Laman

Rabu, 29 Januari 2014

Fanfiction :: My Sister's Boyfriend is My First Love (Twoshoot) Part 2

Title : My Sister's Boyfriend is My First Love
Author : Erva Fitria
Fb : Erva CK Fitria
Cast : Choi Hee Ra
Leeteuk a.k.a Park Jung Soo
Choi Min Ra.
Genre: love, Sad, Family.
Rated: PG-15
Lenght: TWOSHOOT

Annyeong .. Kali ini author membawa ff baru. Semoga kalian suka ya. Mianhae jika ada kesamaan tokoh, jalan cerita, dan sebagainya. Ini murni hasil dari otak saya.

Happy Reading ^^

Leeteuk nama itu kembali dan selalu hadir dalam pikiranku. Tal kusangka cinta itu seperti ini. Aku selalu memikirnya, berharap akan bertemu dengannya dan aku ingin ada di dekatnya. Apa semua orang yang merasakan cinta akan sepertiku? Tapi memang rasa ini sangat membahagiakan. Aku jadi mengerti bagaimana setiap orang rela melakukan apapun demi cinta. Apa aku bisa seperti mereka?

Kini aku sedang berjalan di sekitar kampus fakultas Hubungan Internasional. Tujuanku tidak lain untuk melihat Leeteuk oppa disini. Aku harap aku bisa bertemu dengannya. Minimal aku bisa melihat wajahnya saja aku sudah senang. Tapi aku harus mencari kemana ya? Disini ramai sekali. Bahkan beberapa orang memperhatikan kearahku.

Brukk..

Aww.. aku sepertinya menabrak seseorang. Aishh.. kenapa harus teledor seperti ini. Aku seharusnya lebih memperhatikan orang-orang di sekitarku dengan benar.

"mianhaeyo.." ucapku sambil menundukkan kepala.
"Heera-ssi??"

Aku mendongak menatap orang yang kutabrak. Ternyata dia Leeteuk oppa. Aigoo~ kenapa aku bisa sebodoh ini. Aku memasang senyuman kikuk padanya.

"annyeong, Leeteuk-ssi.."
"nado annyeong.. Kau sedang apa disini?" tanya Leeteuk.
"mencarimu" Eh? aku kelepasan !
"mwo? mencariku? museun illiseo?" tanya Leeteuk.

Aku tak tahu harus menjawab apa. Seharusnya tadi aku bilang mau mencari seseorang dan segera pergi. ini memang kesalahanku. Tapi apa yang harus kujawan? berpikir.. ayo berpikir.

"na... mm.. Kau pernah berjanji akan menemaniku kemana saja kan?" tanya ku walaupun aku tak tahu aku sedang berbicara apa.

Kulihat Leeteuk oppa berpikir. Lalu ia mengangguk.

"sebenarnya aku tak memaksa, tapi aku ingin ke Namsan Tower. Hehe" kataku ragu.
"oh.. kapan?" tanya Leeteuk oppa.
"kalau bisa hari ini bagaimana?" sahutku
"Baiklah sepulang dari sini, kita pergi kesana ok?"
"oke !" Jawabku senang.


***

"NAMSAN TOWER !!!!!!" teriakku senang.

Aku dan Leeteuk oppa kini sudah ada di depan Namsan Tower. Menara yang sangat terkenal di Korea. huh.. Sudah lama aku tak kesini. Terakhir kali saat sebelum aku pergi ke China. Dan saat itu aku ingat apa yang aku lakukan.

Aku menoleh ke arah Leeteuk oppa yang tertawa melihat tingkahku. Memang sedikit kekanak-kanakan. Tapi aku tak malu sedikitpun karena aku memang meridukan tempat ini. Kulihat Leeteuk oppa berdiri menghadap kearahku.

"sudah berapa lama kau tidak kesini eoh?"
"selama aku tinggal di China saja" kataku.
"kau tinggal di China?"
"aku hanya belajar disana beberapa tahun. Hehe"
"wah aku tak menyangka" kata Leeteuk.

Aku hanya nyegir kuda. Kulihat kesalah satu hal menarik di sekitar namzan tower ini. Yaa.. Jembatan Cinta. Aku akan segera menepati janjiku disana.

