.

Sun Ah dan Dongsun kini sudah berada di depan ruangan Eunhyuk. Cklek .. Sun AH membuka pintu dan terlihatlah Eunhyuk sedang sibuk menandatangani file di mejanya.

“Appa ..!!” panggil Dongsun

Eunhyuk yang sedang membaca file di depannya seketika menoleh ke arah suara itu. Wajahnya terlihat sumringah melihat Sun Ah dan terutama Dongsun datang ke kantornya. Dengan segera ia pun mengahmpiri Dongsun dan memeluk anaknya itu.

“Dongsun-ah ...”
“appa ..”

Sun Ah melihat ke pasangan ayah anak itu. Mereka terlalu berlebihan seperti 3 tahun tidak bertemu. Tapi ia senang, bukankah kalau begitu itu artinya keluarga mereka harmonis. Yaa .. Sun Ah berharap seperti itu.

Eunhyuk melepas pelukannya. Ia menatap anaknya dengan sangat bahagia.

“kenapa kau kesini?” tanya Eunhyuk.
“aku ingin bertemu appa. Appa selalu pergi, padahal aku masih tidur. Appa jahat”
“mianhae .. appa sedang sibuk sekali” kata Eunhyuk.
“appa .. ayo pulang sekarang. Ayo kita main” kata Dongsun.
“appa tidak bisa pulang sekarang. Appa masih banyak urusan. Kau main saja bersama Eommamu, ne?” tanya Eunhyuk.
“eomma tidak asik !! main bersama Eomma harus menghitung terus. Aku kan tidak bisa” keluh Dongsun.

Sun Ah yang sedang berada di dekat pintu tentu merasa tersindir. Anak ini terlalu jujur ..

“hahaha .. anak appa jangan begitu. Harus rajin belajar !!”

Tiba-tiba terdengar sura dering telepon di meja Eunhyuk. Eunhyuk pun menghampiri mejanya dan menjawab panggilan itu.

“...”
“oh baiklah, aku akan segera ke sana”

Sambungan telepon pun terputus. Ia lalu menghampiri Dongsun dan Sun Ah dengan wajah yang sedikit menyesal.

“mianhae .. aku ada rapat sekarang dan aku tak bisa meninggalkannya. Lebih baik kau dan Dongsun pulang duluan. Aku akan pulang malam lagi” kata Eunhyuk.
“ah .. baiklah. Jaga kesehatanmu, Oppa. Jangan lupa makan ..” kata Sun Ah.

Eunhyuk mengangguk. Kemudian, Eunhyuk berlutut di depan Dongsun.

“Dongsun-ah .. aku pulang bersama eommamu ne? Appa harus kembali bekerja.” Kata Eunhyuk.
“mwo? Lalu kapan Appa akan main denganku?”
“setelah appa pulang ne? Sekarang appa buru-buru sekali. Sampai jumpa lagi nanti di rumah .. annyeong ..”

Eunhyuk mengecup pipi Dongsun sekilas lalu mengecup dahi Sun Ah. Ia pun pergi ke ruang rapat.

“eomma .. appa sepertinya tidak mau main denganku. Apa mungkin karena aku selalu curang??” tanya Dongsun sedih.
“eh ?? tadi kan Appa bilang sepulang dia bekerja ia akan bermain denagnmu. Appa pasti menepati janjinya. Arraseo ??”
“ne eomma” jawab Dongsun mengerti.

***

Pukul 23.45 KST ..

“Hoaammm ..”

Dongsun menguap. Ia sangat mengantuk. Ia melihat ke arah robot-robotan dan mobil-mobilan di tangannya. Matanya beralih ke pintu depan. Tak ada yang datang juga. Yaa .. ia menunggu Appanya pulang untuk bermain bersama tapi sudah selarut ini Eunhyuk belum juga pulang.

“Dongsun-ah ..tidurlah. eomma sudah mengantuk” kata Sun Ah.
“aku akan menunggu appa.” Kata Dongsun.

Sun Ah menghela napas panjang. Sedari tadi hanya itu jawaban yang dilontarkan Dongsun jika ia disuruh untuk tidur. Sampai kapan Dongsun mau menunggu? Padahal belum jelas Eunhyuk akan pulang kapan.

“Dongsun-ah .. Appa akan mengajakmu main besok. Sekarang kau tidur ya?” bujuk Sun Ah
“aniyoo .. Appa janji akan mengajakku main saat appa pulang nanti”
“Dongsun ..”
“Eomma tidur saja. Aku tak mau menurut pada eomma lagi!! Pokoknya aku tetap akan menunggu appa. Titik !!” tegas Dongsun kesal.

Sun Ah terkejut melihat Dongsun menolak ajakannya begitu saja.

“kenapa Dongsun bicara begitu? Perkataanmu itu menyakiti hati eomma ..”

Dongsun tak menjawab. Ia hanya tertunduk bisu. Sepertinya ia juga menyadari kata-katanya itu sangatlah jahat. Sun Ah pun beranjak pergi dari hadapan Dongsun dan memasuki kamarnya meninggalkan Dongsun di ruang tamu sendirian.

“eomma ...” panggil Dongsun.

Cklek ..

Pintu depan terbuka dan muncullah Eunhyuk dengan keadaan yang cukup berantakan. Dongsun pun tersenyum senang karena melihat appanya telah pulang.

“appa ayo kita main ..” ajak Dongsun menagih janjinya.
“besok saja lagi Dongsun-ah ..” kata Eunhyuk lelah.
“tapi appa kan sudah janji ..” kata Dongsun sedih.
“apa kau tidak melihat appa sangat capek? Sekarang cepat masuk ke kamarmu dan tidur!!” perintah Eunhyuk sedikit keras.

Eunhyuk memasuki kamarnya dengan Sun Ah dan BLAM .. pintu pun tertutup. Dongsun terdiam melihat sikap appanya. Ia menatap mainan yang ada di tangannya. Ia telah menyakiti hati eommanya dan ia juga tak mengerti appanya sedang lelah. Lalu tiba-tiba Dongsun melempar mainannya ke pintu kamar orang tuanya. Ia berjalan mendekat ke arah pintu kamar itu lalu menggedor-gedor pintu itu dengan kedua tangannya.

“APPA .. EOMMA .. Mianhaeee ... APPA ... EOMMA JANGAN MARAH PADAKU .. !!” teriak Dongsun sambil  menangis.

Dongsun terus saja menggedor pintu itu sambil menangis karena menyesal akan kesalahannya. Tapi ia hanya kesepian saja.

“eomma aku janji akan mendengar perkataan eomma. Aku akan menurut. Appa aku tak akan curang lagi saat main, aku juga tak akan mengganggu appa lagi saat kerja. Aku tidak akan cengeng lagi. Appa .. Eomma ...” isak Dongsun.

CKLEK .. pintu terbuka .. Dan ....

“Saengil chukkae hamnida .. Saengil chukkae hamnida ..”

Dongsun melongo melihat Appa dan Eommanya tiba-tiba menyanyikan lagu itu. Ia melihat appanya membawa kue ulang tahun dengan sebuah lilin yang bertuliskan 7 di atasnya. Sementara Eommanya membawa dua buah kado.

“Selamat Ulang Tahun Dongsun, anakku “ ucap Eunhyuk dan Sun Ah bersamaan dengan wajah ceria.

Dongsun diam menatap orang tuanya. Sementara Eunhyuk dan sun Ah tampak bingung melihat tak ada ekspresi senang di wajah Dongsun.

“hehe .. maaf appa dan eomma mengerjaimu. Ini untuk merayakan ..”

Tiba-tiba Dongsun memeluk Eunhyuk dan Sun Ah bersamaan.

“mian .. aku tidak mau kehilangan Eomma dan Appa .. jangan marah padaku. Aku takut ..” kata Dongsun.
“kami tidak marah padamu ..” kata Eunhyuk
“kami justru sayang padamu ..” lanjut Sun Ah

Eunhyuk dan Sun Ha menyimpan barang yang mereka bawa dan membalas memeluk Dongsun dengan penuh kasih sayang.

“sekarang tiup lilinnya ya?” kata Eunhyuk.

Mereka pun melepas pelukan diantara mereka.

“aku ulang tahun ya?” tanya Dongsun tidak sadar.
“ne .. masa kau lupa ulang tahunmu sendiri??” tanya Eunhyuk bingung.
“hehe ..” Dongsun hanya tertawa kecil
“makanya jangan terlalu sibuk bermain ..” kata Sun Ah.

Eunhyuk pun mengambil kembali kuenya. Dongsun bersiap untuk meniup lilinnya.

“jangan lupa permohonannya” kata Sun Ah

Dongsun mengangguk. Ia memejamkan mata sebentar dan  HUHHH .. api di lilin itu pun mati.

“yeee ..” kata Eunhyuk dan Sun Ah yang bertepuk tangan.

“Eomma .. Appa .. aku sayang kalian ..” ucap dongsun.

Kemudian Dongsun mencium pipi Eunhyuk dan Sun Ah bergantian.

“jadilah anak yang baik dan pintar. Juga berbakti pada orang tuamu ne” nasihat Sun AH.

Dongsun mengangguk kembali.

“oh iya .. tadi appa mendengar kau membanting sesuatu. Apa itu??” tanya Eunhyuk dengan tatapan curiga.
“oh .. aku melempar mainanku, robot dan mobil itu” kata Dongsun sambil menunjuk ke arah mainannya yang rusak.
“MWO??”
“aku kesal karena appa dan eomma marah ..” Dongsun beralasan.
“kau tahu tidak, itu mainan sewaktu appa kecil. Rusak kan jadinyaaa”protes Eunhyuk.
“hh .. sudah .. sudah .. kita buka kadonya ya” kata Sun Ah mencoba melerai.
“untung saja ini ulang tahunmu, jika tidak kujitak kau, Dongsun !!” kata Eunhyuk kesal.
“hehe ..  Gomawo Appa Eomma ..”

The End ..

Fanfiction :: Siwon Ahjusshi .. pilih aku ya ?? [HyukSun Family] (Ficlet)

Title : Siwon Ahjusshi .. pilih aku ya ?? [HyukSun Family]
Author : Erva Fitria
FB: Erva CK Fitria
Cast : Lee Dong Sun
Choi Yeon Si
Park Jung Ki
Cho Kyu Na
Lee Hae Jin
Lee Hyuk Jae
Lee Sun Ah
Member Super Junior
Genre: Family , Comedy (maybe)
Length: Ficlet
Rated: SU

HyukSun Family Back !!

Happy Reading ^^

____

Tok Tok Tok ..

Suara ketukan pintu berbunyi. Sun Ah yang sedang berada di dapur melihat ke arah pintu. Tapi ia tak bisa meninggalkan masakannya. Kemudian ia melirik ke arah Eunhyuk yang sedang mengajak bermain Dongsun.

“Oppa , bisa kau bukakan pintu ? ada tamu” kata Sun Ah

Eunhyuk mengangguk. Ia lalu mengajak Dongsun pergi bersama membukakan pintu. Saat pintu terbuka, wajah eunhyuk berubah sumringah melihat Siwon, Kyuhyun, Leeteuk dan Donghae beserta anak-anak mereka datang berkunjung.

“apa yang kalian lakukan disini?” tanya Eunhyuk sumringah.
“meminta sumbangan”kata Leeteuk.
“ani .. aku ini orang kaya. Tidak mungkin aku meminta sumbangan.” Kata Siwon bangga.
“aisshh .. kau memang tak mengerti” gerutu Kyuhyun pada Siwon.
“tentu saja kita datang kesini untuk menemuimu. Kau tidakmerindukan kami??” tanya Donghae kesal.
“ahahah … kalian ini masih saja suka bercanda, kajja ,masuklah ..” ajak Eunhyuk.

Mereka pun memasuki rumah Eunhyuk. Sun ah langsung menyambut baik member Super Junior yang datang ke rumah. Ia pun menyiapkan minuman dan makanan kecil untuk tamu special itu.

“Dongsun, kau main disini ya dengan Yeonsi, Jungki, Haejin, dan Kyuna. Jangan bertengakar. Pinjamkan mereka mainanmu. Arraseo??” tanya eunhyuk pada Dongsun.
“ne Appa ..” kata Dongsun.

Eunhyuk tersenyum melihat Dongsun mengerti. Ia lalu pergi berkumpul dengan member Super Junior yang lainnya. Sementara itu ..

“jadi kita mau main apa?” tanya Haejin
“ini kotak mainanku. Kalian bisa pilih mainan mana yang kalian suka” kata Dongsun.

Haejin, Kyuna, Jungki dan Yeonsi melihat ke arah kotak mainan itu dan melihat apa yang ada di dalamnya. Mereka seperti sedang memilih-milih mainan mana yang akan mereka mainkan. Saat Jungki hendak mengambil mainan yang ia mau, Dongsun memperingatkan.

“itu hanya untuk dimainkan. Itu punyaku dan jangan dibawa pulang” kata Dongsun
“arraseo .. hh .. Appaku pelit sekali. Aku hanya punya sedikit mainan di rumah” kata Jungki mengambil robot.

Kali ini giliran Haejin. Ia melihat ada mainan plastik yang berbentuk ikan. Saat ia hendak mengambil. Dongsun kembali memperingatkan.

“jangan melusaknya. Aku dimalahi Appa karena banyak mainanku yang lusak kalena Haejin” kata Dongsun
“hehe ,, mianhae” Dan pada akhirnya mainan yang baru saja dipegang Haejin rusak.
“hhh .. lusak lagi” keluh Dongsun.

Sekarang Kyuna memilih mainan yang ia suka. Karena ia perempuan ia lebih memilih pistol air..

“kyuna, jangan disemplotan ailnya ke masakan eommaku, ne??” kata Dongsun.

Kyuna menganggung. Ia menekan tombol di pistol air itu. CURRRRR .. dan airnya diarahkan pada wajah Dongsun, Haejin, dan Junki.

“KYUNA … KAU JAHIL TERUS !!!” teriak Dongsun, Haejin, dan Jungki kesal. Kyuna hanya tertawa evil.

Sementara itu ada yang hilang diantara mereka. Yaa.. dia Yeonsi. Anak berumur tujuh tahun itu lebih memilih menjauh dari kerumunan anak kecil yang berbeda 1-2 tanhun darinya. Ia malah sedang menyendiri bermain tablet di tangannya.

“Yeonsi, kamu tidak mau main??” tanya Dongsun.
“aku tidak level dengan mainan itu. Lihat aku sedang bermain game di tabletku” kata Yeonsi.

Jungki, Kyuna, Haejin, dan Dongsun segera mengerubuni Yeonsi.mereka melihat apa yang ditampilkan di layar tablet milik Yeonsi itu.

“wahh …” kata mereka takjub.
“ini bagaimana caranya?” tanya Jungki.
“kamu beli dimana?” tanya Kyuna.
“bukan aku yang beli. Tapi appaku. Ini oleh-oleh dari appa yang sedang berlibur disanabersama eomma. Kalian pasti takkan bisa memainkannya”kata Yeonsi.
“boleh aku meminjamnya?”tanya Haejin.
“aniyo .. nanti rusak.” Tolak Yeonsi.
“mainanmu bagus semua ya?” tanya Dongsun iri.
“iya .. appaku memberikanku banyak sekali barang yang bagus. Bahkan aku membeli boneka doraemon saja, appa sampai memesannya dari Jepang langsung. Hebatkan appaku??” tanya Yeonsi.

Mereka semua mengangguk mendengar perkataan Yeonsi.

“ah .. appaku pelit” kata Jungki.
“Appaku sukanya hanya membelikanku boneka ikan.” Keluh Haejin.
“Appaku lebih parah. Dia hanya bisa menjahiliku saja kalau aku mau sesuatu” kata Kyuna jengkel.
“kalau appaku ???” Dongsun berpikir.
“Appaku, tidak pernah mau membelikanku yang sepertimu itu. Katanya itu tidak ada gunanya.”
“mungkin appamu tidak mampu membelinya. Jadi dia bilang begitu” hasut yeonsi.
“jinja??”
“aku ingin punya appa Siwon ahjusshi … !!!” kata Jungki, HaeJin, Kyuna, dan Dongsun.
“kalian daftar saja pada Appaku. Kata Appa, Appa mau memberikan adik baru untukku, mungkin kalian bisa jadi adikku” kata Yeonsi.
“jinjayoo???” tanya mereka sumringah.
“ne .. aku kasian pada kalian. Ayoo .. cepat bilang pada appaku ..”
“Ne .. !!!”

Sementara itu Eunhyuk, Donghae, Kyuhyun, leeteuk dan Siwon tengah berbincang-bincang di ruang tengah. Mereka bercanda mengenang hal-hal dulu yang sering dilakukan oleh member Super Junior bersama-sama. Rasanya mereka ingin menangis jika ingat itu.

Sun Ah pun ada disana. Ia juga ikut mengobrol bersama mereka. Menceritakan dulunya yang sebagai ELF. Dulu yang ia adalah seorang Fans dari siwon. Tapi entah kenapa ia malah menikah dengan seorang Lee Hyuk Jae.

Di tengah obrolan itu, tiba-tiba anak-anak kecil diantaranya Dongsun, Jungki, Haejin dan Kyuna langsung mengerubuni Siwon. Mereka membujuk-bujuk Siwon sesuatu.