"kau mau naik ke atas?" tanya Leeteuk membuatku menatap kearahnya kembali.
"nde? Ohh. Kajja" kataku senang.

***

Setelah melihat pemandangan yang indah dari atas lantai atas Namsan Tower, aku dan Leeteuk pun turun dan menuju ke Jembatan cinta. Aku langsung pergi meninggalkan Leeteuk menuju gembok yang dulu aku pernah gantungkan disini. Aku mencari gembok itu dengan teliti.

"dimana ya?" tanyaku bingung.

Seingatku aku mengantungkannya disini. Tapi kenapa tak ada? kucari lebih teliti diantara ribuan gembok yang menggantung ini. Keringat panaspun mulai terasa di sekujur tubuhku. Aku takut gembok itu tak ada. Bagaimana aku busa menepatu janjiku kalau tidak ada.

Chajatta !! ini dia gembok milikku. Aku senang ternyata masih bagus. Aku ingat saat senelum aku berangkat ke China. Aku pernah memasang gembok ini. Disini tertulis Aku cinta ... . Aku berjanji akan mengisinya dengan nama cinta pertamaku. Aku mlirik ke arah Leeteuk oppa yang sedang sibuk melihat nama-nama yang ditulis di gembok yang mengantung di jembatan ini. Yaa.. Leeteuk. Akan kutulis nama itu disini.

Aku segera mengambil spidol di tasku. Kutulis nama Leeteuk di gembokku. AKu harap dengan dituliskannya nama ini, aku dan Leeteuk bisa terus dekat dan kami punya perasaan yang sama. Selesai .. Aku tersenyum senang melihat gembok cintaku kini sudah sempurna.

"kau menulis apa?" tanya Leeteuk tiba-tiba di belakangku.

Aku segera menutup tempat dimana gembokku berada. Leeteuk oppa memndangku heran. Pasti dia menyangka alu sedang mencorat-coret gembok milik orang lain.

"Ya ! kenapa kau menutupinya ?" tanya Leeteuk penasaran.
"aniyo.. tidak ada apa-apa disini"kataku.
"boleh aku lihat?" tanya Leeteuk.
"andwae !!!" tolakku.
"mwo?"
"maksudku. Kajja aku mau pulang." kataku mengalihkan.

Namun Leeteuk masih ingin tahu apa yang aku sembunyikan. Ia pun mencoba melihat sendiri tapi aku tak tinggal diam. aku terus menutupinya. Aku tak mau Leeteuk melihat apa yang aku tulis. Aku belum siap jika dia tahu sekarang.

"andwae !!"
"aku mau lihat apa yang tadi kau tulis, hanya sebentar" kata Leeteuk.
"aniyo.. aku tak menulis apa-apa" kataku terus menghalangi.
"kalau begitu kau tak perlu khawatir jika aku melihatnya."
"andwae ! Jebal.."

Leeteuk terus mencoba melihat apa yang ada di belakangku. Tapi aku terus menghalanginya kembali. Pokoknya Leeteuk tak boleh tahu tentang ini. Namun tiba-tiba kedua tangan Leeteuk melingkar di pinggangku sehingga membuat aku tegang. Jarak wajahnya sangat dekat dengan wajahku. aku tak tahu apa yang terjadi. Tapi saat aku sadar Leeteuk telah memindahkanku. Ia melepaskan tangannya dariku dan kini menghadap ke gembok-gembok yang salah satunya adalah milikku. Aku tersadar dan aku segera pergi. Aku malu sekali, mungkin Leeteuk oppa sudah membaca gembokku.

***

Semenjak kejadian itu aku tak pernah bertemu dengan Leeteuk oppa lagi. Leeteuk oppa juga pasti membenciku karena ku telah menyukainya tiba-tiba. ahh.. Eottohke? Apa aku harus menyerah?

"Heera-ssi" panggil seseorang.

Suara itu? Bukankah itu Leeteuk oppa?? Perlahan aku menoleh kearah suara itu. Aku terkejut karena memang itu dia. Kenapa dia harus muncul?? Aku belum siap menjelaskan semuanya.