“ahjusshi ,, pilih aku yaaa ??” kata Jungki
“aku manis loh ahjusshi ..” kata Kyuna
“aku janji tidak akan merusak apapun. Ahjusshi harus memilihku” janji Haejin
“aku saja ahjusshi .. aku kan baik hati” kata Dongsun.
“kalian kenapa?” tanya Siwon bingung.
“heh , Dongsun-ah .. apa yang kau lakukan??” tanya Eunhyuk.

Dongsun menoleh ke arah Appanya dengan tatapan malas. Appanya tentu terkejut melihat anaknya menatapnya seperti itu.

“appa diam saja .. !!” kata Dongsun.
“OMO .. Sun Ah , apa salahku??” tanya Eunhyuk sedih.
“Dongsun, kau sedang apa?” tanya Sun Ah pada Dongsun.
“Eomma, aku sedang membujuk Siwon ahjusshi untuk jadi appaku.”
“MWO???” Kyuhyun, Donghae, Eunhyuk dan Leeteuk kaget.
“apa maksudmu? Kenapa seperti itu??” tanya Sun Ah heran.
“Siwon ahjusshi selalu memberikan mainan bagus untuk Yeonsi. Aku juga mau. Jadi aku ingin Siwon ahjusshi jadi appaku saja. Boleh kan eomma??” tanya Donghae.

Para member Suju selain Siwon dan Eunhyuk menertawakan Eunhyuk setelah mendengar perkataan Dongsun itu.  Mereka jadi tahu kalau Eunhyuk tak pernah memanjakan anaknya. Jadi saja Dongsun ingin ganti appa.

“hahahah .. makanya Eunhyuk-ah , lain kali belikan sesuatu untuk Dongsun” ejek kyuhyun.
“benar sekali. Kasian Dongsun”kata leeteuk.
“jadilah appa yang baik seperti aku”Donghae.

Eunhyuk hanya memasang wajah kesal mendengarnya.

“yang lainnya sedang apa??” tanya Eunhyuk pada Dongsun.
“mereka juga sedang membujuk Siwon ahjusshi. Sama sepertiku” kata Dongsun.
“MWOOO???” kata Leeteuk, Donghae, Kyuhyun kaget.
“HAHAHAH .. ternyata anak kalian juga sama …” kata Eunhyuk tertawa puas.

Sementara para ayah sedang meratapi anak-anaknya yang ingin siwon jadi appanya, Siwon malah kerepotan mendengarkan rayuan anak-anak itu.

“ada apa dengan kalian ??” tanya Siwon bingung.
“Ahjusshi sedang mencari adik kan?? Aku mau !!” kata Dongsun.
“siapa yang bilang begitu?” tanya Siwon.
“Yeonsi. Katanya ahjusshi akan memberikan adik untuk Yeonsi. Aku mau jadi adik Yeonsi, ahjusshi !!” kata Dongsun.
“mwo ?? YEONSI-YAAAA !! APA YANG KAU KATAKAN ?? KAU SEHARUSNYA MERAHASIAKANNYA DULU !!”
“Upsss ..”ucap Yeonsi lalu bersembunyi dari amukkan appanya.



The End

Fanfiction / Drabble :: Gara-Gara Fakta Super Junior (HyukSun Family)

Title : Gara-Gara Fakta Super Junior
Author : Erva Fitria
FB : Erva CK Fitria
Cast: Lee Dongsun
Lee Hyuk Jae
Lee Sun Ah
Genre: Family, comedy (maybe)
Rated: PG-13
Lenght: Drabble

Happy Reading .. ^^


Lee Dongsun , adalah buah hati dari Lee Hyuk Jae atau biasa dipanggil Eunhyuk Super junior dengan seorang yeoja yang dicintainya, Lee Sun Ah. Dongsun kini sudah berumur 5 tahun. Wajahnya lucu dan menggemaskan. Sama seperti anak-anak dari member yang lainnya.

Kali ini Eunhyuk, Sun Ah, dan Dongsun sedang berada di dorm Super Junior yang sekarang ditempati oleh manager mereka dulu. Para member Super Junior sedang melakukan reuni karena semenjak memiliki keluarga, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Sementara para member super junior mengobrol dan anak-anak bermain bersama, Dongsun dan Yeonsi sedang mengobrol. Entah apa yang mereka obrolkan, tapi Yeonsi sedang memperhatikan tablet di tangannya. Yeonsi berumur 7 tahun, dia anak dari Siwon.

“kau sedang melihat apa?” tanya Dongsun ingin tahu.
“aku sedang membaca, kata ayah aku harus banyak membaca agar pintar.” Kata Yeonsi
“baca apa?”
“fakta Super Junior. Dulu kan ayah kita artis terkenal”
“jinja? Aku ingin dengal”

Yeonsi pun membacakan fakta-fakta super junior yang ada di tabletnya. Walaupun sedikit tidak mengerti, tapi ia tetap memperhatikan.

“Eunhyuk biasa dipanggil Monkey atau monyet” kata Yeonsi
“itu bukannya ayahmu?” tanya Yeonsi.
“ne itu ayahku” jawab Dongsun mengangguk
“kenapa dia dipanggil monyet?” tanya Yeonsi
“molla” Dongsun menggeleng bingung.
“apa mungkin ayahmu itu saudara monyet?” tanya Yeonsi
“ayah tidak pelnah bilang” kata Dongsun.
“mungkin ayahmu tidak mau mengakui monyet itu saudaranya. Kau harus mempertemukannya” saran Yeonsi.
“apa iya?”

Malam harinya ...

“Dongsun sudah tidur?” tanya Eunhyuk pada Sun Ah yang sedang melipat baju.
“ne .. oppa, Dongsun tiba-tiba ingin ke kebun binatang besok” kata Sun Ah
“kenapa tiba-tiba?”
“molla, katanya kalau tidak dikabulkan, dia tidak mau makan”
“biarlah, dia bisa menjalani program diet.. kau tau kan Dongsung makannya luar biasa banyak” keluh Eunhyuk
“YA !! Oppa kenapa kau berbicara seperti itu?”
“Chagiya, dia gemuk. Mungkin ini kesempatan untuk Dongsun kurus”
“kenapa kau tidak wujudkan saja? Lagipula kita sudah lama tidak berlibur” kata Sun Ah kesal.
“lain kali saja. Aku sudah tidak mood untuk pergi” kata Eunhyuk.
“Pokoknya kalau oppa tidak mau, tidak ada jatah untuk malam ini” ancam Sun Ah sambil tidur dan membalikan badannya memunggungi Eunhyuk
“Ya !! Jangan begitu .. Sun Ah .. aku hanya bercanda ..”

Keesokan harinya..

Eunhyuk, Sun Ah dan Dongsun kini sedang mengunjungi kebun binatang. Mereka terlihat sangat senang melihat macam-macam kebun binatang.

“wah .. ayah ini kebun binatang?” tanya Dongsun
“ne .. kau senang?” kata Eunhyuk menatap ke arah buah hati yang sedang ada di gendongannya.
“ne .. aku sangat senang”
“ya Ayah juga senang. Terlebih melihat ibumu juga senang” kata Eunhyuk sambil melihat ke arah Sun Ah

Sun Ah hanya tertawa kecil. Ternyata ancamannya ampuh juga

“itu apa ayah?” tanya Dongsun.
“itu ular” kata Eunhyuk
“aku ingin melihat monyet” kata Dongsun.
“monyet? Tidak usah lah ..” kata Eunhyuk
“aku ingin melihat monyet, ayah ..” rengek Dongsun.
“kajja .. eomma juga ingin melihat monyet” ajak Sun Ah.

Eunhyuk pun akhinya menurut pada anak adan istrinya. Sesampainya di depan kandang monyet, Dongsun begitu memperhatikan bentuk monyet itu, ia beberapa kali melihat ke arah Eunhyuk seperti sedang membandingkan.

“untuk apa sebenarnya kau tiba-tiba ingin ke kebun binatang dan melihat monyet? Lebih baik kau melihat singa yang disana itu?”
“Ayah kenapa begitu .. aku senang bertemu paman”
“mwo??” Eunhyuk terkejut begitu pula dengan Sun Ah.
“ini paman kan? Saudara ayah.”
“kenapa kau bilang begitu?” tanya Eunhyuk.
“kemarin aku dan Yeonsi membaca fakta Supel Juniol. Ayah seling dipanggil monyet jadi Yeonsi bilang mungkin ayah saudala dari monyet. Ya sudah aku pelcaya padanya” jelas Dongsun dengan cadel yang kental.

Eunhyuk menganga mendengar perkataan anaknya itu. Ternyata sebutan itu begitu melegenda. Bahkan anaknya pun sampai percaya. Hhh .. Namun tampak Sun Ah malah menahan tawanya.

“apa yang lucu?” tanya Eunhyuk mentap kesal ke arah Sun Ah
“anak kita pintar sekali. Haha” kata Sun Ah tertawa.
“Awas saja jika aku bertemu Siwon. Akan kuminta pertanggungjawaban karena Yeonsi telah mempengaruhi anakku dengan hal tidak benar” kata Eunhyuk
“ya !! itu ada benarnya juga kan?” tanya Sun Ah.
“mwo??” Eunhyuk terkejut karena istrinya pun ikut terpengaruh
“Ayah .. cepat beli salam .. annyeong,paman ..” salam Dongsun sambil melambaikan tangan ke arah monyet.
“YAK !!! DIA BUKAN SAUDARAKU !!!”

The End

Fanfiction :: __ Love Planning __ [Oneshoot]

Title                  : Love Planning  
Genre                : Romance, friendship  
Lenght               : ONESHOOT  
Rated                : PG-15  
Cast                  : Park Su Ji
                         Lee Hyuk Jae
                         Kim Soo Yeon
Author               : Erva Fitria  
Facebook           : Erva CK Fitria ( https://www.facebook.com/errvaa  )

FF ini murni karya author. Jika ada kesamaan cerita, tokoh deelel .. mohon maaf yaaa ini hanya kebetulan ^^

WARNING !! TYPO MUNGKIN MASIH BERTEBARAN ..
DONT FORGET RCL ..


Happy Reading ^^


__ Terkadang kau tak tahu apa yang cinta rencanakan untukmu __


Anyyeong namaku adalah Park Su Ji. Umurku 18 tahun dan sekarang sedang menempuh semester pertama di Universitas Seoul. Aku tinggal di Seoul bersama dengan Appaku dan adikku Park Min Ah. Kami adalah keluarga sederhana. Ibuku sudah meninggal saat melahirkan adikku. Aku sempat sedih karena itu. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan Min Ah.

Cukup sudah aku menceritakan tentang keluargaku, sekarang aku akan menceritakan tentang sahabatku. Dia bernama Kim Soo Yeon. Ia sangat cantik dan banyak dikagumi para pria. Tampak anggun dan modis. Tapi saat mengenalnya, betapa ia sangat lucu dan baik hati. Aku pun tak menyangka bisa jadi sahabatnya.

Kembali pada diriku, jujur aku bukan orang yang mudah jatuh cinta. Setiap kali Appaku bertanya apa aku punya orang yang kusukai, pasti aku menjawab tidak ada. Memang belum ada, karena aku belum mau diganggu oleh makhluk menyeramkan namanya ‘cinta’. Tapi akhir ini pandanganku tentang makhluk menyeramkan itu mulai berkurang ketika aku melihat seorang namja. Dia bernama Lee Hyuk Jae. Banyak orang biasa memanggilnya Eunhyuk. Aku tidak tahu kenapa tapi aku suka panggilannya itu.

Awal aku bertemu dengannya saat aku melihat dia membantu seorang nenek menyebrangi jalan. Walaupun itu terlihat biasa tapi aku tak menyangka ketika ia juga mengajak nenek itu untuk makan bersama di salah satu penjual makanan jalanan. Ia juga memberi uang pada nenek-nenek itu. Aku mencoba untuk tak terpesona kepadanya tapi saat aku dan Sooyeon menonton pertandingan basket di kampus, aku melihatnya. DAN DIA TERNYATA SEORANG PEMAIN BASKET DAN SATU FAKULTAS DENGANKU !!! aku pun jadi semakin terpana dibuatnyaaa ..

“SUJIII-YAAAA .... “

Sreettt ..

Kutolehkan kepalaku dengan malas. Mengganggu saja orang sedang santai. Kulihat appa menatapku kesal dengan penampilannya seperti biasa. Memakai celemek dan di tangannya ada spatula. Aku tahu dia pasti sudah beberapa kali memanggilku untuk sarapan pagi.

“Arraseo .. aku akan segera menyusul” kataku malas.
“Palliwa .. adikmu menunggumu turun” perinta Appa.
“ne .. sekarang appa duluan saja kesana. Aku akan kesana secepatnya” kataku.

Appaku pun pergi kembali ke bawah. Aku diam menatap cermin di hadapanku. Kulihat penampilanku yang sudah rapi. Aku siap berangkat ke kampus...

***

Aku turun dari bis. Kini di depanku Gerbang utama kampusku sudah terpampang jelas. Entah kenapa aku merasa sangat bersemangat. Apa mungkin akan ada sesuatu yang terjadi sekarang misalnya teman di kelasku mentraktirku. Ahh .. tidak mungkin. Tapi apapun yang terjadi aku akan mensyukurinya. Aku janji .. hehe ..

BRAAKK ...

Aku menoleh ke arah suara itu dan kulihat ada sebuah mobil yang menabrak sepeda yang menyebrang. Kulihat pemilik sepeda itu meminta maaf pada sang sopir mobil yang marah-marah. Padahal kan yang salah jelas mobil itu. Tapi tunggu .. yang mengendarai sepeda itu kan Eunhyuk. Eunhyuk ??

Aku melihat Eunhyuk berjalan ke pinggir untuk mempersilahkan mobil itu pergi. Sikut dan lututnya terlihat terluka karena ia sedang memakai baju tim basketnya yang hanya selutut dan sesikut itu. Kuputuskan untuk menghampirinya dan menanyakan bagaimana keadaannya.

“kau tak apa ?” tanyaku. Apa pertanyaan ini terdengar bodoh untuk dua orang yang belum pernah berkenalan sebelumnya? Ah .. aku  tak peduli.

Eunhyuk menatapku bingung. Kusadari kami memang belum pernah berkenalan sebelumnya. Tapi bisakah dia tidak menatapku seperti itu? Aku akan menyesal jika dia mengabaikan pertanyaanku begitu saja. Namun tiba-tiba Eunhyuk tersenyum.

“aku tak apa” katanya singkat.

Aku tersenyum lega. Tapi kini perhatianku tertuju pada sikut dan lututnya. Memang terlihat cukup parah.

“aku harus pergi ..” kata Eunhyuk hendak melangkah.
“Changkaman .. biarkan aku mengobatimu dulu. Jika lukamu dibiarkan, bisa infeksi “ cegahku.

Eunhyuk kembali menatapku.

***

“selesai ..” ucapku saat aku berhasil menempelkan plester diatas perban yang menutupi luka di lutut Eunhyuk.

Eunhyuk melihat hasil pengobatanku terhadap lukanya. Ia terlihat senang. Ah .. entah kenapa aku merasa begitu bahagia padahal ia sedang sakit.

“wah .. kau sepertinya sangat berpengalaman sekali mengobati orang lain ?’ tanya Eunhyuk kagum.
“ah .. tidak .. aku hanya belajar dari ibuku dulu. Hehe .. “
“kau cocok jadi seorang dokter. Mungkin lain kali jika kau terluka aku akan memintamu untuk mengobatiku, bagaimana ?”
“nde??” aku terkejut. Apa dia bercanda ??
“haha .. hei ada apa dengan wajahmu?? Tapi terima kasih atas perawatan pada sikut dan lututku. Aku pergi ne ?? gamsahamnida ..”

Eunhyuk meninggalkanku pergi tapi aku masih terpaku di tempat ini. Ada apa denganku ?? aku tahu aku bahagia tapi kenapa aku harus sebahagia ini ? ah Tuhan terima kasih ...

***

Jam pergantian mata kuliah tiba. Aku dan Sooyeon pergi ke kantin untuk mengisi perut sebelum pelajaran selanjutnya dimulai. Sesampainya di sana kami duduk saling berhadapan dan kami pun memesan makanan. Entah apa yang diperlihatkan wajahku saat menunggu pesanan datang, tapi tampaknya Sooyeon merasa curiga dengan sikapku ini.

“kau kenapa eoh ?” tanya sooyeon.
“mwonde?” tanyaku.
“kau terlihat sangat senang. Apa terjadi sesuatu yang aku tak tahu ?” tanya Sooyeon.
“mwo ?? aniyo ..”sangkalku.
“aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku. Kajja katakan padaku apa itu !!” pinta Sooyeon.
“anii .. tidak terjadi apa-apa lagipula” kataku.
“ya sudah jika begitu ..” Sooyeon menyerah.

Sebenarnya aku ingin menceritakan semuanya pada Sooyeon. Tapi ini belum saatnya. Lagipula belum tentu setelah ini Eunhyuk juga masih mengenalku. Eh .. bukankah dia juga tak tahu namaku? Aisshh .. tidak ada harapan bertemu dengannya lagi kalau begitu .. menyebalkan.

***

Aku dan Sooyeon pergi ke lapangan basket untuk melihat beberapa pemain basket berlatih. Aku tidak sabar melihat Eunhyuk di sana. Pasti dia akan sangat keren saat memainkan bola karet yang besar itu. Apalagi tubuhnya yang atletis membuat semua yeoja tertarik padanya. Namun saat kami sampai di lapangan basket dan melihat diantara bangku penonton, aku tak melihat eunhyuk di sana. Apa mungkin dia tidak ikut latihan sekarang ini ? hmm .. padahal aku ingin melihatnya.

“hei .. kau !!”

Aku menoleh ke arah suara itu dan aku terkejut ketika melihat Eunhyuk berdiri di sampingku. Dia ternyata ada disini juga ??

“hei ..” sapaku balik. Semoga aku tidak terlihat gugup sekarang ini.
“sedang apa kau disini ?” tanya Eunhyuk bersahabat.
“aku sedang menonton latihan saja. Bukankah kau juga pemain basket ? kenapa tidak ikut latihan?” tanyaku.
Eunhyuk menggaruk bagian belakang kepalanya padahal tidak gatal. “ne .. tapi kau lihat ini “ Eunhyuk menunjukkanku sikut dan lututnya yang masih di perban. “aku belum sembuh total. Hehe”

Aku mengangguk mengerti. Tiba-tiba saja aku merasakan seseorang menyenggol lenganku pelan dan berkali-kali. Saat kulihat, ternyata aku lupa sedari tadi aku mengabaikan Sooyeon yang sedang memperhatikan ke arah kami.

“ahh .. perkenalkan ini Sooyeon .. Sooyeon ini Eunhyuk” kataku memperkenalkan.
“Annyeong aku Sooyeon.” Kata Sooyeon menjulurkan tangan.
“aku Lee Hyuk Jae panggil saja aku Eunhyuk” Eunhyuk menjabat tangan Sooyeon.

Aku hanya tersenyum melihatnya.

“eh .. bukankah kita juga belum berkenalan ya ??” tanya Eunhyuk padaku.
“ah .. iya. Haha .. aku sampai lupa. Namaku Park Su Ji” aku memperkenalkan diri.
“oh jadi itu namamu .. akan ku ingat namamu. Kebetulan aku ada penyusunan strategi. Aku pergi duluan ne ? sampai jumpa lagi Suji-ssi dan Sooyeon-ssi” salam Eunhyuk.
“annyeong ..” ucapku dan Sooyeon bersamaan.

Eunhyuk pergi dari hadapanku. Aku tersenyum kecil melihatnya. Tapi ada satu kalimat yang ia ucapkan sehingga membuat jantungku terasa mau meledak.

“akan ku ingat namamu ..”

***

“bagaimana kau bisa mengenalnya?” tanya Sooyeon.

Tak habisnya Sooyeon mengajukan pertanyaan itu padaku sejak setelah keluar dari lapangan basket sampai ke kelas sekarang ini. Aku tak menjawab karena menurutku Sooyeon pun tak perlu tahu tentang ini. Lagipula itu hanya pertemuan yang kebetulan saja.

“kami hanya tak sengaja bertemu” kataku singkat dan tidak mengkonotasikan apa-apa agar tak terjadi kesalah pahaman.
“kau yakin ?” tanya Sooyeon. Tapi kalian seperti sudah kenal lama. Apa kalian teman masa kecil atau mungkin kalian berpacaran ?” tanya Sooyeon lagi.

Deg .. rasanya jantungku berdetak lebih cepat setelah mendengarnya. Berpacaran ?? haha .. itu tak mungkin. Haha .. walaupun sebenarnya aku pun ingin -_-

“kau ini berbicara apa .. aku hanya bertemu dengannya 2 kali dengan tadi. Dan itu tidak sengaja. Lagipula sebelumnya aku hanya melihatnya saja saat aku menemanimu menonton pertandingan basket waktu itu .” jelasku.
“ohh .. begitu .. syukurlah ..” kata Sooyeon lega.
“mwo ??” aku menatap bingung dengan kata-katanya itu.
“sebenarnya aku menyukai Eunhyuk sudah lama  ..” ungkap Sooyeon.

MWO ?????? kumohon bilang semua kata-katanya hanya mimpi ..

***

Ini malam terburuk bagiku !!! Sejak pulang kuliah tadi rasanya aku merasa kesal. Hatiku terasa sesak dan aku masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Sooyeon. Dia menyukai Eunhyuk?? Tak bisa kuterima. Dia sahabatku dan aku juga tak mungkin menyakiti sahabatku. Lalu aku harus bagaimana ? Lagipula kenapa harus Sooyeon yang menyukai Eunhyuk ?

Berbagai macam pertanyaan itu terus muncul di otakku sehingga aku lelah. Kubaringkan tubuhku di atas kasur empukku. Rasanya semua pikiranku melayang pergi kecuali tentang Eunhyuk dan Sooyeon yang selalu menempel kuat di otakku. Aku berusaha untuk melupakannya untuk melepas penatku sejenak, tapi rasanya sulit sekali.

Tiba terdengar suara handphoneku. Kubaca tulisan di layar Hpku itu. Hmm .. ada telepon dari Sooyeon. Hh ..  Dia menelpon di saat yang kurang tepat.

“yeoboseyo .. “ jawabku.
“Suji-ya .. kau sudah pulang ke rumah dengan selamat ?” tanya Sooyeon.

Entahlah tapi pertanyaan Sooyeon sungguh aneh. Tidak biasanya dia seperti ini. Apa ada sesuatu hal yang ia inginkan ?

“aku sudah sampai di rumah. Ada apa ?? nada bicaramu aneh sekali”
“aku ini sahabatmu.. aku tidak boleh menanyakan tentang keadaanmu sekarang ini?” tanya Sooyeon terdengar kesal tapi gugup.
“ohh .. hehe .. aku hanya merasa ini bukan sooyeon.”
“ah baiklah aku akan jujur padamu” kata Sooyeon mengaku.
“mwo?” tanyaku  bingung. Plinplan sekali.
“aku sebenarnya ingin meminta bantuan padamu” kata Sooyeon.
“bantuan apa ?” tanyaku , tapi aku berdebar. Perasaanku tidak enak.
“jika dilihat-lihat kau dan Eunhyuk sangat akrab. Aku juga ingin bisa dekat dengan dia. Bisakah kau membuat kami dekat?” tanya Sooyeon.

Aku terdiam mendengarnya. Dada ini semakin sesak saja rasanya. Aku harus bagaimana sekarang ?? pilihannya yang harus kupilih adalah tidak membantu sooyeon, tapi Sooyeon akan kecewa atau aku membantu sooyeon tapi hatiku yang justru akan sangat sedih.

“Suji-ya ..?”
“ne ??” aku tersadar dari pikiranku.
“bagaimana ? kau bisa kan membantuku?” tanya Sooyeon.
“Memangnya tidak ada namja lain selain Eunhyuk ? banyak yang lebih keren dari dia” saranku.
“shireo .. sudah lama aku menyukainya. Karena itulah aku menolak semua namja yang ingin jadi namjachinguku. Aku hanya ingin Eunhyuk jadi namjachinguku. Ayolah .. bantu aku. Aku tahu kau sahabatku yang baik” kata Sooyeon manja.

Aku menghela nafas berat. Kutundukkan kepala untuk berpikir sejenak. Oke .. mungkin aku bisa mencari namja lain yang bisa kusukai.

“arraseo ..” kataku setuju.
“jadi kau mau membantuku? Jinjayo ?” tanya Sooyeon
“ne .. tapi aku hanya mendekatkanmu saja. Jika dia tidak mau jangan salahkan aku” syaratku.
“ne .. gomawo... Suji-yaaa ..”

Aku tak tahu apa keputusan ini baik atau tidak. Ah .. sudahlah ..

***

To: Eunhyuk
Eunhyuk-ssi .. bisakah sore ini kau bertemu denganku di perpustakaan ? maaf jika mengganggumu.
Park Suji

Aku diam-diam melihat Eunhyuk membaca surat dariku di lokernya. Aku memang sengaja menulis pesan itu agar dia ke perpustakaan dan bertemu dengan Sooyeon disana. Aishh .. kenapa aku merasa sedih sekali?

“bagaimana ?” tanya Sooyeon tiba-tiba muncul di belakangku.
“aishh .. kau membuatku terkejut saja. Dia sudah membacanya. Kau tunggu saja sore ini di perpustakaan. Sepertinya dia akan datang.” Kataku sedikit malas.
“ahh .. kau memang sahabatku yang baik.” Kata Sooyeon ikut mengintip Eunhyuk yang sedang membereskan barang-barang di lokernya.
“aku akan membantunya ahh ..” kata Sooyeon
“mwo ?” tanyaku kaget
“diam saja disitu ..”

Kulihat Sooyeon menghampiri Eunhyuk. Aku tak bisa mendengar jelas apa yang mereka bicarakan tapi kulihat Eunhyuk terlihat senang dan Sooyeon pun membantu Eunhyuk membereskan barang-barang di loker itu. Kualihkan pandanganku dan pergi segera. Aku tak bisa menahan rasa sesak ini. Ya Tuhan apa benar pilihan yang kuambil ini?

***

Sore ini mendung .. aku diam di kamar dengan perasaan yang tidak tentu. Rasanya risau sekali seperti ada hal yang aku takutkan. Mungkin karena aku memikirkan Sooyeon yang sore ini bertemu dengan Eunhyuk di kampus. Bagaimana ya mereka sekarang. Apa mereka sedang bercanda bersama? Apa ada tatapan mata yang bisa saja membuat mereka saling jatuh cinta. Ahh .. aku tak berpengalaman soal cinta, pantas saja rasanya sesakit ini.

Apa yang harus aku lakukan? Aku tak mungkin diam saja disini dan tak tahu apa yang terjadi diantara mereka. Tadinya sebelum aku pulang ke rumah aku ingin melihat apa yang mereka lakukan, tapi Sooyeon menyuruhku untuk pulang. Dan bodohnya aku menurut saja. Aku menyesal ..

Aku pun memutuskan untuk pergi lagi ke kampus dan melihat apa yang sedang terjadi sekarang ini. Aku berlari keluar rumah dan mencari sebuah bus menuju ke kampus. Tapi jalanan sedang sepi. Akan sangat lama jika menunggu bus datang. Kuputuskan untuk berlari saja menuju kampus. Aku sesekali berhenti di tengah jalan ketika muncul di otakku bahwa yang kulakukan ini adalah hal yang bodoh. Tapi sepertinya rasa ingin tahuku lebih besar dari semuanya. Kuteruskan langkahku menuju ke kampus yang masih cukup jauh. Tiba-tiba BYURRR ... Hujan turun sangat deras. Aku harus mencari tempat berlindung dan kulihat ada sebuah halte bis di depan sana.

Aku meneduh di halte bis yang hanya aku sendiri disini. Tubuhku basah dan rasanya dingin sekali. Hujan pun malah semakin deras saja. Ah .. sepertinya aku harus menunggu. Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Saat kubuka ternyata ada telpon dari Sooyeon.

“yeoboseyo ..” jawabku.
“Suji-ya .. rencana kita berjalan sukses . tadi aku sudah mengobrol banyak dengan Eunhyuk. Aku senang sekali.” Kata sooyeon.
“oh begitu .. baguslah ..” kataku terdengar senang walaupun hatiku sakit sekali. Yaa setidaknya aku membahagiakan temanku.
“kau sedang ada dimana ?’ tanya Sooyeon.
“aku terjebak hujan. Sedang di halte sekarang”
“oh .. kau mau kemana memang?”
“a.aakuu ...  habis dari toko roti” kataku bohong. Tidak mungkin kan jika kubilang aku sedang menuju ke kampus untuk mengetahui apa yang dia dan eunhyuk lakukan.
“oh .. begitu ..”

Aku mendengar ocehan dari Sooyeon di telpon. Sampai seseorang memakai sepeda datang ke halte bis yang sama denganku saat ini. Dia juga sepertinya sedang meneduh. Tapi itu kan .. Eunhyuk ?? Oh My God .. Eunhyuk menatap ke arahku dan aku segera memalingkan wajah seolah tak menyadari keberadaan Eunhyuk. Kuharap juga eunhyuk tidak sadar kalau aku juga disini.

“Suji ?” eunhyuk memanggilku ragu.

Aku menoleh perlahan ke arah Eunhyuk. Biarlah sudah terlanjur ini. Tapi tak sadar aku telah memutuskan telpon dari Sooyeon.

“Eunhyuk-ssi ?” kataku pura-pura sadar.
“kau disini rupanya .. Kau tahu aku menunggumu tadi di perpus ..”
“untuk apa ??” tanyaku bingung.
“bukankah ada hal yang ingin kau bicarakan denganku di perpus. Kau kan yang mengirim surat di lokerku?” tanya Eunhyuk.

Oh iya ,, kenapa aku bisa lupa begini? Bodoh ..

“oh itu .. aku ingat .. mian telah membuatmu menungguku di perpus. Kau pasti kesal” kataku tak enak.
“aniya .. lagipula aku juga bertemu dengan temanmu, jadi aku mengobrol banyak dengannya.”
“jinja?” aku pura-pura menyimak ceritanya.
“ne .. dia sangat lucu dan cukup enak diajak bicara ..” ucap Eunhyuk.

Dia sangat terlihat bahagia. Aku pun hanya bisa tersenyum sekarang ini. Aku tak tahu sekarang harus bagaimana. Sepertinya wajah dan hatiku saling membohongi satu sama lain. Sesak ..

“oh iya .. apa yang ingin kau bicarakan denganku?’ tanya Eunhyuk.
“ohh .. itu .. mm .. bagaimana keadaan lukamu?” tanyaku.
“sudah mulai membaik. Bahkan besok aku sudah boleh latihan kembali dengan tim. Aku senang. Ini berkatmu, Suji-ya .. gomawo ..” ucap Eunhyuk.
“aku hanya membantumu sedikit. Tidak usak berlebihan begitu. Hehe “ kataku malu. Tapi ini cukup menghiburku.
“kau memang telah menyelamatkanku .. sekali lagi terima kasih” kata Eunhyuk.

Aku pun mengangguk  menerima rasa terima kasihnya. Kini aku mengalihkan perhatianku ke depan melihat rintik hujan yang masih jatuh ke bumi. Kapan ini akan berakhir, aku ingin segera pulang ke rumah dan menangis. Tapi saat-saat bersama Eunhyuk seperti ini sangat jarang sekali bisa kudapatkan.

Tapi sepertinya Tuhan mendengar doaku. Hujan mulai berhenti, walaupun masih ada rintik hujan yang menyusul untuk turun. Aku bisa pulang sekarang ..

“wah sudah berhenti. Akhirnya ..” kata eunhyuk.
“ne .. baiklah aku pulang duluan .. anyyeong” salamku langsung bergegas pergi.

Aku berjalan di pinggir jalan tak mempedulikan Eunhyuk menatap aneh ke arahku. Tapi kuusahakan untuk tidak menoleh ke belakang. Aku tak boleh melihatnya. Namun..

Kreet ...

Aku berhenti tiba-tiba tatkala Eunhyuk menghentikan sepedanya di depanku. Dia tersenyum ke arahku sementara aku menatapnya bingung.

“museun illiseo?” tanyaku gugup.
“tidak baik membiarkan seorang yeoja pulang sendiri. Kajja aku antar ..”
“mwo ??”
“kajja .. naiklah ke sepedaku ..” ajak Eunhyuk lagi.

Antar ?? maksudnya naik sepeda begitu? itu artinya aku akan dibonceng oleh Eunhyuk? Ya Tuhaann .. Eottohke ??
Namun tiba-tiba Eunhyuk meraih tanganuku dan membimbingku ke jok belakang yang sudah ada. Aku diam sejenak walaupun akhirnya aku duduk di atas jok itu. Aku gugup sekali.

“kau siap ?” tanya Eunhyuk sambil menoleh ke belakang.
“ne ..” jawabku singkat.
“baiklah berpegangan yang erat .. aku akan ngebut ..” kata Eunhyuk bersiap menyayuh sepedanya.

Aku bingung aku harus memegang kemana agar tidak jatuh. Tapi Eunhyuk tiba-tiba mengayuh sepedanya dengan cepat dan aku hampir terjatuh ke belakang. Untunglah, aku tidak terjatuh karena spontan aku melingkarkan kedua tanganku di tubuh Eunhyuk. Mwo ? apa yang telah aku lakukan ??

“mian ..”kataku malu.  Aku hendak melepaskan tanganku dari tubuhnya, tapi ..
“tak apa .. tetaplah seperti itu .. jika tidak kau akan jatuh ..” kata Eunhyuk.

Aku diam dan akhirnya kuurungkan niatku itu. Tanganku masih meligkar di tubuhnya, dan aku sangat bahagia. Aku tak tahu bagaimana Eunhyuk kepadaku sekarang .. tapi ini adalah pengalaman pertamaku. Aku tak akan melupakannya ..

***

Semenjak hari itu aku dan Eunhyuk sering bertemu baik itu sengaja atau hanya bertemu di jalan saja. Tapi tentu juga dengan Sooyeon yang selalu ada di sampingku. Ia sering memanfaatkan saat itu untuk mengobrol dengan Eunhyuk sehingga aku seperti kambing congek saja disana. Menyebalkan memang tapi aku cukup bahagia melihat mereka berdua terlihat menikmatinya. Apalagi mereka juga terlihat sangat cocok.