"kau sedang apa melamun disini?" tanya Leeteuk.
"aku hanya sedang nnerpikir. Bukan melamun." kataku menyangkal.
"oh.. Ku kemana saja eoh? kenapa selalu menghindariku?" tanya Leeteuk.
"nde?" tanyaku tak mengerti.
"kau lupa saat itu aku memanggilmu?" tanya Leeteuk.

Oh.. aku ingat. Pernah sekali Leeteuk memanggilku saat di perpustakaan. Tapi aku pura-pura tak mendengar dan langsung pergi. Aku tak menyangka Leeteuk masih ingat kejadian itu.

"mungkin aku tak mendengarnya. hehe" kataku kikuk.
"oh.. Lalu kenapa kau pergi begitu saja saat di Namsan Tower waktu itu? padahal aku ingin bertanya gembok mana yang waktu itu kau pegang. Aku tak menemukannya" keluh Leeteuk oppa.

Aku dengan cepat melihat ke arah Leeteuk oppa. Apa maksudnya dia belum membaca gembokku?

"kau tahu ada ribuan gembok disana. Aku tak mungkin membacanya satu persatu. Memang apa yang kau tulis disana?" tanya Leeteuk.

Aku tersenyum mendengarnya. Ini berarti Leeteuk oppa tak tahu perasaanku padanya. syukurlah..

"sudah kubilang aku tak menulis apapun disana."
"ohh.. tapi aku lihat dengan jelas kau menulis sesuatu." kata Leeteuk kekeh.
"aigoo.. kau memaksa sekali.." kataku kesal.

Leeteuk tertawa sehingga aku pun ikut tertawa. Kemudian kami terdiam sesaat sibuk dengan pikiran kami masing-masing.

"Leeteuk-ssi.." panggilku.
"nde?"
"bolehkah aku memanggilmu Leeteuk oppa?" tanyaku ragu.
"tentu saja boleh. Memang ada yang salah?" tanya Leeteuk.
"aniyo.. Aku hanya ingin kau mengizinkanku memanggilmu oppa." kataku.
"oh.. Heera-ssi, tanpa kau tanya pun aku pasti mengizinkanmu."

Aku tersenyum mendengarnya. terlebih lagi hubunganku dengan leeteuk oppa mulai baik kembali. Tapi kapan ya aku akan menyatakan cintaku?

***

Aku melangkah menuju kelas Leeteuk oppa. Hari ini aku membawa kue buatanku untuk dimakan bersama dengannya. Kue ini spesial ku buat dan hari ini pun aku berencana mengungkapkan perasaanku padanya. Entah apa yang mendorongku melakukan hal gila ini. Tapi kulihat sikap Leeteuk oppa padaku membuat aku nyaman. Mungkin saja dia punya perasaan yang sama terhadapku. Kuharap semoga ini berhasil.

"Oppa.." panggilku saat kutemukan Leeteuk.

Kulihat Leeteuk sedang menuruni anak tangga. Ia langsung menoleh kearahku setelah mendengar aku memanggilnya. Senyuman merekah di wajahnya seolah senang melihatku disana. Ia pun menghampiriku.

"Heera-ya.. museun illiseo?" tanya Leeteuk nerhentu di depanku.
"oppa sedang sibuk tidak?" tanyaku
"aniyo.. kebetulan jam kuliahku sudah beres barusan. Tapi aku harus menemui temanku sekitar sepuluh menit lagi" jawab Leeteuk
"ohh.. Aku membawa kue buatanku sendiri. Kuharap kau mau mencobanya.." kataku sambil membuka keranjang yang ku bawa dan kuperlihatkan isinya.
"mm.. sepertinya enak" kata Leeteuk sambil mencium bau kue dari keranjang itu.
"kalau negitu cobalah" kataku mempersilahkan.

Leeteuk memasukan tangannya ke dalam keranjang. Ia mengambil cookies dan memakannya. Aku hanya menunggu pendapatnya. Apa itu akan enak atau tidak? Sebenarnya aku pun belum mencobanya karena aku ingin Leeteuk oppa yang mencoba dahulu.

"otte , Oppa?" tanyaku was-was.

Kulihat Leeteuk mengunyah kueku sambil merasakan rasanya. Matanya terlihat berpikir.

"Mashitda.. " ucap Leeteuk oppa sambil tersenyum sehingga membuatku senang.
"kau pintar sekali memasak" puji Leeteuk,
"gomawo oppa" kataku senang.
"ne.. Ahh aku harus segera pergi.. Annyeong" ucap Leeteuk.

Kulihat Leeteuk Oppa mulai melangkah pergi. Aku tak bisa diam saja. Aku harus mengatakannya sekarang. Ini kesempatanku.

"Changkaman oppa" tahanku.

Leeteuk menghentikan langkahnya dan berbalik lagi ke arahku. Kuatur nafasku karena aku merasa sangat gugup. Perlahan kakiku melangkah padanya. Tepat di hadapannya aku menghentikan langkahku. Kuangkat keranjang kue ini kearahnya.

"oppa .. ini untukmu.." kataku terbata.
"nde? oh.. gomawo" kata Leeteuk sambil menerima keranjang kueku.
"oppa."
"mwo?"
"Nan Neol Saranghae.. Kau bisa jawaban pernyataanku ini lain kali"

Dengan segara aku pergi dari hadapan Leeteuk. Aku berlari menjauhi Leeteuk oppa yang melongo mendengar ucapanku. Aku malu dan tak mau mendengar jawaban darinya setelah aku mengucapkan perasaanku padanya. Aku hanya butuh untuk mengungkapkannya saja sekarang.

Aku berhenti berlari di balik sebuah tembok sambil mengatur detak jantungku yang berdebar kencang. Akhirnya aku bisa menyatakan cintaku pada Leeteuk oppa. Kuharap dia juga bisa membalas cintaku.

***

"Heera-ya.." panggil seseorang.

Aku menoleh ke belakang dan mendapati eonniku di dekat pintu kamarku.

"eonni.. museun illiseo?" tanyaku.
"mm.. ada seseorang yang ingin aku kenalkan padamu" kata Minra eonni ragu.
"nuguya?"
"kau lihat saja. Dia ada di ruang tamu sekarang" kata Eonni membuatku penasaran.

Aku turun dari tempat tidur dan melangkah menuju ruang tamu. Sementara Minra Eonni menuju dapur untuk membawa sesuatu. Tapi kenapa suasana hatiku berubah tak enak begini? kenapa jantungku berdebaran?

Saat sampai di depan ruang tamu , aku melihat seorang namja yang sedang melihat sebuah lukisan. Aku seperti tak asing dengan namja ini tapi dia siapa ya? walaupin begitu au tetap menghampirinya.

"annyeong" ucapku

Namja itu menoleh padaku. Seketika mataku membulat melihat dia adalah Leeteuk oppa. Kenapa Leeteuk oppa ada disini? Sedang apa?

"Heera-ya? Ternyata ini rumahmu?" kata Leeteuk pun baru sadar.
"ne.. Sedang apa oppa disini?"
" mm.. aku.."

Tiba-tiba Min ra Eonni datang sambil membawa minuman dan makanan ringan. Ia meletakkannya di meja. Kemudian ia menatap ke arahku dan Leeteuk oppa.

"Heera-ya, ini Park Jung Soo. Dia namjachinguku yang waktu itu kuceritakan padamu." jelas Minra Eonni memnuatku shock.
"jadi kalian?"
"Heera.." ucap Leeteuk

Apa maksudnya semua ini? Leeteuk adalah Park Jung Soo, namja chingu kakakku? Maldo andwae !! Rasanya hatiku hancur seketika. Semua harapanku pupus seperti debu yang tertiup angin. Ini sekaligus menjawab pernyataanku tadi siang pada Leeteuk oppa. Kenapa harus sesakit ini? Dan kenapa harus kakakku?