Ketika hanya aku yang bertemu dengan Eunhyuk, aku juga sering menceritakan tentang Sooyeon. Ini sebagai bentuk komitmenku terhadap Sooyeon juga. Aku kan sudah berjanji mau mendekatkan Sooyeon dengan Eunhyuk. Yaahh .. aku pun sepertinya sudah mulai terbiasa dengan ini. Bukan berarti juga rasa sukaku pada Eunhyuk telah berakhir, malah aku merasa aku semakin menyukainya.

“Eunhyuk-ah ... malam ini kau ada acara tidak?” tanyaku.
“eobseo .. museun illiseo?” tanya Eunhyuk.
“malam ini Sooyeon membuat pesta kue kecil-kecilan. Ia ingin mengundangmu untuk datang ke rumahnya” kataku.
“hanya aku?” Eunhyuk tampak merasa aneh.
“tentu saja aku juga datang. Sooyeon ingin kau mencoba kuenya. Ini pertama kalinya dia belajar membuat kue” jelasku membujuk Eunhyuk agar mau datang.

Eunhyuk memandang ke arahku sambil berpikir. Aku harap dia mau, kalau tidak Sooyeon pasti akan marah padaku. Kumohon ...

“baiklah .. tapi kau juga harus datang ya ?? kau ini selalu membuat janji tapi kau sendiri yang tidak datang.”
“hehe .. maaf aku kan lupa ..” kataku dengan senyuman kudaku.
“tapi kau sering sekali melakukan itu .. ada apa denganmu sebenarnya eoh ?” tanya Eunhyuk.

Aigoo .. sepertinya Eunhyuk mulai curiga dengan kelakuanku. Bagaimana aku harus menjelaskannya?

“mmm .. OMO .. aku lupa ada kelas sekarang ini. Aku pergi. Annyeong ...” kataku beralasan.

Dengan segera aku pergi dari hadapan Eunhyuk. Lebih baik aku menghindar dari pada jawabanku semakin tidak jelas. Ah .. jadi begini ya hidup dalam suatu kebohongan.

***

To: Park Suji

Hei .. Suji-ya .. kau sudah bisa masuk sekarang. Eunhyuk juga sedari tadi menunggumu
Kim Sooyeon

Aku menghela napas berat setelah membaca pesan singkat itu dari Sooyeon. Sudah satu jam aku duduk di belakang rumah Sooyeon dan membiarkan nyamuk-nyamuk menggerogoti darahku untuk membiarkan Eunhyuk dan Sooyeon berduaan. Eunhyuk juga tak tahu aku sudah datang. Dia tahunya aku terlambat datang.

Aku memasuki rumah Sooyeon melalui pintu depan agar aku terlihat seperti memang baru datang. Kuketuk pintu depan itu tapi setelah menunggu cukup lama tak ada yang membuka pintu. Cleek .. eh tidak dikunci? Mungkin Sooyeon sengaja membiarkanku untuk masuk. Tanpa banyak berpikir lagi aku pun masuk ke dalam rumah itu dan langsung menuju ke dapur. Saat aku datang aku melihat Eunhyuk tengah memakan kue tapi ada sedikit krim yang tertinggal di bibirnya. Sooyeon tertawa melihat Eunhyuk karena seperti  anak kecil dan mencoba membantunya membersihkan krim di bibirnya. Namun setelah bibir Eunhyuk bersih dari krim, tiba-tiba saja Sooyeon memberikan kecupan singkat di bibir Eunhyuk. Aku terkejut hampir mati melihatnya...

“aku suka padamu ..” ucap Sooyeon. Eunhyuk tampak terkejut

Aku mundur beberapa langkah berniat untuk pergi dan tak mengganggu mereka. Namun tiba-tiba aku menyenggol sebuah guci kecil sampai jatuh di lantai sehingga suaranya membuat Eunhyuk dan Sooyeon menoleh bersamaan ke arahku.

“ahaha ... maaf ada sesuatu yang harus ku bawa di rumah. Aku pergi dulu” kataku dengan senyuman yang garing.

Aku segera pergi dari tempat itu. Pergi dengan wajah yang berbeda dari yang kutunjukan tadi. Haruskah aku terus seperti ini setiap saat ? tersenyum padahal aku menangis. Tertawa padahal hatiku terasa sesak. Sampai kapan aku harus seperti ini?

***

Aku duduk di sebuah kursi taman yang panjang. Aku diam disana dan tak lama kemudian aku menangis. Akhirnya airmataku turun di saat aku merasakan puncak rasa sakitku. Pemandangan tadi begitu membuat hancur hatiku dengan sekejap saja.

Aku tahu aku pun tak bisa menyalahkan Eunhyuk atau Sooyeon tentang keadaanku sekarang ini. Mereka bahkan tak tahu aku menyukai Eunhyuk. Aku harus bagaimana?

GREEPP ..

Kurasakan sepasang tangan kekar memelukku dari belakang. Aku sedikit terkejut karena aku begitu mengenal kemeja bagian tangan di depanku. Bukankah ini Eunhyuk? Kenapa dia memelukku?

“Eunhyuk-ssi?”
“Hentikan lelucon ini ..”
“mwonde? Tolong lepaskan .. “ aku memegang tangannya itu mencoba melepaskan tangannya dariku. Tapi tangan itu terus saja melingkar di pundakku.
“Tolong jujur padaku .. apa kau berusaha mendekatkanku dengan Sooyeon?” tanya Eunhyuk.

DEG .. bagaimana dia bisa tahu tentang itu ? lalu aku harus menjawab apa?

“bukan begitu .. aku ..“
“jawab jujur saja ..”
“kalian terlihat cocok lagipula. Jadi tak ada salahnya bukan?” tanyaku.
“tapi aku tak suka kau melakukan itu ..” ucap Eunhyuk

Mwo?? Kenapa nada bicara Eunhyuk terdengar gemetar? Apa yang salah Eunhyuk-ssi?

“waeyo? Kau bilang dia sangat menyenangkan.” Kataku tak mengerti
“walapun begitu bukan berarti aku suka. Aku lebih menyukaimu, Suji-ya .. “ ucap Eunhyuk

DEGG .. apa ini? Eunhyuk justru menyukaiku? Tidak .. aku mungkin hanya salah mendengar saja atau mungkin dia sedang bergurau.

“haha .. kau lucu sekali. Sudahlah sekarang lepaskan tanganmu dariku” kataku berusaha menyangkal apa yang telah aku dengar tadi.
“apa kau tak bisa merasakannya?”

Eunhyuk mengeratkan pelukannya terhadapku dan sekarang aku bisa merasakan detak jantungnya saat ini. Detak jantung itu berderu dengan cepat seperti menandakan bahwa Eunhyuk sedang sangat gugup sekarang. Eunhyuk-ah .. apa kau benar-benar sedang serius?

“aku tak berbohong tentang tadi. Aku benar-benar menyukaimu. Aku juga bahkan bisa mendengar detak jantungmu itu.”ucap Eunhyuk membuat wajahku memerah malu.

Aku tak bisa berkata apa saat ini. Aku hanya diam dan berpikir bagaimana dengan Sooyeon kalau begitu. Aniyaa .. aku tak boleh jadi seorang penghianat.

“kau menyukaiku juga kan ?” tanya Eunhyuk.
“kau ini berbicara apa Eunhyuk-ssi .. ? kumohon lepaskan tanganmu dariku ..”
“aku takkan melepasnya sebelum kau menjawab jujur padaku tentang perasaanmu padaku”
“aku tidak menyukaimu selain teman. Sudah cukup bukan ? sekarang lepaskan tanganmu” jawabku akhirnya. Maaf aku berbohong.
“jinja?” nada bicara Eunhyuk terdengar kecewa.
“ne .. “

Perlahan tangan Eunhyuk mulai terlepas dariku. Aku diam sejenak. Lalu aku beranjak dari tempat dudukku dan melangkah pergi. Namun saat beberapa langkah aku pergi, tiba-tiba Sooyeon berdiri di depanku. Apa dia melihat kejadian tadi?

“Sooyeon-ah .. kau juga ada disini? Sejak kapan?” tanyaku takut
“cukup lama ..” jawabnya dengan tatapan kesal padaku. Dia marah sepertinya .. hhh eottohke?
“kumohon jangan salah paham dulu .. aku dan Eunhyuk tidak ..”
“kau menyukainya?” tanya Sooyeon memotong penjelasanku.
“aniyo .. sepertinya Eunhyuk yang ..”
“jujur padaku !! kau menyukainya kan ??” tanya Sooyeon lagi.

Aku semakin bingung dengan pertanyaan itu. Kumohon hentikan aku tak bisa berpikir sekarang. Tak ada alasan yang bisa aku buat agar aku terhindar dari pertanyaan ini..

“Suji-yaaaa ... “panggil Sooyeon.
“IYAA .. aku menyukai Eunhyuk. Aku menyukainya. Puas ??? Maaf aku mengkhianatimu. Bisakah aku pergi sekarang?” tanyaku sambil menutup mata.

Aku tahu tak hanya ada Sooyeon disini, pasti Eunhyuk juga mendengar perkataanku ini. Aku tak bisa melihat reaksi Sooyeon yang pasti terkejut dan kesal melihatku. Aku memang bukan sahabat yang baik. Aku tahu aku salah. Seharusnya aku tak bersedia membantu Sooyeon jika akhirnya pun begini. Maafkan aku Sooyeon-ah ..

Aku masih dalam posisiku. Aku menunggu respon dari Sooyeon. Aku siap Sooyeon akan menjambak rambutku atau mungkin menampar wajahku. Tapi.. kenapa tidak terjadi apa-apa? Aku pun mencoba melihat apa yang sedang terjadi sebenarnya dan kulihat Sooyeon diam menatapku

“kau tak marah padaku?” tanyaku bingung.

Sooyeon masih menatapku tajam. Aku jadi bingung harus berbuat apa sekarang. Namun tiba-tiba  SOOYEON TERTAWA?? Oke .. aku semakin bingung.

“HAHAHA .. akhirnya kau mengaku jugaaa ..” kata Sooyeon senang.
“mwo?” tanyaku
“ini semua hanya rekayasa agar kau mengaku.” Kata Sooyeon.

Rekayasa ??? Apa maksudnya??

“tapi kan kau menyukai Eunhyuk?” tanyaku masih tak mengerti.
“aku tak mungkin menyukai sepupuku sendiri ..” kata Sooyeon
“sepupu? Jadi Eunhyk sepupumu??” tanyaku kaget. Sooyeon mengangguk

Aku menoleh ke belakang dan kulihat Eunhyuk tersenyum puas. Menyebalkan.

“Aku kesal karena kau tak mau bercerita tentang kau menyukai Eunhyuk. Padahal Eunhyuk juga menyukaimu sudah lama tapi dia juga takut kau akan menolaknya.. karena itulah aku merencanakan semua ini hahaha ..” jelas Sooyeon.
“ya !!!Tega sekali kalian membohongiku .. !!!!!!” kataku kesal sekaligus malu.

Sooyeon hanya tertawa puas dan ia pun memanggil Eunhyuk untuk mendekat. Aku melihat Eunhyuk kini sudah berdiri di sampingku. Aku tak berani menatap wajahnya. Pasti akan sangat memalukan sekali, pabbo ! Kenapa kau tidak menyadarinya ?

“sekarang kalian bicaralah .. aku akan pergi berkeliling, siapa tahu ada seseorang yang cocok denganku. Hehe ..”

Sooyeon melambaikan tangan lalu pergi. Suasana kembali hening kini tinggal aku dan Eunhyuk berdua di taman ini. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang ini. Aku gugup sekali..
Kuberanikan diriku untuk menoleh ke arah Eunhyuk. Kulihat dia sedang memperhatikanku sambil tersenyum. Dengan segera aku mengalihkan tatapanku seperti semula.

“kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyaku kikuk
“kau sangat manis.” Jawab Eunhyuk

Wajahku sepertinya sudah memerah seperti tomat matang sekarang. Jurus-jurus ucapannya ituu ,, kenapa terdengar aneh di telingaku?? Aishh ...

“heii .. jadi bagaimana ?” tanya Eunhyuk.
“apanya?”tanyaku bingung
“apa kita sekarang berpacaran?” tanya Eunhyuk dengan menggoda.
“MWO??” aku terkejut
“kau kan sangat menyukaiku ..”
“ani ...” sangkalku
“aku tahu kau sangat menyukai .. tidak apa-apa aku juga menyukaimu .. hahaha” Eunhyuk tertawa.
“AAAHHH  ... KALIAN MENYEBALKAN !!!” teriakku kesal bercampur malu.

Eunhyuk tertawa dengan puas melihatku kesal. Tapi walaupun aku sedikit tidak terima dengan rencana mereka yang sangat rapi itu, tapi aku bahagia sekarang. Setidaknya aku tahu Eunhyuk pun sudah lama memperhatikanku ..
Untuk Sooyeon terimakasih .. dan
Untuk Eunhyuk .. Aku mencintaimu ..

THE END ____

Fanfiction :: The Last Time [ I Love You, Oppa .. ] (Twoshoot) Part 2-end

Title : The Last Time [ I Love You, Oppa .. ]
Author : Erva Fitria
FB : www.facebook.com/errvaa
Cast : Shin Yu Rin
Lee Hyuk Jae
Lee Dong Hae
Genre : Sad Romance
Lenght : TWOSHOOT
Rated : PG-15

This FF is Mine ! Jika ada kesamaan cerita, author meminta maaf tapi itu hanya kebetulan. Hehe ..

Dont Forget RCL ^_^   Happy Reading ...

The Last Time [I Love You, Oppa ... ]

“khawatir?? Aku khawatir pada Yurin?? Aniyaa .. tadi hanya bentuk balas budi saja. Hahaha lagipula tidak mungkin aku mengkhawatirkan yeoja itu..” kata Eunhyuk menyangkal.

Ia pun pergi ke kelasnya tanpa memperdulikan Yurin dan Donghae yang sedang bersama
***
Eunhyuk memesan jus pisang di kantin. Sambil menunggu ia melihat ke salah satu meja yang di sana ada Donghae dan Yurin sedang makan bersama. Ia memperhatikan dua orang itu dengan tatapan aneh. Mereka sangat dekat bahkan makanan itu pun sepertinya adalah bekal makanan yang dibawa oleh Yurin.

Penjual jus memberikan jus pesanan pada Eunhyuk. Eunhyuk menerima jus itu dan membayarkan uangnya. Ia lalu duduk di salah satu meja yang menurutnya strategis agar dia bisa melihat apa saja yang mereka lakukan di sana.

“mereka sangat senang sepertinya. Apa yang mereka bicarakan?? Apa mungkin mereka sedang membicarakanku?”

Pikiran Eunhyuk dipenuhi sangkaan negatif. Apalagi kemarin saja Donghae sudah mengejeknya di depan Yurin. Namun tiba-tiba Donghae melihat ke arah Eunhyuk. Eunhyuk tak bisa menghindar selain memasang senyuman bodoh.

“Eunhyuk-ah ..” panggil Donghae.

Eunhyuk melambaikan tangan singkat ke arah Donghae. Di saat bersamaan Yurin melihat ke arah Eunhyuk. Ia menunduk ketika tatapan mereka bertemu. Sementara itu Eunhyuk hanya diam dan kembali melihat ke arah Donghae. Eunhyuk bangkit dari tempat duduknya. Ia melangkah ke arah kamar kecil. Saat ia pergi, ia melihat Yurin memperhatikannya sebentar. Tapi yeoja itu tak mengatakan apa-apa.
***

Eunhyuk duduk di atas panggung sambil memainkan gitarnya.  Gitar ini bukan milik Eunhyuk, karena gitarnya usak ia harus meminjam pada temannya yang lain. Ia disini sedang menunggu Donghae untuk latihan musik lagi. Tapi Donghae tak juga datang padahal ia sudah menghubunginya beberapa kali.

CKLEK .. Pintu aula itu pun terbuka. Eunhyuk melihat ke arah sana. Ia melihat Donghae akhirnya datang. Tapi ia tak sendiri, melainkan dia bersama Yurin. Eunhyuk terdiam melihat yeoja itu datang bersama Donghae. Mereka memang sangat dekat sepertinya.

“kenapa kau baru datang?” tanya Eunhyuk.
“mianhae .. tadi aku mengantar Yurin ke kelas karena ada barangnya yang tertinggal.” Kata Donghae.
“dia kan sudah sudah dewasa. Sepertinya tidak perlu untuk diantar. Seperti anak kecil saja” ucap Eunhyuk sambil memainkan gitar di tangannya.

Donghae dan Yurin saling menatap sebentar. Yurin terlihat tak enak tapi Donghae tersenyum, memberitahunya bahwa tidak akan terjadi apa-apa.

“kau duduklah disana” kata Donghae.

Yurin hanya mengangguk. Ia lalu duduk di barisan tempat duduk penonton seperti biasanya. Donghae menghampiri Eunhyuk dan mempersiapkan semuanya untuk latihan.

Latihan dimulai. Donghae bernyanyi dan Eunhyuk masih mengiringinya. Eunhyuk melihat ke arah Yurin yang tak lepas menatap Donghae yang sedang bernyanyi. Ia benar-benar tak suka tatapan itu. Tatapan yang biasanya tertuju padanya kini berubah haluan pada Donghae. Ternyata Yurin mudah sekali berpaling ke lain hati? Yurin bertepuk tangan saat latihan telah selesai. Ia berdiri dan menghampiri Donghae. Sementara Eunhyuk pergi ke sisi panggung untuk mengambil minuman di tasnya. Ia melihat Donghae dan Yurin saling berhadapan.

“Oppa .. suaramu memang sangat indah ..”
“jinja? Gomawo .. oh iya kau mau kuantar pulang?” tanya Donghae. Yurin menggeleng
“oh .. memangnya kau tidak pulang bersama Eunhyuk?” tanya Donghae.

Mendengar itu sontak Eunhyuk menoleh ke arah Donghae dan Yurin. Di saat bersamaan Yurin pun menoleh ke arah Eunhyuk. Tapi dengan cepat Yurin mengalihkan pandangannya kembali.

“aku diantar Oppa saja kalau begitu .. tawaranmu tadi masih berlaku kan?” tanya Yurin dengan senyuman garing.
“oh .. ne .. tunggu sebentar aku membereskan barangku dulu” kata Donghae.

Yurin sedikit menundukkan wajah. Ia melihat ke arah Eunhyuk lagi. Tapi yang ia dapatkan adalah tatapan tajam dari Eunhyuk.
***

Yurin, Donghae dan Eunhyuk kini sudah sampai di apartemen Eunhyuk dan Turin. Eunhyuk memasuki kamarnya tanpa memberikan perkataan apapun. Sementara Yurin dan Donghae masih di luar.

“terima kasih sudah mau mengantarku, oppa” kata Yurin.
“ya .. walaupun akhirnya bersama Eunhyuk juga. Haha” kata Donghae
“kau mau masuk dulu?” tanya Yurin
“ani .. aku sedang buru-buru akan bertemu dengan temanku. Daahh ..”

Donghae pergi dari tempat itu. Yurin masih di luar samapi Donghae tak terlihat lagi. Saat ia hendak masuk, tiba-tiba Eunhyuk keluar dari kamarnya.

“Hei , Yurin-ah ..” panggil Eunhyuk.

Yurin mengurungkan niat untuk masuk ke dalam. Ia menoleh sedikit ke arah Eunhyuk walapun terlihat sekali ia menunduk.

“sejak kapan kau dekat dengan Donghae? Kulihat beberapa hari ini kau terus saja berdua dengannya. Apa kalian berpacaran?” tanya Eunhyuk lagi.
“aniyo ..”
“wae?”
“tidak apa-apa. Kami hanya berteman saja” jawab Yurin
“Oh .. apa karena kau masih menyukaiku?” tanya Eunhyuk
“molla .. aku mengantuk. Aku masuk ke kamar duluan”

Yurin langsung memasuki kamarnya. Eunhyuk hanya merasa aneh dengan tanggapan-tanggapan Yurin tadi. Yeoja itu sepertinya benar-benar berbeda padanya.

“baiklah aku juga takkan peduli” ucap Eunhyuk kesal.
***

Entah kenapa sekarang Eunhyuk merasa kesehariannya sangatlah sepi. Berbeda dengan dulu yang selalu dipusingkan dengan tingkah aneh Yurin. Setiap hari pasti ia selalu melihat Yurin ceria jika melihatnya. Tapi sekarang, Yurin justru menghindar dan tak mau melihatnya.

Eunhyuk sadar ia sendiri yang memerintahkan Yurin untuk menjauhinya. Tapi ia tak menyangka akan seperti perbedaannya. Ia kira Yurin hanya akan berhenti untuk terus mengikutinya. Lalu kenapa dia harus merasa segundah ini? Rasanya ini memang yang seharusnya Eunhyuk inginkan. tapi bukan merasa senang, justru Eunhyuk merasa sedikit kehilangan.

“apa yang aku pikirkan?? Ayolah .. jangan sampai aku menyesal karena Yurin kini mengabaikanku. Ini pilihanku dan aku tak boleh merubahnya .. mungkin aku merasakan hal ini karena Donghae jadi tak fokus latihan. Ini semua gara-gara Yurin !!” kata Eunhyuk. Eunhyuk diam di tempat itu. Ia menutup matanya mencoba menenangkan hati dan pikirannya.
***

Eunhyuk berjalan di koridor sekolah. Saat ia hendak menaiki tangga, ia mendengar sesuatu yang mencurigakan di bawah tangga itu. Ia berjalan ke arah belakang tangga itu untuk melihat apa yang ada di sana. Namun ia terkejut melihat Yurin terlihat kesakitan disini. Tapi sedang apa Yurin disini?

“Yurin-ah .. gwenchana?” tanya Eunhyuk mengejutkan Yurin.

Yurin mengangguk cepat sambil menyembunyikan wajahnya dari Eunhyuk. Ia seperti menahan rasa sakitnya dan menghindar agar Eunhyuk tidak tahu.

“kau sakit??” tanya Eunhyuk.
“aku baik-baik saja .. pergilah ..” kata Yurin.
“kalau kau sakit, akan kubawa kau ke ruang kesehatan sekarang” kata Eunhyuk sedikit khawatir.
“aniyo .. kau pergi saja ..” kata Yurin menahan sakit di tubuhnya.

Saat Eunhyuk hendak pergi, tiba-tiba ia melihat Yurin jatuh pingsan. Eunhyuk bergerak cepat menghampiri Yurin. Ia menggoyang-goyangkan tubuh Yurin untuk membangunkannya.

“Yurin-ah .. Yurin-ah ... kau kenapa??” panggil Eunhyuk panik.

Yurin tak sadar juga. Eunhyuk pun mengangkat Yurin ke atas punggungnya. Setelah itu dengan hati-hati ia berdiri. Tapi ada sesuatu yang jatuh dari tangan yurin. Sebuah tempat kecil yang di dalamnya ada beberapa butir obat. Eunhyuk sulit mengambilnya. Ia pun memutuskan untuk mengantarkan Yurin ke ruang kesehatan dulu. Sepanjang jalan menuju ke ruang kesehatan, Eunhyuk meminta semua orang untuk tak menghalangi jalannya. Semua orang pun tampak bingung melihat Eunhyuk menggendong Yurin yang tidak sadar di punggungnya. Mereka pun memberi jalan untuk Eunhyuk
***

Yurin perlahan membuka matanya. Samar-samar ia melihat lampu yang bersinar di ruangan itu. Dimana ini? Yurin mencoba untuk duduk. Tangannya memegang kepalanya yang sakit dan pusing. Namun ia sadar Donghae tengah membantunya untuk duduk.

 “aku dimana?” tanya Yurin
“kau di ruang kesehatan .. kau tadi pingsan.” Jawab Donghae.

Yurin memperhatikan ruangan itu, ia ingat terakhir kali orang yang ia lihat adalah Eunhyuk. Tapi dimana Eunhyuk. Apa mungkin saat itu ia salah mengira? Benar .. tidak mungkin Eunhyuk mau menolongnya.

“kau mencari apa?” tanya Donghae
“aniya .. aku hanya haus ..”

Donghae memberikan dan membantu Yurin untuk minum. Yurin meminum air putih itu dengan perasaan yang kecewa. Ternyata memang bukan Eunhyuk ..
***

Eunhyuk mengambil botol kecil yang tadi jatuh dari tangan Yurin. Botol itu berisi banyak obat tablet di dalamnya. Tapi obat apa ini? Karena penasaran, Eunhyuk memasukan obat itu ke saku jasnya. Setelah pelajaran selesai ia akan pergi ke apotek.

Eunhyuk pergi ke kelasnya. Namun terpikir olehnya untuk pergi ke ruang kesehatan melihat keadaan Yurin bagaimana. Saat Yurin kesakitan lalu pingsan tadi membuatnya sedikit takut. Apa terjadi sesuatu dan berhubungan dengan obat ini? Tapi jika Eunhyuk pergi ke ruang kesehatan, pasti akan sangat memalukan untuk Eunhyuk. Pasti Yurin menyangka Eunhyuk memberikan perhatian untuknya. Akhirnya Eunhyuk mengurungkan niatnya dan pergi ke kelas.
***

Eunhyuk memperhatikan botol obat itu di kamarnya. Obat ini milik Yurin. Apa ia yang mengonsumsi obat ini? Ini berarti Yurin sebenarnya sedang sakit. Tapi dia sakit apa? Ia nampak sehat-sehat saja. Tiba-tiba Eunhyuk mendengar suara pintu kamar sebelahnya terbuka. Itu berarti Yurin sudah pulang. Ia harus mengembalikan obat ini segera dan menanyakan untuk apa Yurin mempunyai obat ini.

Eunhyuk mengecek penampilannya di depan cermin. Setelah semua ia pastikan oke, ia pun keluar dari kamarnya menuju ke kamar Yurin. Eunhyuk mengetuk pintu itu. Ia menunggu, tapi tak ada jawaban dari dalam kamar. Ia mengetuk pintu kembali, namun pintu malah terbuka. Eunhyuk pun memberanikan diri untuk masuk. Di dalam kamar tak ada orang. Tapi tadi ia mendengar orang masuk. Apa mungkin Yurin tadi datang lalu pergi lagi dan lupa mengunci pintu? Ceroboh sekali yeoja itu.

Eunhyuk menyimpan obat milik Yurin di meja. Saat ia hendak keluar, tidak sengaja ia melihat sebuah kalender bulan ini yang diberi tanda X sampai tanggal hari ini serta di akhir bulan di beri tanda bulat. Untuk apa dia melakukan ini. Perhatiannya kini tertarik pada sebuah note-note yang tertempel di dinding. Eunhyuk membaca satu persatu note kecil itu.

.. Kepalaku sering pusing, darah keluar dari hidungku, dan terkadang aku merasakan sakit yang luar biasa. Apa yang terjadi padaku Tuhan? ...
... Aku pergi memeriksakan ke Dokter. Tapi saat aku menanyakan keadaanku pada Dokter, ia terlihat kesal karena kenapa aku baru memeriksakan ini. Dia bilang ada sel kanker di otakku dan itu sudah mencapai stadium 3. Aku sungguh terkejut karena penyakit ini mematikan aku pasrah menerima takdir Tuhan terhadapku. Setidaknya aku bisa menyusul Appa dan Eomma ...
... Namja itu bernama Lee Hyuk Jae. Dia tinggal di sebelah kamarku. Setiap hari dia bernyanyi dan suaranya sangat kusukai. Begitu menenangkan. Setiap aku merasakan sakit, setidaknya aku bisa tidur sehingga keesokan harinya aku mulai pulih kembali. Aku ingin terus mendengar suaranya itu ...
... Aku kembali memeriksakan kondisiku pada dokter. Tapi bukannya sembuh, penyakitku sudah mencapai stadium akhir. Waktuku untuk hidup hanya sebulan lagi. Kali ini aku tidak bisa menahan rasa tangisku. Ini sangat berat bagiku disaat aku telah menemukan cintaku ...
... Eunhyuk, sepertinya dia akan jadi cinta terakhir selama aku masih bisa bernapas. Aku ingin membuatnya bahagia dan aku akan tetap disisinya sampai tiba saatnya aku pergi, aku janji ...
... Salju akan segera datang. Aku harap aku masih bisa menyaksikannya dan kuharap Eunhyuk oppa mau menemaniku saat itu. Akan sangat menyenangkan jika saat itu Eunhyuk menyanyikan lagu buatannya untukku hehe ...
... Tuhan, beri aku waktu lebih lama walaupun itu hanya satu menit untuk membuatnya bahagia , Eunhyuk oppa, aku mencintaimu. Maaf aku selalu membuatmu kesal. Aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersamamu, hanya sebentar lagi ...

Itulah note terakhir yang dibaca oleh Eunhyuk. Kedua matanya memandang kosong ke depan setelah ia mengetahui segalanya. Tiba-tiba Eunhyuk menangis. Ia sadar kesalahannya pada Yurin. Kenapa ia malah kasar terhadap Yurin? Kenapa ia tak bisa menerima niat baik Yurin? Ia tahu dirinya adalah namja yang sangat jahat. Tega sekali ia membuat Yurin menangis saat itu. Jika saja Eunhyuk tahu keadaan Yurin yang sebenarnya, ia ingin memberikan waktunya lebih lama untuk Yurin. Sekarang justru Eunhyuk mulai merasakan takut kehilangan Yurin.

"Mianhae Yurin-ah. Mianhae .." ucap Eunhyuk menyesal.

Eunhyuk segera keluar dari kamar Yurin. Ia memasuki kamarnya dan mulai memikirkan sesuatu.

"Yurin-ah, sekarang giliranku untuk membuatmu bahagia" ucap Eunhyuk
***

Yurin membuka pintu kamarnya. Kini ia telah siap untuk pergi ke sekolah. Ia melihat ke arah kamar Eunhyuk. Rasanya ada yang kurang setiap kali ia belum membangunkan Eunhyuk. Tapi apa boleh buat, Eunhyuk memang tak menginginkan Yurin untuk dekat dengannya. Yurin berbalik untuk pergi. Namun seketika ia terkejut melihat Eunhyuk berada di hadapannya dengan senyuman di wajahnya.

"mencariku?" tanya Eunhyuk.
"nde?"
"bagaimana aku sudah bisa bangun pagi , bukan?"
"bagus kalau begitu" ucap Yurin singkat.
"kau akan berangkat ke sekolah?" tanya Eunhyuk. Yurin hanya mengangguk.
"kalau begitu kita pergi bersama. Kajja"

Eunhyuk meraih tangan Yurin lalu menuntunnya pergi. Yurin sedikit bingung melihat sikap Eunhyuk tiba-tiba berbeda dari biasanya. Lalu kenapa ia juga memegang tangan Yurin? Entahlah .. Yurin pun tak mengerti. Ia hanya bisa memandang ke arah Eunhyuk.

Di bawah Yurin sedang menunggu Eunhyuk mengambil sesuatu. Tak lama kemudian Eunhyuk  datang dengan sepeda milik Yurin.

"kenapa mengeluarkan sepedaku?" tanya Yurin.
"kita akan berangkat dengan sepeda" kata Eunhyuk.
"tapi sepertinya bis tak akan lama lagi datang. Jadi tidak perlu memakai sepeda" kata Yurin.
"aku ingin memakainya. Kajja naiklah" ajak Eunhyuk.
"naega? Ah .. Aniyo. Aku naik bis atau taksi saja, aku kan berat. Hehe" kata Yurin.
"aku ingin kau naik. Palliwa atau kau mau mengecewakanku lagi?"tanya Eunhyuk.
"aniya .. Baiklah aku naik" kata Yurin.

Yurin menaiki jok belakang sepeda. Sebenarnya ia gugup sekali berada di dekat Eunhyuk. Eunhyuk juga aneh sekali hari ini. Bukannya dia tak mau dekat Yurin? Tapi sekarang malah memaksa untuk bersama. Yurin sudah naik tapi sepeda tak kunjung bergerak juga. Ia menatap ke arah Eunhyuk.

"kenapa tidak pergi?" tanya Yurin.
"sepertinya kau lupa sesuatu Yurin-ah"
"mwonde? Aku ingat aku harus membawa apa hari ini" kata Yurin.

Eunhyuk tersenyum. Ia lalu mengulurkan tangannya ke belakang membuat Yurin semakin bingung.

"simpan tangan kananmu di tangan kananku, dan tangan kirimu di tangan kiriku" perintah Eunhyuk.

Yurin diam melihat kedua tangan Eunhyuk yang terulur padanya. Kemudian ia menyimpan kedua tangannya seperti yang dibilang Eunhyuk. SREET .. Eunhyuk dengan cepat menuntun tangan Yurin untuk melingkar di pinggangnya dan ini cukup membuat Yurin terkejut.

"nah, kalau begini kita siap berangkat" kata Eunhyuk.
"tapi .. "
"kau akan aman bersamaku. KAJJA ... !!!"

Eunhyuk mulai mengayuh sepeda itu. Kayuhan Eunhyuk semakin cepat tapi itu membuat Yurin takut. Meskipun begitu saat Yurin membuka mata, ia menikmati indahnya taman-taman yang dilewati Eunhyuk. Eunhyuk memang sengaja tidak menggunakan jalan yang biasanya. Ia lebih memilih suasana yang sejuk dan indah.

"Yurin-ah, bahkan kau terasa lebih ringan dari biasanya. Apa rasa sakitmu itu sakit sekali?" batin Eunhyuk sedih.

Namun Eunhyuk tetap memasang senyumannya ketika ia melihat tangan kiri Yurin melebar ke udara. Sepertinya Yurin sedang merasakan segarnya udara di sekitar taman ini.
***

Eunhyuk dan Yurin kini sudah sampai di sekolah. Sepeda Yurin diparkirkan di deretan sepeda motor dan sepeda lainnya. Yurin dan Eunhyuk turun dari sepeda itu.

"bagaimana? Tadi pemandangannya indah bukan?" tanya Eunhyuk. Yurin tersenyum lalu mengangguk.
"nah .. Lain kali kita harus pergi bersama lagi, otte?"

Yurin cukup tak menyangka Eunhyuk akan mengajak dia lagi untuk pergi bersama. Yurin hanya tersenyum menanggapinya, karena ia juga tak tahu sampai kapan. Yurin berbalik untuk pergi. Namun baru beberapa langkah ia pergi, Eunhyuk kembali memanggilnya.