"apa kalian merencanakannya??" tanyaku sangat marah. Perlahan air mataku jatuh
"Heera-ya.. aku tak tahu jika kau.." kata Leeteuk.
"DIAM !! apa maksud kalian melakukan ini? kenapa Eonni begitu tega padaku? Eonni sudah tahu kan jika Leeteuk itu park Jung Soo?" tanyaku terisak.
"Heera, bukan maksud Eonni untuk menyembunyikan semuanya. Eonni hanya tak mau kau kecewa. Eonni hanya ingin menjaga perasaanmu. Itu saja." kata Eonni Minra menjelaskan.
"Aniyo.. AKU BENCI KALIAN !!!!" teriakku lalu pergi keluar rumah.

***

Kini aku sedang berdiri di depan gembok cintaku. Kupegang sebuah batu di tangan kananku. Air mataku masih mengalir karena kejadian tadi. Sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan bahwa Leeteuk oppa adalah namjachingu kakakku. Cinta pertamaku adalah cinta pertama kakakku. Ini sungguh tak masuk akal. Kenapa semua ini harus terjadi padaku?

Disini aku.. Yaa.. aku ingin menghancurkan gembokku ini. Gembok yang bertuliskan bahwa aku mencintai Leeteuk oppa. Akan kuhancurkan seperti hatiku yang hancur ini. Lagipula sudah tak ada gunanya menggantung pun. Semuanya sudah berakhir. Aku tahu semua orang di sekitarku memndangku aneh. Tapi aku tak peduli.

Kupegang gembok milikku lalu kupukuli gembok itu dengan batu. Dengan sekuat tenaga aku mengeluarkan emosi di dalam hatiku. Beberapa kali tangan kiri pun terluka karena terkena batu itu. Tapi aku harus melepaskan gembok itu. Rasa sakit ditanganku tak sebanding dengan apa yang ada di hatiku.

Tiba-tiba kurasakan seseorang menahan tanganku. Kulihat Leeteuk ada di sampingku dan menatapku tajam. Darimana dia tahu aku ada disini?

"kau melakukan apa eoh? Hanya kau satu-satunya yang melakukan hal gila ini ! Kau ingin ditangkap keamanan?" tanya Leeteuk oppa.
"lepaskan tanganku. Tak usah berpura-pura baik padaku lagi" kataku ketus.
"iss.. Kajja kita pulang."

Leeteuk menarik tanganku kuat. Walaupun aku sudah memberontak tapi cengkramannya tak lepas juga. Dan ia berhasil menyeretku pergi dari tempat itu. Namun tak jauh dari tempat itu aku berhasil melepas cengkraman tangannya dariku.

"untuk apa kau peduli padaku?" tanyaku
"karena kau sudah kuanggap adikku sendiri" kata Leeteuk oppa membuat hatiku semakin sakit.

Aku tersenyum miris mendengarnya. Kulangkahkan kakiku menjauh darinya, namun ia segera menahanku kembali dengannya. Aku memberontak lagi sehingga tangannya perlahan terlepas dari pundakku.

"kau tak mengerti" kataku menahan tangisanku agar tak jatuh lagi.
"kau adalah cinta pertamaku. Sulit bagiku untuk menerima kau dan kakakku punya hubungan khusus." jelasku.
"aku pun baru tahu kau adalah adik dari Minra" kata Leeteuk
"Kau tetap jahat padaku. Kau biarkan aku menaruh harapan padamu. Kau biarkan aku jatuh cinta padamu seperti ini ! Kau benar-benar jahat" tegasku tak mau tahu.
"Heera-ya, aku menyayangimu hanya sebagai adikku"
"DIAM ! Aku tak mau mendengar apapun lagi !!"
"Heera-ya, kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari aku. Jebal, mianhaeyo" ucap Leeteuk.

Aku tak bisa berkata apa-apa. Aku memilih untuk berlari saja sekuat tenaga, meninggalkan Leeteuk yang memanggil namaku. Kini aku sendiri, merasakan rasa sakitku sendirian.

***

Kulangkahkan kakiku menuju kamar tidurku. Aku lelah dengan semua yang terjadi hari ini. Begitu mengejutkan dan menyedihkan. Aku tak tahu berapa banyak air mata yang telah kubuang hanya karena menangisi hal ini. Entahlah ..