"Yurin-ah .." Yurin menoleh ke arah Eunhyuk. Eunhyuk terlihat bingung bagaimana mengatakannya. Butuh keberanian yang besar agar ia bisa mengatakannya pada Yurin.
"museun illiseo?" tanya Yurin.
"ekhm .. Aku hanya ingin bilang, mulai sekarang jangan dekat-dekat dengan Donghae. Aku ingin kau menggangguku seperti dulu.  Itu saja hahaha. Sampai jumpa lagi. Pulang sekolah nanti aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Jadi jangan pergi tanpa aku. Annyeong" ucap Eunhyuk gugup.

Eunhyuk pergi ke dalam gedung sekolah duluan meninggalkan Yurin yang melongo. Apa yang Eunhyuk katakan tadi? Apa selama ini ia tidak suka melihat kedekatan Yurin dengan Donghae? Tapi Yurin malah senang mendengar Eunhyuk melarangnya. Ah .. Mungkin ini hanya kesalahpahaman saja. Eunhyuk tak mungkin menyukai Yurin. Yurin melangkahkan kakinya ke dalam sekolah. Senyuman di bibirnya terus saja terbentuk. Ia sangat bahagia sepertinya.
***

Eunhyuk memasuki kelasnya. Wajahnya berbinar-binar diiringi senandungan kecil dari mulutnya. Donghae yang sudah ada di bangkunya menatap kearah Eunhyuk penuh pertanyaan.

"joheun achim .." sapa Eunhyuk lalu duduk di bangkunya. Dahi Donghae mengkerut. Aneh, tidak biasanya dia menyapa seperti itu.
"sepertinya ada yang sedang bahagia. Oh ya, kulihat kau berangkat bersama Yurin, jadi sekarang kau dan Yurin sudah baikkan?" tanya Donghae. Eunhyuk mengangguk.
"bukannya dulu kau sangat membencinya? Bahkan kau tak mau dia mengganggumu" kata Donghae.
"sekarang sudah berbeda. Oh iya, mulai sekarang kau tak boleh berada di dekatnya" larang Eunhyuk.
"MWO? Yurin itu menyenangkan. Aku suka ada di dekatnya" protes Donghae.
"pokoknya tidak boleh .."
"oh aku mengerti, kau menyukai Yurin kan? Jadi kau cemburu melihatnya bersamaku" kata Donghae menggoda.

Mata Eunhyuk membulat. Apa? Menyukai Yurin? Eunhyuk dengan cepat menoleh ke arah Donghae.

"aku tidak menyukainya, arra?" kata Eunhyuk.
"lalu kenapa kau harus melarangku?" tanya Donghae. Eunhyuk berpikir sebentar.
"karena aku ingin mulai berteman dengannya" kata Eunhyuk cepat.
"chingu? Jinja?"
"ne .. Seperti yang kau katakan, Yurin itu menyenangkan dan aku pun merasa begitu." kata Eunhyuk.
"kalau begitu aku akan tetap dekat dengan Yurin"
"YA ! Donghae-ya !"
"aku tidak dengar, Yurin tetap kusuka. Yurin, aku menyukaimu" kata Donghae.
"hentikan perkataanmu itu!" kata Eunhyuk sambil melempar tissue di sakunya tepat di wajah Donghae.
***

Sepertinya semuanya telah terbalik. Dulu yang selalu mencoba untuk dekat adalah Yurin pada Eunhyuk tapi kini malah sebaliknya. Di mana ada Yurin di situ pasti ada Eunhyuk. Saat Yurin dan Donghae tengah makan di kantin, Eunhyuk pasti selalu muncul di antara mereka berdua. Tak hanya itu, jika Yurin dan Donghae sedang melakukan hal bersama ataupun mengobrol berdua pasti selalu ada Eunhyuk. Bahkan Eunhyuk selalu berada di antara mereka tapi dia cenderung mengajak Yurin mengobrol. Sementara Donghae diabaikan begitu saja.

Memang sikap Eunhyuk ini terlalu terlihat berbeda dari biasanya. Tentu saja Yurin dan Donghae jadi sedikit tidak nyaman melihatnya. Walaupun Yurin mulai merasa kembali kedekatannya dengan Eunhyuk.

Yurin menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan Eunhyuk tidak ada. Entah kenapa ia ingin menghindari Eunhyuk. Ada sesuatu hal yang disadari Yurin ketika Eunhyuk kini lebih baik padanya. Tapi itu hanya perkiraannya. Yurin mulai melangkah ketika ia pastikan semuanya aman. Ia semakin mempercepat langkahnya agar segera sampai di halte dan pulang. Tapi ..

"Yurin-ah .. Kau mencoba kabur dariku?" tanya Eunhyuk.

Yurin menghentikan langkahnya seketika. Ia menoleh ke belakang dan memasang senyuman garing pada Eunhyuk.
***

Eunhyuk dan Yurin berkeliling di stand-stand penjualan. Mereka sedang ada di taman, tapi sepertinya ada sebuah acara di taman ini sehingga sementara jadi pasar. Ada berbagai pertunjukan di taman ini. Salah satunya adalah sulap. Eunhyuk dan Yurin terlihat menikmati pertunjukan di sana. Apalagi pesulap itu juga memberikan bunga pada Yurin. Namun setelah itu Eunhyuk mengajak Yurin pergi.

Tiba-tiba Eunhyuk melihat salah satu stand yang menjual alat musik termasuk di dalamnya adalah gitar. Mengingat gitarnya yang rusak, Eunhyuk jadi ingin membelinya. Tapi sepertinya ia harus menahan keinginannya dulu. Sementara itu, Yurin melihat Eunhyuk memperhatikan salah satu gitar di toko itu. Andai bukan dia yang merusaknya, mungkin Yurin tak akan merasa bersalah.

Kini Yurin dan Eunhyuk sampai di sebuah stand yang menyediakan fotobox. Awalnya Yurin menolak saat Eunhyuk mengajak foto bersama, tapi akhirnya Yurin mau juga. Di dalam box itu, mereka mempersiapkan diri untuk di foto. Ada 3x jepretan yang tersedia. Pada jepretan 1 dan 2 mereka bergaya selucu-lucunya. Namun saat pengambilan gambar ke tiga saat hitungan ketiga tiba-tiba Eunhyuk mencium pipi Yurin. Hal itu membuat Yurin terkejut.
***

Yurin duduk di kursi panjang sambil menunggu Eunhyuk mengambil hasil gambar foto tadi. Sebenarnya Yurin masih gemetar akibat ciuman Eunhyuk di pipinya. Kenapa Eunhyuk harus menciumnya? Tiba-tiba Eunhyuk datang menghampiri Yurin. Ia memperlihatkan hasil fotobox itu pada Yurin. Namun saat Yurin melihat foto ketiga, Yurin merasa malu.

"lihat wajahmu lucu sekali. Kau sangat shock sepertinya" Eunhyuk tertawa.
"kau pikir ini lucu?" nada pembicaraan Yurin terdengar serius.
"mwo??” Eunhyuk bingung dengan perkataan Yurin.

Yurin belum menjawab apapun. Kepalanya menunduk dengan rambut yang terurai ke bawah sehingga Eunhyuk tak bisa melihat wajah gadis itu. Namun tiba-tiba Yurin mengangkat wajahnya dan berdiri dari kursi itu. Eunhyuk menatap bingung, tapi ia melihat airmata di pipi Yurin. Dia menangis??

“hentikan lelucon ini .. aku tahu kau hanya sedang mengasihaniku saja. Kumohon jangan begitu, aku hanya butuh kau yang dulu. Kau selalu dingin padaku. Bukan kau yang selalu merasa kasihan padaku” kata Yurin.

Eunhyuk bangkit dari kursinya pula. Ia membalikan tubuh Yurin menghadapnya.

“aku tidak sedang mengasihanimu”
“tapi kau tahu kan aku sedang sakit ? benar kan?”

Eunhyuk diam melihat Yurin yang menangis di depannya. Yeoja itu tak memandang ke arah Eunhyuk karena ia tak sanggup melihat Eunhyuk, namja yang selama ini ia masih cintai.

“aku tahu kau datang ke kamarku kemarin. Kau pasti sudah membaca semuanya. Kau tak perlu baik padaku jika itu memang terpaksa. Aku tak apa. Aku tak akan memaksamu karena memang dari awal kau sudah membenciku.” Tutur Yurin. Eunhyuk menggeleng karena menurutnya ada hal yang dikatakan Yurin itu salah.
“sekarang kau tak perlu lagi baik padaku, ne? Aku hanya butuh ketulusan” ucap Yurin.
“bagaimana jika sebenarnya aku ini tulus?” tanya Eunhyuk.
“aniyo .. “
“bagaimana jika aku ini sebenarnya tidak pernah mengasihanimu?”
“MALDO ANDWAEE !!!” teriak Yurin berusaha menyangkalnya.
“aku tidak sedang membuat lelucon .. aku melakukan ini tulus Yurin-ah “ ucap Eunhyuk sambil memegang erat lengan Yurin.
“aniyoo .. aku tidak mau dibohongi. Sudah cukup kau bilang kau membenciku. Kumohon jangan membuat aku sakit lagi. Aku hampir mati ...” sangkal Yurin  memukul-mukul Eunhyuk yang ada di depannya.

Tiba-tiba .. GREEPP .. Eunhyuk memeluk Yurin dengan erat. Sementara Yurin diam di dalam pelukan hangat Eunhyuk itu. Ia seperti tak tahu harus berbicara apa. Rasanya bibirnya membisu dan tubuhnya kaku. Eunhyuk, kenapa kau memelukku??, batin Yurin.

“aku mencintaimu, Yurin-ah ..” bisik Eunhyuk. Sepertinya Yurin merasakan lemah di tubuhnya ketika mendengar pernyataan manis itu dari Eunhyuk. Apa maksudnya semua ini?
“Jeongmal saranghae .. percayalah, aku tidak sedang mengasihanimu. Aku tulus ingin membuatmu bahagia. Maaf telah membuatmu menangis. Aku sadar itu kesalahanku. Saat kau menjauh dariku, jujur saja aku merasa kehilanganmu. Kau yang selalu muncul di mataku, teriakan ceriamu, serta sosokmu yang selalu berada di sampingku. Aku merindukan semuanya, Yurin-ah ..” kata Eunhyuk bergetar. Ia menahan tangisannya agar Yurin tak melihatnya menangis.
“oppa ..”
“Percayalah padaku, Yurin .. Jebal ..” ucap Eunhyuk semakin mengeratkan pelukannya seolah tak ingin Yurin pergi.
“tapi aku sakit, aku akan segera pergi ..” kata Yurin.
“aniyo .. kau tak akan pergi. Kau tetap Yurinku yang kuat. Aku akan terus menemanimu sampai kapanpun. Jangan pernah mengatakan waktumu tinggal sedikit lagi apapun. Bagiku bersamamu adalah selamanya ..” kata Eunhyuk lagi.

Suasana hening seketika. Tapi Yurin malah terisak di bahu Eunhyuk. Ia memeluk Eunhyuk. Ia takut jika Tuhan akan menjemputnya lebih cepat. Ia baru saja bahagia mendengar bahwa Eunhyuk juga mencintainya.

“aku ingin lebih lama tinggal jika aku bisa, Eunhyuk Oppa..” ucap Yurin.
“kalau begitu jangan pikirkan tentang penyakitmu. Bersamaku kau akan terus tersenyum, jangan sakit. Arraseo??” tanya Eunhyuk.

Yurin mengangguk walaupun rasanya ia ragu. Tapi Eunhyuk sedikit memberi semangat untuknya bertahan.

Oppa .. maaf jika aku mengingkari janjiku ...
***

Suasana semakin larut. Eunhyuk dan Yurin masih berkeliling di sekitar taman. Mereka kini telah menjadi sepasang kekasih. Tangan mereka saling berpegangan. Rasanya lega setelah tadi menumpahkan semua perasaan di hati mereka. Bagi Yurin, ini merupakan hadiah terindah yang diberi Tuhan untuknya.

Eunhyuk dan Yurin melihat sebuah acara Dansa bersama. Para pengunjung diperbolehkan untuk ikut dansa tersebut bersama pasangannya. Acara itu terlihat sangat mengasikkan. Apalagi banyak juga pasangan yang ikut berpartisipasi.

“kau mau ikut itu?” tanya Yurin.
“aniyo .. nanti kau kelelahan. Aku tidak mau mengambil resiko jika itu berkaitan dengan keselamatanmu” tolak Eunhyuk.
“hanya sekali saja. Kau kan juga bilang aku yroja yang kuat. Ini sih kecil untukku” kata Yurin mencoba meyakinkan Eunhyuk.
“benar kau mau ikut?” tanya Eunhyuk.
“aku ingin bergembira di tengah orang-orang. Pasti akan menyenangkan” kata Yurin.

Akhirnya Eunhyuk mau berdansa bersama Yurin. Mereka berjalan ke tengah orang-orang yang sedang berdansa. Layaknya seorang pangeran yang hendak mengajak putrinya untuk berdansa, Eunhyuk mengulurkan tangannya pada Yurin sambil sedikit membungkukkan badan. Yurin tersenyum dan menyambut tangan Eunhyuk. Mereka berdansa berdasarkan alunan lagu yang merdu. Gerakan lemah lembut yang dipenuhi suasana roamntis. Terkadang mata Eunhyuk dan mata Yurion bertemu. Tapi sepertinya mereka masih malu-malu dengan apa yang terjadi diantara mereka berdua. Bagai Cinderella dan Pangerannya yang saling menatap pada cinta pandangan pertama itu.

Alunan lagu berubag cepat. Dansa diantara mereka berubah cepat. Yurin dan Eunhyuk terkadang kewalahan dengan gerakan-gerakan dansa apa yang harus mereka buat. Tapi menurut mereka ini sangat seru. Yurin berputar di tangan Eunhyuk dan mereka terkadang harus melompat-lompat. Namun ekspresi wajah Eunhyuk berubah khawatir ketika ia melihat darah keluar dari hidung Yurin. Yurin yang tak menyadari itu tentu bingung.

“ada apa oppa?” tanya Yurin.
“hidungmu Yurin-ah ..”

Yurin terkejut. Dengan segera ia berbalik dan mengambil tissue dari saku jas sekolahnya. Eunhyuk mencoba melihat bagaimana keadaan Yurin sekarang.

“Yurin-ah .. kau harus ke rumah sakit” kata Eunhyuk.
“ani .. ini sudah biasa. Gwenchana ..” Yurin tersenyum menandakan dia tak apa-apa.

Tiba-tiba Yurin merasakan kepalanya sakit sekali. Rasanya berat dan sangat pusing. Bayangan Eunhyuk di matanyapun semakin pudar. Ia pun tak sadarkan diri.
***

Eunhyuk duduk di sisi tempat tidur Yurin. Matanya tak lepas memperhatikan yeoja yang ia cintai di atas tempat tidur dengan lemah. Bahkan alat bantu pernapasan terpasang di wajah Yurin. Kata Dokter, kondisi Yurin sudah sangat lemah. Sel-sel kanker Yurin dengan cepat menyebar di seluruh tubuh Yurin sehingga operasi pun sudah tak mungkin dilakukan. Sekarang apapun keputusan yang nanti dialamu Yurin, hanya tergantung pada Yurin. Apa dia bisa kuat atau malah dia menyerah.

Tangan Eunhyuk memegang kedua tangan Yurin dengan lembut. namja itu menghapus airmatanya yang sesekali jatuh di pipinya. Bagaimana pun ia tak bisa terus menahan air matanya.

“Hey yeoja aneh .. kita baru sehari jadi pasangan kekasih. Kau pun berjanji untuk hidup lebih lama. Ayo .. buktikan perkataanmu itu benar. Sepertinya akan sangat tidak seru jika kau menyerah sekarang. Kau tahu kan aku belum membuatmu bahagia. Bangunlah dan beri aku kesempatan untuk membahagiakanmu. Aku mohon ..” pinta Eunhyuk. Eunhyuk kembali menghapus air matanya. Ia bangkit dari tempat duduknya. Wajahnya kini mendekat ke arah kening Yurin. CHU~ ia mengecup pelan kening Yurin.
***

Keesokan harinya Eunhyuk mengunjungi tempat tinggal Donghae. Ada sesuatu hal yang butuhkan dari Donghae. Sesampainya di depan pintu temannya itu, Eunhyuk langsung mengetuk pintu dan tak lama kemudian pintu terbuka.

“kau .. ada apa kau kesini??” tanya Donghae.
“Donghae-ya .. bisakah kau mengajariku membuat lagu dalam waktu sehari?” tanya Eunhyuk.

***

Donghae diam di atas kursinya sambil memikirkan apa yang telah dibicarakan Eunhyuk tadi. Yurin sakit keras?? Itu adalah hal yang paling sulit ia terima di dalam otaknya. Yurin yang begitu ceria ternyata menyimpan penyakit yang kapan saja bisa membunuhnya. Donghae merasa tak tega mendengar hal itu terjadi pada Yurin.

“karena itu aku ingin membuat lagu untuknya. Dia ingin aku membuatkan lagu dan dinyanyikan padanya. Aku harap dengan ini Yurin bisa lebih kuat dan bisa juga melawan penyakitnya.
“ahh .. begitu. Baiklah, karena Yurin adalah orang yang kusukai juga, aku akan membantumu.”
“Gomawo Donghae-ya ..”
“ne .. oh iya, ternyata kau memang benar-benar menyukainya kan??” tanya Donghae.
Eunhyuk akhirnya mengaku pada Donghae. “bahkan lebih dari itu” jawab Eunhyuk
***

Eunhyuk berjalan menuju ke ruangan Yurin. Tangannya ia membawa gitar yang di kantongi dengan kantong gitarnya. Wajahnya terlihat sedikit sedih entah kenapa. Tapi walapun begitu ia mencoba tersenyum ketika ia membuka pintu ruangan Yurin. Di dalam sana ada Yurin sedang duduk sambil melihat ke luar jendela. Yurin menoleh ke arahnya kerika mendengar pintu terbuka. Ia tersenyum senang ketika Eunhyuk datang.

“kau lama sekali” kata Yurin.
“ada hal yang harus kubereskan. Syukurlah kau sudah sadar” kata Eunhyuk tetap tersenyum.

Eunhyuk menghampiri Yurin. Ia meletakkan gitar itu di dekat lemari kecil di sebelah tempat tidur Yurin.

“terima kasih atas hadiahmu juga suratnya ..” ucap Eunhyuk. Yurin sedikit menundukkan kepalanya lalu tersenyum pada Eunhyuk.
“itu surat beracun ya?” tanya Eunhyuk sambil tertawa kecil
“ya .. sepertinya begitu ..” kata Yurin ikut tertawa.

Yurin mengalihkan pandangannya lagi ke arah jendela. Matanya terlihat menunggu sesuatu yang tak kunjung juga datang. Ia hampir lelah menunggu.

“kau sedang memperhatikan apa?” tanya Eunhyuk
“langit. Kapan salju akan turun? Aku menantikan mereka jatuh dengan indah di atasku.” Kata Yurin.
“katanya kita sudah hampir memasuki musim dingin. Bersabarlah .. mungkin besok atau lusa salju sudah turun” kata Eunhyuk.
“kuharap begitu .. oh iya, kau membawa sepedaku?” tanya Yurin.
“ne .. oh iya sepeda itu untuk apa?”
***

Di tengah suasana kota Seoul yang gelap dan dingin, Eunhyuk menembus jalanan dengan sepeda yang mereka gunakan. Eunhyuk sedikit menggigil dengan suasana yang dingin ini. Tapi Yurin kelihatannya tidak. Ia sangat menikmati jalan-jalannya dengan dibonceng sepeda oleh Eunhyuk. Tujuan mereka sekarang adalah taman kemarin saat Eunhyuk menyatakan cintanya pada Yurin. Entah kenapa yurin ingin mengunjungi taman itu malam-malam begini.

Akhirnya Eunhyuk dan Yurin sampai di taman itu. Yurin turun dari sepeda sambil membawa gitar yang ia beri untuk Eunhyuk. Ia duduk di kursi yang sama seperti kemarin. Sementara Eunhyuk yang sudah memarkir sepeda di dekat kursi itu, ikut duduk menyusul Yurin.

“ahh .. suasananya sangat sejuk. Indah sekali ..” kata Yurin bahagia.
“indah memang , tapi disini dingin bukan sejuk. Kau tidak merasakannya?” tanya Eunhyuk heran.
“aniyoo .. menurutku ini sangat hangat. Haha” Yurin tertawa.

Eunhyuk hanya menggeleng lemah sambil tersenyum kecil. Baginya tawa Yurin sudah cukup membuatnya merasakan kehangatan itu.

“sayang tak ada bintang. Salju pun tak kunjung turun.” Keluh Yurin.
“kau mungkin harus datang di waktu besok. Aku yakin Salju turun” kata Eunhyuk.
“ani .. aku sangat yakin salju turun malam ini”
“buktinya tidak ada” kata Eunhyuk.
“kita tunggu saja”
“jadi kita disini untuk menunggu salju turun?”

Yurin mengangguk. Eunhyuk hanya bisa menghela nafas berat dan menuruti saja apa mau dari Yurin. Cukup lama mereka diam tanpa sepatah kata pun. Yurin sibuk memperhatikan langit yang biru kelabu, sementara Eunhyuk sibuk menatap wajah Yurin.

“suatu saat kau pasti melihatku ada di atas sana” kata Yurin sambil menunjuk langit.
“aniya .. Yurinku akan selalu ada tepat di sampingku” kata Eunhyuk.
“tidak .. aku akan melihatmu dari sana sambil melihatmu bersama yeoja lain. Kalian membangun keluarga yang indah dan mempunyai anak yang lucu. Pasti akan sangat membahagiakan” kata Yurin tersenyum.
“kau ini berbicara apa? Yeoja itu kau , mana mungkin kau ada di langit sementara kau ada di sampingku”
“karena itu aku pasti akan memilih langit. Sebenarnya aku takut jauh darimu, tapi aku lebih takut membebanimu.” Kata Yurin. Yurin terus memasang senyumannya walaupun Eunhyuk bisa melihat matanya berkaca-kaca.

Eunhyuk diam. Kenapa suasananya berubah menjadi sangat menyedihkan seperti ini? Eunhyuk pun mengambil gitarnya.

“Yurin-ah ., aku punya lagu untukmu. Kau mau dengar? Lagu ini aku buat bersama Donghae khusus untukmu “ kata Eunhyuk.
“jinjayo??ah aku mau dengar !!” ucap Yurin antusias.
“baiklah .. dengar baik-baik. Kau pasti akan semakin mencintaiku ..”kata Eunhyuk bangga.

Eunhyuk mulai memetik gitar barunya itu. Alunannya sangat indah dan nyaman di dengar.

Entah apa yang terjadi terhadapku
Aku membencinya tapi aku selalu menanti tingkah lucunya
Setiap dia tersenyum, aku menyadari betapa aku mencintainya
Tuhan izinkan aku bersamanya
Aku tahu waktu mungkin bisa menghentikan semuanya
Tapi biarkan aku membuatnya selalu bahagia. Aku mencintainya ..
Bahkan jika boleh biar aku yang menanggung rasa sakit itu
Aku mencintainya, izinkan aku bersamanya

Yurin mendengarkan lirik lagu itu. Ia terharu mendengar lagu itu begitu menggambarkan tentang dirinya. Ia ingin tertawa saat mendengar kata ‘tingkah lucu’. Rasanya aneh, karena selama ini justru Eunhyuk sering menganggap itu tingkah aneh bukan lucu. Tapi lagu itu sangat indah bahkan sulit untuk mengungkapkan pujian itu dalam kata-kata.

“Eunhyuk-ah .. aku ingin tidur, aku lelah. Jangan berhenti sampai lagu itu selesai. Aku sangat menyukai lagunya. Selamat malam” bisik Yurin di telinga Eunhyuk yang masih menyanyikan lagu itu.

Eunhyuk gemetar mendengar itu.  Aniya .. Yurin-ah jangan tidur .. jebal ..

Eunhyuk merasakan Yurin menyandarkan kepala di pundaknya. Mata yeoja itu terpejam perlahan dan setetes airmata jatuh menuruni wajah manis itu.eunhyuk tetap menyanyikan lagu itu sambil berusaha untuk menahan tangisnnya. Sementara Yurin diam di posisinya.

Lagu pun berakhir. Eunhyuk belum berani melihat ke arah Yurin. Ia diam seolah tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang dingin jatuh ke tangannya. Ia mendongak ke atas dan melihat salju mulai berjatuhan ke tanah. Akhirnya salju pertama turun.

“Yurin-ah .. benar apa katamu. Salju turun malam ini .. Yurin ayo lihatlah ..” kata Eunhyuk.

Hening. Yurin tak menjawab Eunhyuk. Ia hanya diam kaku di pundak Eunhyuk. Eunhyuk mulai memberanikan diri untuk melihat keadaan Yurin. Ia memanggil Yurin terus menerus. Tapi Yurin tak bangun juga. Eunhyuk perlahan mengecek pernapasan Yurin, namun ia tak merasakan apa-apa. Yurin apa kau ...

“Yurin-ahh ... andwae ..!! Bangunlah. Yurin –ahhh .. aku mencintaimu. Kumohon Bangun !!!” teriak Eunhyuk.

Eunhyuk menangis sambil memeluk tubuh Yurin yang sudah tak bernyawa itu. Bahkan saat ia mencoba untuk menahan tangisannya itu begitu sulit. Ia tahu ia tak bisa menepati janjinya pada Yurin.

Mianhae Yurin-ah ..

***

To : Eunhyuk Oppa ..
Annyeong .. Oppa kau sudah menerima gitar itu? Bagaimana apa kau senang dengan gitar yang kuberikan untuk mengganti gitarmu yang rusak? Aku harap kau menyukainya. Hehe. Oppa .. aku ingin berterimakasih karena kau mau menemaniku sampai akhir. Kau memang namja yang tak akan pernah kusesali sebagai cinta terakhirku. Terimakasih kau juga sudah mau mencintai yeoja sepertiku yang tak memiliki waktu banyak. Oppa, maaf aku tak bisa menepati janjiku untuk tetap bersama dirimu. Aku ingin, tapi penyakit ini sungguh sangat sakit. Aku tidak bisa menahannya lebih lama. Aku hanya akan membuatmu sulit saja. Oppa .. saat aku pergi nanti, bisa kan kau tidak menangis? Aku ingin kau tersenyum dan melepaskanku. Tenang saja, walaupun aku tak ada di sampingmu lagi, aku akan tetap ada di hatimu. Aku janji. Hehe ... Anyyeong ...
Orang yang mencintaimu, Shin Yu Rin :)

The End ...

Fanfiction :: The Last Time [ I Love You, Oppa .. ] (Twoshoot) Part 1

Title : The Last Time [ I Love You, Oppa .. ]
Author : Erva Fitria
FB : www.facebook.com/errvaa
Cast : Shin Yu Rin
Lee Hyuk Jae
Lee Dong Hae
Genre : Sad Romance
Lenght : TWOSHOOT
Rated : PG-15

This FF is Mine !

Jika ada kesamaan cerita, author meminta maaf tapi itu hanya kebetulan. Hehe ..

Dont Forget RCL ^_^

Happy Reading ...

The Last Time [I Love You, Oppa ... ]


Aku hanya ingin kau yang menjadi orang terakhir yang kucintai ...

_____

"Eunhyuk-ah .. Hari ini jangan lupa untuk latihan ne?" ucap Donghae.

Eunhyuk mengangguk lalu melambaikan tangan pada temannya, Donghae. Ia pergi ke kelas seusai latihan basket. Sore nanti ia dan Donghae akan latihan musik. Hh .. Sebenarnya dia lelah, tapi ia pun tak boleh melewatkannya. Akhir bulan ini, mereka akan segera tampil di pagelaran musik musim dingin di sekolah.

"Oppa .."

Eunhyuk menoleh ke belakang setelah mendengar seseorang memanggilnya. Namun setelah melihat orang yang memanggilnya, mata Eunhyuk terlihat malas. Yurin, Yeoja itu lagi, kenapa harus muncul di hadapannya terus?

Eunhyuk kembali fokus berjalan tanpa mempedulikan yeoja itu. Namun Yurin berlari menyusul Eunhyuk. Ia berdiri tepat di hadapan Eunhyuk. Eunhyuk pun sontak menghentikan langkah.

"Oppa, aku memanggilmu. Kenapa kau pergi?" tanya Yurin.
"ada apa?" tanya Eunhyuk malas.
"aku mendengar kau dan Donghae Oppa akan latihan musik. Boleh aku menonton?" tanya Yurin antusias.
"andwae" jawab Eunhyuk singkat.
"yaah .. Oppa, jebal .. Aku ingin menonton dan mendengar suaramu yang indah itu. Boleh ya?" pinta Yurin.
"kau sedang menghinaku?" tanya Eunhyuk tersinggung.
"nde?" Yurin bingung.
"kau bilang mau mendengar suaraku? Ya ! Aku ini rapper, suaraku ini pas-pasan" kata Eunhyuk.
"tapi bagiku suaramu indah, oppa. Jadi aku boleh kan datang ke latihanmu sore ini?" tanya Yurin lagi.
"aniya" tegas Eunhyuk.

Eunhyuk pergi dari hadapan Yurin begitu saja. Tapi Yurin tak mau menyerah, ia mengejar Eunhyuk dan memohon-mohon agar Eunhyuk membiarkannya melihat latihan musik Eunhyuk..

***

Eunhyuk memasuki ruangan latihan dengan membawa gitar di punggungnya. Ia langsung menaiki panggung menghampiri Donghae yang sudah berada di sana. Namun saat ia melihat ke arah barisan tempat duduk penonton, ia terkejut melihat Yurin sedang duduk disana. Ia bahkan sedang menatap ke arah Eunhyuk dan melambaikan tangan dengan wajah sumringah.

"hey, kenapa dia ada disini?" tanya Eunhyuk pada Donghae yang sibuk membetulkan senar gitarnya.
"nuguya?" tanya Donghae.
"Yurin .. Apa dia masuk sendiri?" tanya Eunhyuk.
"oh .. Aku yang mengizinkannya masuk" kata Donghae santai.
"Mwoya?"
"wae? Dia ingin menonton apa salahnya?"
"tapi dia .."
"bukankah bagus jika ada yang menonton. Lagipula dia sangat bersemangat" kata Donghae terlihat senang karena gitarnya telah sesuai dengan yang ia inginkan.
"ah .. Terserah padamu sajalah" kata Eunhyuk.

Eunhyuk duduk di sebelah Donghae lalu mempersiapkan gitarnya juga. Ia sedikit melirik pada Yurin. Tapi Yurin masih saja melihat ke arahnya. Dengan cepat Eunhyuk mengalihkan pandangannya.

"yeoja itu menakutkan .. Hihh"

Latihan pun dimulai. Eunhyuk dan Donghae melantunkan lagu yang akan mereka bawakan untuk acara musim dingin akhir bulan itu. Suara Donghae yang merdu memulai lagu dengan indah. Yurin yang menyaksikannya pun terlihat sangat menikmatinya. Suara Eunhyuk terkadang muncul di sela-sela Donghae bernyanyi. Kini saatnya Eunhyuk menunjukan bakat rappernya. Yurin sangat kagum dengan suara rapp Eunhyuk. Bahkan ia sampai tak bisa menahan rasa antusiasnya.

"OPPA , KAU LUAR BIASAAA .."teriak Yurin memecah konsentrasi Eunhyuk.

Eunhyuk menatap Yurin kesal sementara Donghae hanya tertawa kecil. Namun Yurin tetap terlihat sangat bahagia. Ia bertepuk tangan di kala lagu itu selesai.

"wah .. Kalian hebat" puji Yurin.
"gomawo" kata Donghae senang.
"ish, kenapa kau bisa disini? Cepat pulang, mengganggu saja!" kata Eunhyuk kesal.
"shireo .. Bukankah kita bisa pulang bersama? Kamar kita bersebelahan, kan?" tanya Yurin.
"Woah ~ , aku tak menyangka ternyata kalian sangat dekat" kata Donghae menggoda.
"begitulah .." kata Yurin.
"ya ! Yurin, pulanglah!" perintah Eunhyuk kesal.
"shireo .."
"tidak apa-apa, kau disini saja sampai latihan selesai" kata Donghae.
"jinja ? Ah .. Donghae Oppa kau sangat baik. Gomawo." ucap Yurin sangat senang.

Eunhyuk menatap malas ke arah Donghae dan Yurin. Mereka sama-sama aneh.

"Terserah kalian saja .." kata Eunhyuk menyerah.

***

Yurin dan Eunhyuk sampai di tempat tinggal mereka masing-masing. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana dimana banyak orang lain yang tinggal disini juga. Kamar Yurin dan Eunhyuk bersebelahan sekali. Sehingga Eunhyuk sangat kesal karena di sekolah dan di tempat tinggal ini ia harus bertemu dengan Yurin.

"oppa, selamat malam. Terima kasih untuk sore ini. Kau keren sekali" kata Yurin di depan pintu kamarnya.
"ya ..ya .. Masuklah. Aku sudah tidak kuat melihatmu. Mataku sampai lelah" kata Eunhyuk.
"hahaha .. Oppa, kau ini bisa saja. Ya sudah. Sampai bertemu besok" kata Yurin.

Yurin memasuki kamarnya.

"bertemu besok? Aku harap tidak. Tapi apa dia tidak merasa tersinggung dengan perkataanku tadi? Ah .. Yeoja aneh" kata Eunhyuk.

Eunhyuk memasuki kamarnya lalu mengunci kamarnya rapat.

***

"Eunhyuk Oppa .. Eunhyuk Oppa .."

Tok .. Tok .. Tok ..

Eunhyuk perlahan membuka matanya saat samar-samar mendengar suara yang berisik itu. Matanya terasa berat tapi ia merasa terganggu. Siapa yang berani mengganggu tidurnya?

Eunhyuk berjalan untuk membuka pintu kamarnya. Saat ia membuka pintu ia melihat ada Yurin. Namun yeoja itu berbalik cepat karena melihat Eunhyuk topless.

"kau kenapa?" tanya Eunhyuk bingung.
"kau tidak memakai baju atasan" kata Yurin.
"o..oh.. Museun illiseo?" tanya Eunhyuk sedikit menutupi tubuhnya.
"oppa, kau tidak akan pergi ke sekolah?" tanya Yurin masih membelakangi Eunhyuk.
"memang sekarang jam berapa?" tanya Eunhyuk.
"jam 06.30, oppa"
"JINJA?" Eunhyuk terkejut.
"ne" kata Yurin.
"aishh .. Aku bisa terlambat." kata Eunhyuk.

Eunhyuk menutup pintu kamarnya dan segera menuju kamar mandi. Sementara Yurin berbalik dan melihat pintu Eunhyuk menutup. Ia menghela napas berat dan menunggu disana.

***

Eunhyuk kini sudah siap pergi ke sekolah. Ia keluar dari kamar dan tidak lupa mengunci pintu. Ketika ia pergi, ia terkejut melihat Yurin ada di hadapannya.

"oppa, kau sudah siap berangkat?" tanya Yurin.
"kau masih disini?" tanya Eunhyuk.
"ne .. Aku menunggumu" kata Yurin.
"aish, ya sudah ayo cepat kita pergi" kata Eunhyuk.

Yurin mengangguk dan melangkah mengikuti Eunhyuk dari belakang. Kali ini Eunhyuk tak bisa menolak. Ia tak punya banyak waktu untuk berdebat jika ia ingin ke sekolah tepat waktu.

Sekarang Eunhyuk dan Yurin menunggu bis datang. Mereka menoleh ke kanan  berharap bis akan segera datang. Tapi jalanan sepi sekali.

"kenapa tidak ada bis yang muncul?" gumam Eunhyuk.
"sudah jam 06.50. Bis mungkin sudah pergi semua" kata Yurin.
"aku bisa terlambat" kata Eunhyuk
"tenang saja, jika oppa terlambat kan ada aku juga. Aku tidak akan meninggalkanmu, Oppa" kata Yurin.

Eunhyuk hanya begidik ngeri. Ia mencari keberadaan bis tapi tetap tak ada yang muncul. Tiba-tiba terpikir di otak Yurin. Ia segera pergi menuju garasi apartemen mengambil sesuatu. Sebuah sepeda yang sering ia pakai.

"oppa .. Lihat ini" kata Yurin membawa sepedanya ke hadapan Eunhyuk.
"lalu?"
"kita bisa menggunakan sepeda ini untuk ke sekolah" kata Yurin.

Eunhyuk memperhatikan sepeda perempuan itu. Ia sedikit ragu untuk memakainya. Tapi ia bisa terlambat jika tidak sekarang ia berangkat.

"ya sudah aku pinjam sepedamu. Annyeong .."

Eunhyuk segera menaiki sepeda itu sendiri. Saat ia hendak mengayuh ..

"oppa !" panggil Yurin.
"ddo wae?" tanya Eunhyuk.
"jika kau pergi dengan sepedaku, aku bagaimana?" tanya Yurin.
"kau naik taksi saja"
"tapi tak ada taksi" kata Yurin lagi.
"tunggu saja sebentar lagi juga datang" kata Eunhyuk.
"sampai kapan?" tanya Yurin lagi.

Eunhyuk melihat ke arah Yurin yang terlihat bingung. Ia menghela nafas berat.

***

Eunhyuk mengayuh sepedanya dengan susah payah. Bukan karena ia tak bisa mengendarai sepeda, tapi Yurin kini sedang ia bonceng. Karena tak tega, terpaksa Eunhyuk membiarkan Yurin ia bonceng. Lagipula ini sepeda milik Yurin.

Sementara itu Yurin terlihat sangat bahagia karena Eunhyuk sangat baik hati mau memboncengnya. Ahh .. Eunhyuk memang namja yang sempurna. Tampan, suara indah, baik dan juga sangat perhatian.

"kau berat sekali, Yurin-ah" kata Eunhyuk sedikit sebal.
"hehe .."

Tiba-tiba Yurin memimdahkan kedua tangannya dari yang semula memegang jok sepeda ke pinggang Eunhyuk. Ia memeluk Eunhyuk dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggung Eunhyuk.

"YA! YA! YA! Jangan memelukku" kata Eunhyuk protes.
"aku takut jatuh, oppa" kata Yurin tersenyum.
"cepat lepaskan, kalau tidak kuturunkan kau disini" ancam Eunhyuk.
"shireo .. Aku merasa aman jika seperti ini" kata Yurin tak peduli.

Tangan Yurin tetap melingkar di pinggang Eunhyuk. Eunhyuk hanya menghela napas. Kali ini ia akan biarkan dulu. Ia harap kejadian seperti ini tak akan terjadi kembali.

Akhirnya Eunhyuk dan Yurin sampai di sekolah. Tapi sialnya mereka terlambat. Mau tak mau mereka harus menghadap petugas piket untuk di beri hukuman. Mereka pun dihukum untuk menyapu daun-daun yang bertebaran di taman sekolah. Eunhyuk hanya bisa pasrah. Tapi Yurin terlihat sangat bersemangat karena ia akan mengerjakannya bersama Eunhyuk. Pasti akan sangat menyenangkan.

"Kajja Oppa" kata Yurin.
"saat di sana, menjauhlah sedikit dariku" kata Eunhyuk lalu pergi mengambil sapu.

***

Eunhyuk dan Yurin menyapu dedaunan kering di taman. Suasana begitu sejuk tapi lebih terasa dingin. Ini menandakan salju akan segera turun bulan depan. Yurin begitu menyukai salju, sehingga dia tak sabar melihat salju pertama datang.

"Eunhyuk oppa, kau suka salju?" tanya Yurin.
"aniyo"
"lalu kau suka apa?" tanya Yurin lagi.
"eobseo .."

Yurin diam mendengarnya. Sementara Eunhyuk fokus membersihkan taman agar hukumannya cepat selesai.

"Oppa, bisa tidak kau menemaniku melihat salju pertama muncul?" tanya Yurin
"aku sibuk. Ajak yang lain saja" kata Eunhyuk.
"tapi aku ingin bersama Oppa" pinta Yurin.
"tidak bosankah kau bertemu denganku terus?" tanya Eunhyuk heran.
"aku tidak akan pernah bosan karena ada Eunhyuk oppa" kata Yurin.
"hh .. Kau menyukaiku ya?"

Yurin mengangguk dengan polosnya. Eunhyuk melongo melihatnya. Ada ya yeoja yang dengan mudah mengakui perasaannya?

"Karena itu kau menggangguku?" tanya Eunhyuk.
"bukan mengganggu, aku hanya ingin dekat dengan oppa" kata Yurin.
"hh .. Terserah apa maumu. Aku tak peduli." kata Eunhyuk tak habis pikir.

Yurin hanya tersenyum.

***

Sepertinya Yurin serius dengan perkataannya untuk ingin terus berada di dekat Eunhyuk. Setiap ada Eunhyuk pasti Yurin selalu berada tak jauh darinya. Baik itu Yurin menghampiri Eunhyuk atau sekedar memperhatikan Eunhyuk dari jauh. Tapi Eunhyuk selalu tahu jika Yurin sedang mengawasinya. Hal itu membuat Eunhyuk kesal.

Saat Eunhyuk makan di kantin, tiba-tiba saja Yurin muncul membawa makanan untuk makan bersama. Tapi setelah itu Eunhyuk langsung pindah meja. Saat Eunhyuk di perpustakaan, Yurin berpura-pura membaca buku padahal ia memang mengikuti Eunhyuk. Sampai dia tak sadar posisi bukunya terbalik.

"ya ! Apa kau sudah ahli membaca buku terbalik?" tanya Eunhyuk.

Yurin menurunkan buku itu yang menutupi wajahnya. Ia tersenyum garing ketika menyadari tingkah bodohnya. Sementara itu Eunhyuk menyimpan buku yang ia baca di atas meja dan pergi begitu saja. Yurin menghela napas berat.

"kenapa aku sangat bodoh?" keluh Yurin menyesali.

Dan banyak lagi semua kegiatan Eunhyuk yang tak pernah Yurin lewatkan.


***

Eunhyuk, Donghae, dan beberapa namja lain tengah bermain basket di lapangan luar. Beberapa penonton memenuhi sisi-sisi lapangan, termasuk Yurin.

Diantara para penonton, Yurinlah yang paling terlihat bersemangat. Ia bersorak riang memberi dukungan pada Eunhyuk.

"Ayo Oppaaa ! Kau pasti bisaaa" teriak Yurin.

Eunhyuk melirik Yurin malas. Sementara Donghae yang berada tak jauh  dari Eunhyuk, tertawa kecil.

"Eunhyuk-ah, kau harus berterimakasih pada Yurin karena sudah menjadi fans setiamu" goda Donghae.
"Fans setia apa ? dia menakutiku" kata Eunhyuk.
"hahaha .. Hey Eunhyuk-ah, dia sepertinya tulus" kata Donghae.
"ah .. Sudahlah. Kita sedang bermain"

Bola basket melayang ke arah Eunhyuk dan Eunhyuk pun dengan sigap menangkapnya. Ia mendrible menuju ring basket di depannya. Kemudian Ia memasukan bola itu ke ring basket. Semua orang bersorak dan bertepuk tangan.

"Oppa .. Kau kereenn ..." Yurin tak bisa menahan rasa kagumnya.
"maaf, kau Yurin kan?" tanya seorang yeoja.
"ne .. Wae?" tanya Yurin.
"ini gitar milik Eunhyuk, bisakah kau memberikan ini padanya. Aku harus segera pulang" kata yeoja itu.
"ah tentu saja"
"gomawo"

Yurin mengangguk dan menerima gitar yeoja itu. Yeoja itu pergi dan Yurin kembali menonton pertandingan.

Tiba-tiba bola basket meluncur cepat ke arah Yurin, dengan cepat Yurin melindungi tubuhnya dengan gitar yang ia bawa.

BRAAKK ...

Gitar itu rusak bahkan hancur di tanah. Yurin terkejut ketika menyadari kesalahan bodohnya itu. Eunhyuk yang berada di tengah lapangan pun segera menghampiri Yurin karena ia tak asing dengan gitar yang hancur itu.

"gitar siapa ini?" tanya Eunhyuk
"mianhae .." ucap Yurin sangat merasa bersalah.

Jika Yurin meminta maaf pada Eunhyuk sudah dipastikan gitar ini pasti milik Eunhyuk.

"APA YANG TELAH KAU LAKUKAN ?"
"Mianhae, aku tidak sengaja" ucap Yurin bergetar.
"kau menggangguku, membuatku kesal dan sekarang kau malah merusak gitarku? Apa maumu? Kau ingin membuat hidupku hancur? Kau marah padaku karena aku mengabaikanmu? Jelaskan padaku apa sebenarnya niatmu?" bentak Eunhyuk marah.

Yurin hanya menunduk dan tak tahu harus mengatakan apa. Ia hanya diam. Seluruh tubuhnya bergetar ketakutan.

Sementara itu suasana disana berubah hening. Semua mata tertuju pada Eunhyuk dan Yurin. Pertandingan basket pun dihentikan sebentar.

"kenapa kau diam saja ?" bentak Eunhyuk lagi.
"mi..mianhae .. Aku tidak sengaja" jawab Yurin lagi.
"kau juga tahu kan gitar ini adalah gitar kesayanganku? Kau bodoh Yurin-ah ! Setelah ini jangan muncul di hadapanku lagi. Kau hanya menakutiku dan aku sangat membencimu" ucap Eunhyuk tegas.

Hati Yurin terasa sesak mendengarnya. Perasaan malu, sedih, menyesal bercampur dalam hatinya. Ia pun segera pergi dari tempat itu. Berlari sambil menahan tangisannya.

Sementara itu Eunhyuk terlihat mengatur napasnya sambil melihat gitarnya yang hancur. Para penonton dan pemain lain pun perlahan ikut meninggalkan lapangan. Donghae yang melihat perkataan kasar Eunhyuk pada Yurin terlihat kecewa pada Eunhyuk. Ia pun pergi menyusul Yurin. Kini hanya Eunhyuk disana sambil memunguti gitarnya di tanah.

***

Donghae berlari mencari keberadaan Yurin. Ia harap yeoja itu baik-baik saja. Perkataan Eunhyuk tadi memang sangat keterlaluan. Apa Eunhyuk tak sadar ia telah menyakiti Yurin.? Padahal yeoja itu juga sudah meminta maaf.

Tak lama kemudian Donghae melihat Yurin tengah duduk di suatu kursi panjang. Yeoja itu menunduk dan bisa Donghae lihat ada buliran air mata yang jatuh menuruni pipi yeoja itu.

“Yurin-ah ..” panggil Donghae.

Donghae mendekat menghampiri Yurin. Ia ingin memastikan yeoja itu tidak apa-apa walaupun sangat terlihat jelas Yurin menangis.

“Yurin jangan dipikirkan apa yang dikatakan Eunhyuk. Eunhyuk hanya sedang marah. Aku yakin ia ..” kata Donghae ketika ada di hadapan Yurin.
“apa yang salah dariku? Aku hanya ingin mendukungnya dan berada didekatnya ..” kata Yurin.
“dia mungkin tak terbiasa seperti itu ..  kau harus mengerti” kata Donghae.
“Dia sekarang membenciku. Nan Eottohkae?”
“Yurin-ah ...”
“Aku hanya ingin membuat unhyuk tersenyum bukan membuatnya takut. Aku ingin terus menemaninya. Aku ingin dia senang karena ada aku di dekatnya tapi kenapa justru aku yang mengecewakannya??” isak Yurin.

Donghae hanya bisa diam menatap nanar ke arah Yurin. Ia tahu perasaan Yurin sangat hancur. Donghae pun mendekat dan memeluk Yurin.

“menangislah .. aku akan menampung semua rasa sedihmu ..”

Yurin kini benar-benar tak bisa menahan rasa sedihnya. Ia menangis di bahu Donghae dengan sekuat tenaga. Tapi Donghae hanya tersenyum kecil. Ia merasakan sekali bagaimana perasaan Yurin saat ini.

***

Donghae mengantar Yurin pulang. Sampai di depan kamar Yurin mereka berdiri saling berhadapan. Yurin kini memasang senyuman kecilnya.

“kau sudah merasa baikkan ?” tanya Donghae
“ne .. gomawo Oppa ..” ucap Yurin
“sekarang kau tidak perlu sedih lagi. Lupakan NAMJA BERISIK itu .. !!” kata Donghae penuh penekanan sambil melihat ke arah kamar Eunhyuk.

Yurin tertawa kecil mendengarnya.

“Ya sudah .. Oppa pulanglah .. sekali lagi terima kasih telah menemaniku” ucap Yurin.
“ne .. sampai jumpa besok. Annyeong” ucap Donghae sambil melangkah pergi dan melambaikan tangan pada Turin.
“annyeong” Yurin melambaikan tangan pada Donghae juga.

Yurin pun membuka pintu kamarnya lalu masuk. Sementara itu di kamar sebelah ternyata Eunhyuk sedari tadi mendengar pembicaraan mereka. Ia terlihat kesal saat Donghae mengejeknya.

“aisshh .. bahkan sekarang sahabatku sendiri mengkhianatiku .. Apa sekarang Yurin berpindah menggoda Donghae? Menyebalkan ...” gerutu Eunhyuk.

***

Eunhyuk membuka matanya perlahan. Jam berapa ini? Ia pun mencari jam dinding ruangan itu. Namun ia terkejut ketika ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.45. dengan segera ia memasuki kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah itu Eunhyuk langsung membereskan jadwal pelajarannya.

“kenapa tak ada yang membangunkanku??” gerutu Eunhyuk.

Tiba-tiba ia teringat pada Yurin. Yaa .. Yurinlah yang selalu siap membangunkannya. Tapi sekarang tak ada ocehan Yurin lagi. Mungkin karena hal kemarin Yurin sudah tak membangunkan Eunhyuk lagi.

“benar juga. Kemana yeoja berisik itu?? Syukurlah jika ia memang sudah tak akan mengganguku lagi..” ucap Eunhyuk.

Eunhyuk kini telah siap untuk pergi ke sekolah. Ia keluar dari kamarnya dan mengunci pintu itu. Saat ia hendak pergi, ia melihat ke arah pintu kamar Yurin. Sangat sepi. Apa Yurin sudah berangkat ? apa jangan-jangan ia belum bangun tidur? Ahh .. sudah tak ada waktu lagi untuk Eunhyuk memikirkan orang lain. Ia harus berangkat sekarang.

***

Eunhyuk duduk di bis. Tapi hatinya merasa tidak enak. Pikirannya masih tertuju pada Yurin. Entah kenapa ia khawatir Yurin belum bangun. Ia bisa saja tidak masuk sekolah. Akan sangat jahat sekali bukan jika Eunhyuk membiarkan Yurin terlambat bangun sementara sebelumnya Yurin selalu membangunkannya?

Bis berhenti di depan sekolah. Eunhyuk segera turun dari bis dan memasuki sekolah itu. Saat ia berjalan di koridor, tidak sengaja ia melihat Yurin dan Donghae sedang melihat mading sekolah. Mereka terlihat tertawa bersama.

“aisshh .. ternyata dia sudah ada disini. Untuk apa kalau begitu tadi aku terus mengkhawatirkannya?” keluh Eunhyuk kesal.

Namun tiba-tiba terpikir sesuatu di otak Eunhyuk.

“khawatir?? Aku khawatir pada Yurin?? Aniyaa .. tadi hanya bentuk balas budi saja. Hahaha lagipula tidak mungkin aku mengkhawatirkan yeoja itu..” kata Eunhyuk menyangkal.

Ia pun pergi ke kelasnya tanpa memperdulikan Yurin dan Donghae yang sedang bersama.

To Be Continued ...