Saat aku melewati kamar Min Ra Eonni, kudengar ia sedang berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Sepertinya dia sedang berbicara dengan Leeteuk. Ada hal yang membuatku tertarik untuk menguping.

"oppa, lebih baik kita batalkan pertunangan kita"

Mwo? Mereka akan bertunangan? Kutajamkan lagi mendengaranku dari balik pintu kamar Minra Eonni. Kenapa hatiku merasa sangat bersalah seperti ini?

"Tapi aku ingin rencana pertunangan kita dibatalkan. Aku tak mau dianggap kakak yang jahat oleh Heera. Aku sangat menyayanginya. Jebal, Jungsoo oppa"

DEG ..
Orang seperti apa aku ini? Aku begitu egois mengutamakan perasaanku tanpa memikirkan kebahagiaan kakakku. Kenapa aku jadi begini? Padahal kakakku lah yang pertama datang di kehidupan Leeteuk oppa. Aku tak boleh seperti ini.

"ANDWAE !" ucapku sambil menerobos masuk ke dalam kamar Minra Eonni.

Minra eonni terlonjak kaget melihatku tiba-tiba datang. Ia mematikan teleponnya dan menatapku.

"eonni, jangan batalkan pertunanganmu dengan Leeteuk oppa" kataku.
"mianhae, tapi eonni lebih menyayangimu"
"eonni ."
"Heera-ya, aku tak mau kau bersedih. Eonni mau kau bahagia. Jangan pikirkan eonni. Naneun gwaenchana" kata Minra Eonni lirih.
"Jika eonni menyayangiku, menikahlah dengan Leeteuk oppa. Aku sadar bahwa mungkin cinta itu tak harus memiliki. Jebal eonni, aku tak mau jadi perusak hubungan kalian" kataku. Air mataku jatuh kembali.
"kau serius, Heera-ya?" tanya Min Ra eonni ragu.
"nde .. Berbahagialah bersamanya" ucapku sambil tersenyum.

Minra eonni sejenak menatapku. Kemudian ia memelukku sangat erat. Aku pun memeluknya

"gomawo"ucapnya

***

Hari ini adalah hari pertunangan antara Leeteuk oppa dan kakakku, Minra eonni. Banyak tamu yang hadir di pesta ini. Appa dan eomma pun datang dari Busan. Pesta ini memang sangat mewah dan ramai.

Aku tahu berat rasanya melepaskan cinta pertamaku. Tapi aku tak berhak merebut apa yang bukan milikku. Yaa, seperti apa yang Leeteuk oppa bilang mungkin akan ada yang lebih baik dari dia untukku. Kuharap itu.

Semua orang termasuk aku bertepuk tangan saat Minra eonni dan Leeteuk oppa saling menyematkan cincin di jari manisnya masing-masing. Aku sangat bahagia, dan mereka memang pasangan yang sangat serasi. Minra Eonni kemudian memelukku dengan hangat.

"sekali lagi, gomawoyo" ucapnya di telingaku.
"ne, eonni." sahutku senang.

Aku kini sedang menyapa para tamu yang hadir. Banyak sekali sampai tenggorokanku terasa kering. Aku pun memutuskan untuk pergi mengambil minuman. Kuteguk minuman itu sampai habis.

"leganya" kataku saat tenggorokanku mulai pulih kembali.

Kuletakan gelas di meja. Saat aku hendak pergi, kulihat seorang namja sesekali memperhatikan ke arahku. Aku langsung menatap ke bajuku apa ada yang salah atau tidak. Memang tak ada yang salah tapi kenapa namja itu memperhatikanku dengan senyuman yang mengerikan -bagiku- seperti itu.

Tiba-tiba kudengar Leeteuk oppa berbisik di telingaku.

"Dia bernama Cho Kyuhyun" ucapnya.

Aku memandang Leeteuk oppa tak mengerti.

"sepertinya dia sedikit menaruh perhatian padamu" bisiknya lagi membuat dahiku mengkerut.

Aku memandang kembali ke arah namja tadi. Cho Kyuhyun? Ahh.. sudahlah.. Tapi dia manis juga hehe

The End

Tidak ada komentar: